Kurikulum melalui pendekatan humanis memberikan latihan bersama di kelas. Pengalaman yang dirancang untuk menciptakan
kesempatan untuk mengamati kelompok yang difasilitasi oleh konselor profesional. Kurikulum dengan pendekatan humanis membuat peserta
didik berlatih keterampilan dengan dukungan dan bimbingan dari supervisor mereka untuk memenuhi kebutuhan perkembangan awal
tingkat peserta didik. Dengan demikian kurikulum humanis dibangun berdasarkan baik pengalaman pribadi dan instruksi didaktik untuk
merangsang pertumbuhan perkembangan kognitif peserta didik dalam lingkungan yang mendukung. Kunci untuk pendekatan kurikulum humanis
ini adalah dinamis untuk membangun kesadaran pribadi peserta didik dan keterampilan ketangkasan dengan menciptakan hati-hati yang terstruktur,
segmen tambahan dari pertumbuhan pribadi dan profesional di seluruh diri peserta didik.
Berikut diaplikasikan landasan pendekatan humanis dalam kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam mulai dari jenjang pendidikan
sekolah dasar SD hingga sekolah menengah atas SMA, juga dari jenjang pendidikan madrasah Ibtidaiyah MI sampai madrasah Aliyah
MA.
1. Pendekatan Humanis Dalam Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam 2013 di Sekolah Dasar SDMadrasah Ibtidaiyah MI
a. Struktur Kurikulum Sekolah Dasar SDMadrasah Ibtidaiyah
MI
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi kontenmata pelajaran
dalam kurikulum, didistribusi kontenmata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan
pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar
seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum dirancang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan
batas-batas kemanusiaan. Struktur kurikulum senantiasa beracuan kepada pasal 36 Undang-Undang Sistem Pendikan Nasional No. 20
Tahun 2003 yang berbunyi: Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a. peningkatan iman dan takwa; b. akhlak
mulia; c. potensi, kecerdasan dan minat peserta didik; d. keragaman potensi daerah dan lingkungan; e. tuntutan
pembangunan daerah dan nasional; f. tuntutan dunia kerja; g. perkembangan ilmu pengetahuan dan technologi dan seni; h.
agama; i. Dinamika perkembangan global; dan j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
40
Kurikulum menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tersebut mencerminkan bahwa banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam
menyusun kurikulum yang kesemuanya harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, berarti adanya standar nasional. Dan diharapkan mampu merencanakan semua materi pelajaran mulai dari hal-hal yang
dibutuhkan hingga yang mampu untuk dilaksanakan. Maka sangat
40
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam
Undang-Undang Sisdiknas Jakarta: Depag RI, 2003, h.50.
berperan bagaimana pelaksanaannya dalam pengalaman belajar untuk mencapai efektifitas belajar. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah
mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan, sebagaimana dalam tabel berikut
Tabel 1 Struktur Kurikulum Sekolah Dasar SDMadrasah Ibtidaiyah MI
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
BELAJAR PER MINGGU
I II
III IV V
VI Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4
4 4
4 4
4 2. Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan 5
6 6
4 4
4 3. Bahasa Indonesia
8 8
10 7
7 7
4. Matematika 5
6 6
6 6
6 5. Ilmu Pengetahuan Alam
- -
- 3
3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial -
- -
3 3
3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya termasuk muatan lokal
4 4
4 6
6 6
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
termasuk muatan lokal 4
4 4
3 3
3
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
30 32
34 36
36 36
Keterangan: Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
Kegiatan Ekstra Kurikuler SDMI antara lain: - Pramuka Wajib
- UKS - PMR
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B
adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik. Masing-masing kelompok terdistribusi sesuai dengan
=
Pembelajaran Tematik Integratif
tingkat perkembangan peserta didik. Demikian halnya dengan kegiatan ekstra kurikuler disesuai dengan kondisi psikologis dan fisiologis peserta
didik sehingga ranah afektif, kognitif dan psikomotorik saling berkesinambungan. Peserta didik tingkat dasaribtidaiyah merupakan
peserta didik yang mudah untuk dipahami sebab kondisi ruhaniah dalam tahap permulaan. Kondisi peserta didik ini memudahkan pendidik untuk
mengarahkan membimbing sesuai dengan pendekatan humanis. Pendekatan humanis dengan kerangka ajaran Islam dapat membangun
semangat belajar, dorongan berkreativitas tanpa ada unsur benci, menang sendiri dan kompetisi yang mengganggu fysik dan fysikis peserta didik.
Dalam hal ini pencapaian tujuan pendidikan mudah di mana peserta didik mampu mengembangkan kognitif, mewujudkan afektif dan mengkordinir
psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan
konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang
berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian
diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
b. Beban Belajar