Penyediaan waktu Pengaturan ruangan

          35 Terjemahan Q.S. Al-Jumu ‟ah:2 sebagai berikut: Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah As Sunnah. dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Bila dianalisis Firman Allah al-Jumu ‟ah ayat 2 ini sesungguhnya peserta didik itu pada awalnya adalah tidak mengetahui apa-apa. Berawal dari buta huruf jika dipelajari dan diminati serta berdasarkan pendekatan humanis yang selalu memberi nilai kebaikan maka peserta didik tersebut akan mampu mencapai kebenaran. Melalui kurikulum berdasarkan pendekatan humanis peserta didik menemukan kebijaksanaan hikmah.

6. Penyediaan waktu

Penentuan berapa lama waktu yang digunakan dalam pengajaran, selalu berbeda-beda antara satu bidang studi dengan bidang studi lainnya. Hal ini tergantung pada bobot bidang studi tersebut, baik menyangkut pokok bahasan, tujuan yang diharapkan, pengelompokan peserta didik, tersedianya ruangan belajar mengajar yang diperlukan, kemampuan dan minat peserta didik itu sendiri terhadap pokok bahasan yang disampaikan. Pengaturan waktu secara terinci dapat dilakukan dengan mempertimbangkan dan menganalisis setiap tujuan yang akan dicapai, kecepatan dan kemampuan peserta didik dalam memahami pelajaran dan sebagainya. Dalam penetapan waktu tersebut biasanya dapat dimuat penggunaan waktu beberapa menit untuk tahap pendahuluan, beberapa menit untuk penyajian dan beberapa menit untuk kesimpulan dan penutup pelajaran dan sebagainya. Disimpulkan landasan organisatoris pendekatan humanis dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 berdasarkan penyediaan waktu diharapkan peserta didik memanfaatkan setiap 35 Q.S.Al- Jumu‟ah62:2. kesempatan dengan mengisi aktivitas pembelajaran yang menguntungkan. Penyediaan waktu dapat dijadikan sebagai prinsip mengevaluasi pembelajaran supaya menyenangkan.

7. Pengaturan ruangan

Pengaturan ruangan yang telah mentradisi di sekolah pada umumnya menggunakan pengaturan kelas, di mana papan tulis terletak di depan tengah, bangku-bangku peserta didik dijejer menghadap ke depan papan tulis dan meja guru di sebelah kiri atau kanan papan tulis. Untuk memungkinkan adanya perubahan suasana kelas yang lebih nyaman, mungkin bangku peserta didik dapat diatur setengah melingkar, papan tulis di belakang meja pendidik. Dengan demikian peserta didik terhindar dan tidak terhalang oleh temannya dan dapat bertatapan langsung dengan guru atau sesama temannya. Dalam belajar secara kelompok, kursi dapat diatur sedemikian rupa mengelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing, dengan bentuk setengah melingkar tanpa mengganggu kelompok lainnya. Sedangkan dalam belajar individual, kursi dan meja peserta didik dapat diatur menghadap ke tembok agar peserta didik dapat belajar secara terkonsentrasi tanpa terganggu teman lain. Pertimbangan lain dalam pengaturan ruangan dapat dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Tugas apa saja yang akan dikerjakan peserta didik b. Ruangan apa saja yang akan tersedia c. Bagaimana pengelompokan belajar peserta didik d. Apa saja sumber, penunjang, media yang dapat digunakan peserta didik dalam belajar. e. Limit waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan dalam mengelola kelas ataupun mengatur ruangan landasan organisatoris kompetensi pendekatan humanis dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam 2013 bertujuan agar peserta didik menikmati iklim pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran yang bervariasi serta menyenangkan menjadikan peserta didik semangat dan termotivasi belajar.

8. Pemilihan media