Pola Pertemuan “ Dating Couples”

merupakan informasi yang didapatkan melalui pergaulan untuk memudahkan “dating couple” ketika ingin bertemu dengan pasangan gelapnya. Rumah keluarga yang juga dijadikan sebagai tempat pertemuan dikarenakan adanya peluang dan kesempatan yang memungkinkan pasangan untuk mengunjungi rumahnya, hal dikarenakan suami yang bekerja di luar kota dan anak-anak yang sibuk dengan kegiatan masing-masing emungkinkan rumah lebi sering berada dalam keadaan kosong. Sementara dalam pola satu rumah tinggal bersama digunakan agar tidak ada biaya tambahan dan kapan saja dapan melakukan hubungan intim. Selanjutnya tanpa adanya rumah dan pertemuan dilakukan di warung remang-remang ataupun di hotel saja, terlihat bahwa hubungan gelap yang dilakukan benar-benar dijaga dikarenakan “dating couple” tidak menginginkan tetangga dan keluarga mengetahui hubungan yang dilakukan tersebut, dengan kata lain “dating couple” masih sangat menjaga hubungan rumah tangga satu sama yang lainnya. Pola tempat tinggal yang terakhir dalam penelitian ini adalah tanpa adanya rumah yang dibina bersama, tanpa adanya hubungan intim dan pertemuan hanya dilakukan di warung remang-reamang Pada pola ini terlihat bahwa hubungan intim bukanlah yang menjadi patokan, tidak terlibatnya hubungan seksual dalam hubungan gelap ini dikarenakan rasa menghargai kepada sang suami, hubungan gelap yang dijalani hanya digunakan untuk teman berbicara tanpa terlalu terikat dalam komitmen diantaranya.

4.3. Pola Pertemuan “ Dating Couples”

Pertemuan seorang pria dan wanita pertama sekali tidak akan pernah disangka dan diketahui kapan itu terjadi. Pertemuan antara seorang pria dan wanita merupakan awal komunikasi yang terjadi diantaranya. Pola pertemuan ini melihat lingkungan tempat bertemunya “dating couples” yaitu di warung remang-remang dan bungalow atau hotel kelas melati, selanjutnya penelitian ini juga melihat adanya Universitas Sumatera Utara waktu pertemuan yang terjadi dalam pola pertemuan pada “dating couples” yaitu pertemuan dengan jadwal yang tertentu, pertemuan dengan waktu yang tidak tertentu, dan pertemuan setiap harinya. Foto “dating couple” yang melakukan pertemuannya di warung remang-remang Awal pertemuan “dating couples” dilakukan dengan pembicaraan- pembicaraan ringan yang menentukan kecocokan diatara keduanya, selama dalam berkomunikasi baik pria dan wanita memperhatikan dengan teliti bagaimana fisik satu sama yang lain diiringi dengan gerak tubuh kedua belah pihak. Ketika satu dengan yang lainnya memiliki ketertarikan maka mereka akan membicarakan mengenai pertemuan berikutnya ataupun dengan saling memberi nomor handphone untuk perjanjian bertemu. Wawancara AT, 9 Mei 2013 “..dulu kami ketemu dengan BP secara gak sengaja di warung remang-remang, waktu itu aku baru putus dari SAN. Dia samperin aku disitu terus ajak kenalan, dari situ kami mulai sering ketemu…” Pola pertemuan “dating couples” yang akan dibahas bukanlah bagaimana awal “dating couples” ini bertemu, tetapi bagaimana cara “dating couples” melakukan pertemuan-pertemuan berikutnya ditempat-tempat yag telah disepakati bersama. Tempat-tempat tersebut biasanya jauh dari lingkungan keluarga ataupun Universitas Sumatera Utara tersembunyi yang memberikan kenyamanan antara keduanya untuk melakukan komunikasi dan menyampaikan perasaan yang ada seperti di warung remang-remang dan hotel-hotel kelas melati. Selain itu “dating couples” juga melakukan tegur sapa dan panggilan- panggilan mesra. Panggilan mesra yang diberikan “dating couples” merupakan panggilan istimewa kepada pasangannya. Panggilan tersebut seperti telah melekat di diri mereka, apabila “dating couples” mengalami perselisihan. Panggilan sayang tersebut tidak bisa terucap namun memiliki arti apabila mereka memanggil pasangannya kembali dengan mesra ketika mereka mulai berbaikan lagi. Panggilan “sayang”, “honey”, “sweat heart”, “mama papa” dianggap merupakan pengungkapan perasaan sehingga ketika mereka sedang bersama di warung remang-remang tidak ada orang lain yang berani mendekati ataupun merebut pasanganny tersebut dikarenakan adanya perasaan bahwa “dia adalah milikku”. Wawancara ALI, 15 Mei 2013 “… kalau dulu setiap ketemu aku panggil bre nya, “capek kerjanya nanginku sayang” kayak gitu lah… ” Wawancara RP, 30 Mei 2013 “…kami tinggal serumah jadi yang paling sering aku komunikasi ke dia itu bilang “udah makan kam sayangku” sewajarnya aja sih…” Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…ada rasa memiliki kalau ada panggilan sayang gitu, tapi gak jaminan juga panggilan itu buat jaga hubungan…” Menjaga pasangan untuk tidak berpaling adalah hal yang sulit dikarenakan kepribadian yang dimiliki manusia adalah berbeda. “Dating couples” memiliki beberapa jawaban agar mereka dapat menjaga hubungan dengan pasangannya : 1. Fisik. “Dating couples” berusaha untuk selalu memberikan penampilan yang menarik kepada pasangannya agar pasangannya tidak melihat orang lain yang Universitas Sumatera Utara memiliki penampilan yang lebih baik sehingga memikat hati pasangannya. “Dating couples” kerap kali memberikan penampilan yang menarik dan sedikit berlebihan ketika akan bertemu dengan kekasih gelapnya. Wawancara MJ, 25 Mei 2013 “...menjaga penampilan itu lebih baik kalau tidak seperti itu dia akan mencari wanita yang lebih cantik dari pada ku, nanti beberapa kali kalau kami ketemu dia suka bilang aku cantik…” 2. Komunikasi. Komunikasi dalam “dating couples” merupakan hal yang penting dimana satu sama yang lainnya seling member kabar, disamping itu “dating couples” berkomunikasi juga untuk menjaga agar hubungan mereka tidak diketahui oleh suami ataupun isteri resmi mereka. Komunikasi yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan hubungan “dating couples”. Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…saling menjaga perasaan aja dengan komunikasi, kalau udah ada komunikasi semuapun aman…sering janjian ketemuan terus sewa kamar” 3. Hubungan Seksual dan Foreplay. Hubungan seksual dalam “dating couples” tidak pernah lepas dari bagian hubungan mereka. “dating couples” berusaha untuk tetap menjaga kebutuhan seksual antara satu dengan yang lainnya tanpa. “Dating couples” harus mengetahui bagian-bagian yang sensitif agar hubungan seksual lebih sempurna apabila kebutuhan itu tidak dipenuhi maka dengan kemungkinan “dating couples” akan mencari pasangan yang baru yang lebih mengerti akan kebutuhannya. Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…kalau aku lebih ke yang kayak gituannya karena waktu aku masih hubungan dengan AT secara langsung dia bilang kalau dia butuh karena aku juga tau kalau suaminya sendiri gak pernah memanjakannya dengan berhubungan yang begituan…” Pola pertemuan yang melibatkan “dating couples” biasanya terdapat pada lingkungan bebas norma dan rendahnya kontrol sosial, cenderung mengundang Universitas Sumatera Utara hasrat dan kebutuhan seks seiring dengan kebebasan yang ingin dirasakan. Lingkungan bebas norma yang memiliki kontrol sosial yang rendah ini berada dilingkungan dengan kelas sosial menengah kebawah. Lingkungan ini kerap kali dikaitkan dengan prostitusi dan penggunaan obat-obat terlarang. Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…aku suka ke warung remang-remang tapi awalnya yang ku cari disini minum tuak biar lebih tenang, ternyata jadi banyak kenalan termasuk kenal-kenal sama perempuan disini. Semuanya disini perempuannya sama dan disetiap sudut bersama pasangannya, jadi apa salahnya aku juga sambilan dengan perempuan disini biar ada kawan cerita…” Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…aku sering janjian di hotel-hotel, karena aku gak suka tempat- tempat terbuka terlalu banyak yang ngelihat aku takutnya terancam dengan kerjaanku karena aku juga sambilan mengkonsumsi narkoba di hotel itu…” Lingkungan tempat bertamunya “dating couple” adalah lingkungan yang terlepas dari norma dan kontrol sosial. Namun hal tersebut tetap saja dilakukan “dating couples” dimana menurut mereka hal tersebut dapat memberikan kebahagiaan kepada diri mereka sendiri tanpa memperhatikan bahwa mereka telah melanggar norma-norma yang ada. Wawancara AT, 9 Mei 2013 “…memang tidak seharusnya seperti ini, perbuatan ku memang tidak baik tapi semua orang itu berhak mencari kebahagiaannya walaupun cara ku salah, ada niat memang untuk berubah tapi mungkin bukan sekarang…” Wawancara US, 21 Mei 2013 “…memang tidak sesuai dengan norma yang diajarkan, tapi dengan inilah cara ku bekerja dan hilangi stress ku. Semuanya tergantung keadaan kalau bisa milih gak ada orang yang mau kayak gini…” Universitas Sumatera Utara 4.3.1. Lingkungan Tempat bertemunya “Dating Couples” 4.3.1.1.Rumah Salah Satu “Dating Couples” Rumah merupakan tempat untuk manusia berlindung dari hujan dan teriknya sinar matahari, rumah juga dijadikan tempat perlindungan dari ancaman-ancaman yang terdapat diluar. Namun rumah tersebut beralih fungsi oleh “dating couples”. Rumah salah satu “dating couples” dijadikan sebagai tempat bertemunya pasangan diluar pernikahan ini. Seperti yang dijelaskan pada sub bab sebelumnya, rumah “dating couples” terdapat pola tempat tinggal yang juga dijadikan sebagai pola pertemuan yang dilakukan oleh “dating couples”. Pertemuan di rumah dilakukan HS dan kekasihnya, AT dan kekasihnya, serta US dan ALI Wawancara US, 21 Mei 2013 “…biasanya kalau aku lagi gak kerja orang ini suka duduk-duduk di dekat sungai, beli tuak dan tambul sambil ngobrol-ngobrol…” Wawancara AT, 7 April 2013 “... kebetulan juga rumah kami berdekatan, jadi gak pernah ada janji untuk kumpul, tapi kalau nanti misalnya pacar HS datang dan ajak kumpul dia tinggal panggil aja terus aku hubungi pacarku juga biar datang...” Universitas Sumatera Utara Sering kali pria terlihat duduk diteras rumah wanita yang merupakan kekasihnya. Suasana yang diperoleh tidak hanya suasana yang memiliki kenyamanan diantara keduanya saja tetapi beberapa dari pertemuan mereka di rumah tersebut terjadi pertengkaran yang melibatkan orang-orang yang berada disekitar lingkungan rumah tersebut. Pola pertemuan yang dilakukan “dating couples” ke rumah pasangannya terlihat bahwa seorang pria yang kerap sekali mengunjungi wanita. Wanita diberi jarak agar tidak terlalu masuk dalam kehidupan pria tersebut, terlihat bahwa pria lebih menjaga keutuhan keluarganya. Wawancara HS, 4 Mei 2013 “...aku tau rumahnya, tapi aku gak pernah ke sana karena aku juga tau kalau dia pacar itu suami orang. Aku juga gak mau kami berantem karena sampai ketauan sama isterinya...” ES, SAN, ALI, dan BP menjaga agar hubungannya dengan wanita simpanannya tetap berjalan stabil dan romantis begitu juga hal tersebut dilakukan pria kepada isteri resminya. ES, SAN, ALI, dan BP tidak ingin keluarganya mengetahui pengkhianatannya hanya karena kejenuhan yang dimiliki pria tersebut. Kejadian yang seperti inilah yang berulang kali menjadi pertengkaran antara “dating couples”. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “…waktu masih sama AT, aku sering bertengkar dengan isteriku karena beberapa kali anak ku tau kami ketemuan dan anak- anak ku sms an sama AT. Aku yang tau kejadian itu langsung marahin AT karena kami kan sama-sama punya keluarga masing-masing jadi dia juga harus ngerti kondisi supaya sama-sama nyaman jalani hubungan…” Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…aku langsung kasih pengertia supaya dia jangan pernah luan hubungi aku, biar kedepannya juga gak ada masalah…” Universitas Sumatera Utara Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…aku pun jaran di Medan, tapi kalau aku mau ke Medan aku kabari dia biar janjian ketemu dimana dan jam berapa. Pernah lah ketahuan sama isteri ku, tapi sebisaku ku asih penjelasan…” 4.3.1.2.Warung Remang-remang Warung remang-remang merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh para “dating couples” dan merupakan salah satu tempat pertama kalinya “dating couples” bertemu. Warung remang-remang ini banyak terlihat di Kecamatan Medan Selayang atau disepanjang Jl. Setia Budi Medan menuju arah Pancur Batu. Dengan beratapkan rumbia dan bangku serta meja yang terbuat dari potongan kayu yang bentuknya tidak rapi selayaknya kursi atau meja yang diberi ukiran seni. Warung remang-remang ini bukanlah tempat hiburan malam seperti kehidupan modern dimana didalamnya terdapat minuman-minuman beralkohol yang berasal dari berbagai negara dengan racikan-racikan sehingga memberikan rasa tersendiri. Di warung remang-remang hanya tersedia minuman yang terbuat dari olahan pohon nira dan disebut dengan minuman tuak, adapun campuran alkohol didalamnya bukanlah alkohol yang memiliki kadar yang tinggi. Universitas Sumatera Utara Warung remang-remang memiliki sedikit lampu sehingga suasana yang terdapat didalamnya terlihat sedikit gelap ataupun remang. Lampu-lampu terdiri dari berbagai macam warna yang berkelap-kelip membuat para pengunjung yang kebanyakannya adalah “dating couples” bebas melakukan sesuatu terhadap pasangannya. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa warung remang-remang yang diamati operasional dimulai pada siang hari sekitar jam satu siang, namun pengunjung yang datang hanyalah satu sampai dua orang saja. Warung remang-remang dibuka cepat agar para pegawai yang bekerja membersihkan lokasi ini agar pengunjung mendapatkan kenyamanan apabila berada ditempat tersebut. Operasional mulai berjalan sepenuhnya sekitar jam lima sore dimana pengunjung dapat menikmati live music dan bisa berkaroke ditempat ini. Ketika music mulai dimainkan terlihat pengunjung semakin berdatangan untuk menikati suasana yang terdapatnya. Warung remang-remang dapat menampung 80- 110 pengunjung didalamnya. Wawancara US, 21 Mei 2013 “…banyak yang ku kenal disini, selain tempatku cari makan disini banyak kawan-kawan baru juga yang bisa bantu-bantu aku supaya gak terlalu jenuh dengan kerjaanku…” Wawancara CS, 16 Mei 2013 “…pulang kerja aku suka ke sini, dirumah cuman ada anak pertama dan anak terakhirku. Kalau disini sehabis capek ngajar aku bisa ketemu kawan-kawan buat ngobrol dan ketemu dama dia kekasihnya…” Universitas Sumatera Utara Terlihat seluruh pria dan wanita yang berada diwarung remang-remang ini bersantai sambil menikmati puntungan demi puntungan rokok. Ketika jam mulai meninggi pengunjung secara bergantian menuju tempat untuk menunjukkan keahliannya dalam bernyanyi, para pengunjung dibatasi hanya sampai dua lagu saja. Sekitar hari menjelang gelap lampu kelap-kelip mulai dinyalakan oleh pengunjung dan mereka mulai bergerak ke lantai dansa bersama pasangan mereka masing-masing berjoget sambil berpelukan satu sama lainnya, ekspresi mereka terlihat sangat bahagia bersama pasangan mereka. 4.3.1.3.Bungalow atau Hotel kelas Melati Hotel-hotel kelas melati yang terdapat disekitar jalan Jamin Ginting menuju Pancur Batu dan hotel-hotel di sekitar Bandar Baru merupakan lokasi kedua yang sering sekali dikunjungi “dating couples” selepas mereka melakukan pertemuannya di warung remang-remang. Namun hotel yang paling sering dikunjungi adalah hotel yang berada di sekitar Jalan Jamin Ginting dikarenakan dekat dengan warung remang-remang dan harga yang ditawarkan relatif murah. Di tempat ini “dating couples” menunjukan kerinduannya terhadap pasangannya ditempat ini dengan obrolan-obrolan kecil diantaranya dan saling menceritakan keberadaan mereka ketika sedang tidak bertemu. Obrolan kecil yang Universitas Sumatera Utara dimulai berujung pada pujian-pujian sehingga dapat memikat hati pasangan dan selanjutnya mereka akan berhubungan seksual. Hotel kelas melati yang berbentuk seperti kamar di rumah tidak memiliki fasilitas dengan kualitas yang tinggi seperti hotel-hotel berbintang yang berdiri megah di tengah-tengah Kota Medan. Namun harga kamar yang ditawarkan cukup murah dengan fasilitas ac, televisi, springbed, meja, kursai, seperti kamar mandi di dalam ruangan tetapi dengan kualitas yang seadanya saja tidak seperti di hotel berbintang. Dalam penelitian yang dilakukan di Hotel Sehati di sekitar jalan menuju Pancur Batu pengelola hotel menyediakan garasi yang tertutup didepan kamar hotel dimana apabila pengunjung datang dengan membawa kendaraan maka rooling door ataupun pintu garasa itu akan ditutup untuk menjaga privasi pengunjung dan kamar ini hanya seharga Rp. 70.000. Wawancara CS, 16 Mei 2013 “…selepas dari warung remang-remang kami sewa kamar deket- deket sini karena kalau sewa kamar privasi lebih terjaga dan tidak canggung untuk ngapain aja karena gak takut diomongi sama orang- orang…” Menuju arah Berastagi tepatnya di penatapan ada sebuah penginapan yang tidak memiliki nama, mereka menyediakan kamar-kamar dengan fasilitas televisi, spring bed, kursi yang terbuat dari bamboo, serta kamar mandi yang terdapat di dalam ruangan, kamar ini disewa senilai Rp. 100.000 berbanding jauh dengan yang berada di Hotel Sehati, tetapi penginapan ini menjual susasana dimana mereka menyediakan tempat duduk di halaman penginapan yang berhubungan langsung dengan bukit-bukit di Penatapan serta dapat menikmati dinginnya Penatapan dengan menikmati jangung bakar yang merupakan jajanan khas Penatapan. Bungalow Latersia merupakan bungalow dengan taman yang besar merngelilingi lokasi ini, berbentuk sebuah villa dimana terdapat lima ruangan yang didalam ruangan tersebut terdapat tiga buah kamar dengan fasilitas spring bed, kursi dan meja yang terbuat dari bambu, lemari yang terbuat dari bambu, dan kamar mandi dengan bethup. Didepan kamar terdapat ruang tamu yang digunakan untuk bersantai serta memiliki teras dengan meja dan bangku yang terbuat dari bambu juga. Universitas Sumatera Utara Bungalow ini dikelilingi rerumputan hijau dan sangat sejuk. Harga yang ditawarkan hanya Rp. 60.000 saja namun kondisi kamar yang diberikan hanya untuk berdua saja apabila pengunjung menyewa kamar dengan kondisi tiga orang maka akan dikenakan tambahan biaya Rp. 40.000 per orangnya. Penelitian ke Bungalow Latersia, Berastagi Universitas Sumatera Utara 4.3.2. Waktu Pertemuan Waktu pertemuan “dating couples” melihat rutinitas pertemuan yang terjadi disesuaikan dengan kegiatan antar “dating couples” tersebut. Pria yang sudah menikah dan memiliki hubungan gelap lebih mengatur waktu untuk bertemu, daripada wanita yang sudah menikah dan juga memiliki hubungan gelap. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “…aku juga punya keluarga yang harus ku biayai, sebelum kenal dia pacar aku memang sudah disibukkan dengan kebun sawit ku di luar kota aek nabara jadi dia memang sudah mengerti itu, tapi aku juga harus pintar-pintar ngatur waktu untuk bertemu…” Pria lebih bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari ataupun perekonomian. Pria lebih disibukkan dengan masalah pekerjaan, sehingga seorang wanita yang menjalani hubungan gelapnya dengan seorang pria yang memiliki isteri akan lebih mengikuti waktu luang pasangannya untuk bertemu Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…laki-laki itu kan kepala keluarga jadi memang udah jadi tugasnya untuk membiayai keluarga. Kalau ada waktu aku pasti ketemu dengan dia,tapi tetap saja aku harus ngutamakan keluargaku…” Wawancara HS, 4 Mei 2013 “...kalau dia ada waktu aja dia ke rumah terus sama-sama ke sana warung remang-remang , tapi kalau dia gak sempat aku ke sana sendiri sama teman-temanku..” Ada juga beberapa wanita “dating couple” yang bekerja seperti CS dan US. Tetapi CS memberikan banyak waktu untuk bisa bertemu dengan pasangannya, sehingga pekerjaan tidak menghalangi pertemuan dengan pasangannya. Wawancara CS, 16 Mai 2013 Universitas Sumatera Utara “…gak mengganggu pekerjaanku, karena kerjanya palinglama jam empat sore udah selesai. Pulang kerja aku langsung ke sini warung remang-remangketemu sama dia pacar, walaupun kadang-kadang dia ada urusan sama keluarganya…” Sama dengan jawaban yang diberikan CS, US mengaku bahwa pekerjaannya tidak menghambat aktifitas untuk pertemuan di antara keduanya. Wawancara US, 21 Mei 2013 “…kerja ku kan sore dan kami juga ketemu di tempat kerjaku wrung remang-remang jadi gak ada hambatan, selain itupun dia juga sering nginap di rumah ku…” Dalam pertemuan terlihat bahwa pria yang sudah menikah dan menjalani hubungan gelap sulit untuk mengatur waktu bertemu, karena pria terlihat lebih menjaga keharmonisan di dalam keluarganya serta pasangannya. Sementara wanita sendiri walaupun mereka memiliki pekerjaan tetapi juga memiliki kelonggaran untuk bertemu dengan kekasihnya. Hal ini juga disebabkan karena adanya jarak antara suami. Jarak tersebut bisa dikarenakan pekerjaan suami seperti AT, dan MJ yang berada di luar kota ataupun suami yang meninggalkan isterinya tanpa atau dengan adanya status perceraian seperti US, HS, dan CS. 4.3.2.1.Pertemuan dengan Jadwal Tertentu Pertemuan dengan jadwal tertentu adalah suatu kesepakatan bersama antar “dating couple”. Dimana adanya waktu yang ditentukan untuk setiap kali bertemu yang disesuaikan dengan rutinitas ataupun kegiatan sehari-hari “dating couple”. Wawancara AT, 7 April 2013 “...kapanpun ketemuan aku bisa, karena memang gak ada kegiatan sama sekali. Aku cuman nunggu kabar dia kapan bisa ketemuan, tapi kalaupun gak ada dia aku tetap bisa pergi ke sana warung remang- remang...” Universitas Sumatera Utara Seperti pertemuan antara AT dan BP. Pertemuan yang mereka lakukan tidak bisa pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin. Waktu yang tidak bisa bertemu tersebut dikarenakan pekerjaan pada hari Sabtu dan Senin yang tidak bisa diganggu dan pada hari Minggu ada rutinitas bersama keluarga untuk beribadah dan berlibur bersama Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…sering ketemu cuman kalau hari Sabtu, Minggu dan Senin gak bisa. Sabtu dan Senin aku harus apel. Hari Minggu itu udah hari untuk kebersamaan dengan keluargaku, udah memang dari dulu kalau hari Minggu harus berkumpul dengan isteri dan anak-anak…” Pertemuan selain pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin selalu dilakukan AT dan BP dahulu ketika masih menjalin hubungan. Pertemuan tersebut dilakukan pada sore hari hingga malam hari dimulai pada jam empat sore hingga sepuluh malam. Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…setiap sore selain hari yang tadi kami ketemu di warung remang- remang, kadang ku jemput ditempat tertentu, kadang dia naik kereta ...” Wawancara AT, 7 April 2013 “...sore sekitar jam empatan kami dengan BP ketemunya, sampai tutup warung remang-remang jam sembilanan....” Apabila mereka tidak mengunjungi warung remang-remang, AT dan BP pergi menuju hotel kelas melati yang berada dekat dengan warung remang-remang. Wawancara AT, 7 April 2013 “...kalau gak ke sini warung remang-remang palingan kami langsung ke hotel, kadang pengen kayak gitu hubungan seksual gak mungkin di depan umum....” Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…langsung janjian ketemu di tempat yang kami obrolin terus langsung sewa kamar ke hotel yang dekat-dekat aja. Gak bisa bebas kalau dilihat-lihat orang, walaupun banyak disini warung remang- remang yang datang sama pacarnya sendiri tapi kan gak enak juga ...” Universitas Sumatera Utara Tidak ada waktu ataupun yang dikhususkan untuk mereka menju hotel kelas melati tersebut. Keinginan melakukan hubungan seksual diiringi dengan kesepakatan bersama antara AT dan BP ketika melakukan pembicaraan khusus. Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…gak pernah ada hari tertentu untuk ngelakuin itu hubungan seksual, kapan pengennya aja. Kadang aku yang ngajak ke hotel, kadang dia luan yang ngajak. Jadi gak ada kepastian untuk ngelakukan yang kayak gitu hubungan seksual, palingan sekali seminggu, kadang juga setiap ketemuan...” Tetapi ketika AT dan BP bertemu di warung remang-remang dan ingin melanjutkan hubungan seksual mereka akan melakukan short time. AT dan BP pulang lebih awal dari warung remang-remang dan melanjutkannya di hotel kelas melati hingga jam dua belas malam. Wawancara AT, 7 April 2013 “...disini ada penyanyinya, kalau penyanyinya siap kerja jam sembilan malam biasanya tamu berpulangan. Kalau kami dari sini warung remang-remang mau ke hotel, sebelum penyanyinya siap kami udah langsung ke hotel biar bisa lama pulangnya ke rumah... keluar dari hotel jam setengah dua belas, nyampe di rumah jam dua belas malam...” Beberapa kali AT dan BP menginap di hotel dan tidak pulang ke rumah mereka masing-masing. BP akan memberi alasan tertentu ketika isteri menanyakan hal tersebut. Wawancara BP, 25 Mei 2013 “…pasti ditanyain sama isteri. Dulu waktu pertama pulang larut dan gak pulang kerumah responnya selalu gak enak dan suka marah, tapi kalau aku kasih alasan dia bisa ngerti. Kadang ku bilang dinas malam, kadang ku bilang ada urusan sama kawan ...” Berbeda dengan BP. Ketika AT tidak pulang ke rumah, AT tidak pernah ditanyakan oleh keluarganya. Dikarenakan AT sudah berulang kali melakukannya Universitas Sumatera Utara selama AT menikah dengan suami keduannya dan dimulai ketika suaminya tersebut melakukan pekerjaan di luar kota. Wawancara AT, 7 April 2013 “...dirumah cuman ada anak yang paling kecil, dia orangnya memang pendiam. Dulu waktu aku pulangnya larut, paginya dia tanya dari mana semalam, aku cuman bilang ada urusan habis itu dia diam aja. Sekarang dia gak pernah nanya apapun kalau aku pulang kemalaman atau gak pulang ke rumah....” Jadwal pertemuan pada waktu tertentu saja disesuaikan “dating couple” dengan kegiatan-kegiatan seperti pekrjaan dan acara bersama keluarga masing- masing. Terlihat bahwa pria yang sudah menikah dan menjalin hubungan dengan isteri orang masih lebih mengutamakan keluarganya sendiri dari pada kekasih gelapnya. 4.3.2.2.Pertemuan dengan Waktu yang Tidak Tertentu Tidak adanya jadwal di hari tertentu untuk bertemu juga terlihat dalam pertemuan “dating couples”. Tidak memiliki jadwal bertemu ini dikarenakan kesibukan yang tidak dapat ditentukan kapan memiliki waktu luang untuk bersama pasangannya. Wawancara HS, 4 Mei 2013 “...ada kegiatan masing-masing. Dia pacar juga kerja dan berkeluarga, punya kehidupan lainya jadi kapan dia sempat pasti dia hubungi dan datang ke rumah...” Beberapa kesibukkan tersebut dikarenakan pekerjaan “dating couples” dan aktifitas yang lainnya. Seperti SAN, ES, CS, MJ, dan HS. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “…kalau bertemu gak ditentukan kapan, soalnya seminggu cuman sehari atau dua hari di Medan tapi kadang juga seminggu gak pulang ke Medan…” Universitas Sumatera Utara SAN memiliki kebun kelapa sawit di Aek Nabara membutuhkan waktu yang panjang untuk mengurusi perkebunannya tersebut. Perawatan perkebunan kelapa sawit membuat SAN harus tinggal menetap di Aek Nabara. Hanya beberapa kali seminggu SAN dapat mengunjungi dan bertemu dengan isteri dan anak-anaknya di Medan. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “…dalam seminggu sekali pulang ke Medan, tapi kadang juga sampai dua minggu gak pulang-pulang. Gak nentu juga tergantung urusan yang di sana Aek Nabara kadang juga kalau ke Medan tiga sampai empat hari…” Kesibukan pengelolahan perkebunan kelapa sawit mengakibatkan sulitnya bagi SAN untuk membagi waktu, terlebih lagi mengunjugi kekasih gelapnya. Tetapi SAN tidak pernah melewatkan waktu untuk kebersamaannya dengan kekasihnya ketika berada di Medan. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “…sibuk karena kebun itu, gak bisa ditinggal lama-lama itu kebun karena belum ada yang bisa dipercayain soal keuangan. Begitu ada kesempatan kalau sawit selesai panen aku langsung ke Medan jumpain keluarga ku, tapi juga pernah dia AT minta langsung ketemu jadi aku pintar-pintar lah cari alasan ke isteri…” AT yang pernah menjalani hubungan dengan SAN mengerti akan kesibukan yang dijalani SAN. Wawancara AT, 9 Mei 2013 “...sebelum berhubungan aku juga udah tau kegiatnnya, jadi waktu niat untuk mencoba menjalan bersama aku harus siap dengan apapun keadaan dia, mulai dari kerjaannya sampai pembagian waktunya untukku...” Universitas Sumatera Utara Sama seperti SAN. ES dengan profesinya sebagai polisi dibagian penangkapan narkotika memiliki waktu yang tidak bisa ditentukan untuk bertemu dengan kekasihnya. Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…seringnya tugas di luar kota di daerah Samosir, tugas di sana termjasuk ke bagian penyelidikan barang terlarang jadi perlu waktu untuk membaur dengan mereka. Jarang menetap di Medan tapi waktu dulu aku masih pertama hubungan masih lebih sering di Medan dari pada di luar kota…” Apabila tidak memiliki tugas dari kepolisian, ES berdiam di Kota Medan untuk beberapa hari. Kebersamaan tidak disia-siakan oleh AT dan ES untuk bertemu ketika mereka menjalin hubungan. Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…langsung ketemu dengan AT begitu sampai di Medan, kadang juga gak ngelapor ke isteri dulu…” Ketika sedang lepas dari dinas kepolisian dan menetap di Medan selama beberapa hari, ES jarang untuk tinggal bersama sang isteri dalam waktu yang lama. ES menghabiskan waktunya dengan teman-temannya bersama kekasih mereka di sebuah ruko yang dikontrakkan oleh ES. Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…aku suka tinggal di ruko di Pasar Lapan itu karena dekat pula dari sini warung remang-remang, teman-teman ku ngumpul di sana. Habis dari sini warung remang-remang aku langsung ajak dia ke ruko ku itu lebih nyaman dan gak perlu keluar uang buat sewa kamar di hotel…” Kebersamaan ES dengan teman-temannya tidak pernah terlepas dari minuman keras dan di bawah pengaruh obat-obatan yang digeledahnya sendiri dalam penangkapan narkotika. AT mengatakan walaupun menghabiskan waktu bersama Universitas Sumatera Utara ES, sama sekali AT tidak memiliki ketertarikan untuk mencoba barang terlarang tersebut. Wawancara AT, 9 Mei 2013 “...aku menghabiskan banyak waktu bersama dia dulu, tapi aku gak punya niat sama sekali untuk coba barang-barang itu narkotika. Aku masih punya tanggungjawab untuk anak-anak ku dan suami ku. Pokoknya masih tau batasannya lah....” HS juga tidak memiliki waktu yang khusus ataupun waktu yang ditentukan. Jarak rumah HS dengan kekasihnya yang tidak terlalu jauh adalah alasan mereka untuk tidak mengkhususkan hari apapun untuk bertemu. Wawancara HS, 4 Mei 2013 “...kapanpun dia mau dan ada waktu dia selalu datang ke rumah, sebelum dia ke rumah dia sms atau telpon aku dulu untuk pastikan aku memang dirumah...” Ketidakkhususan HS bersama pasangannya tersebut memperlihatkan pola pertemuan yang dilakukan hanya berdasarkan kesepakatan dan kemauan diantara keduanya untuk bertemu. Wawancara HS, 4 Mei 2013 “...kadang hampir setiap hari dia datang, seringnya sore-sore sampai malam ngumpul sama kawan-kawan di pinggir sungai. Lebih enam tahun kami berhubungan jadi gak perlu dengan hari apa mau ketemu, kadang kalau mau ke Palar warung remang-remang itu baru diatur waktunya karena dia juga harus cari alasan untuk keluarganya...” Sama seperti HS. CS dan MJ juga tidak memiliki waktu yag khusus untuk mereka bertemu. CS setiap harinya mengunjungi warung remang-remang juga tidak selalu bertemu dengan kekasihnya. CS tidak memperioritaskan bertemu dengan kekasihnya ketika berada di warung remang-remang. Selain dikarenakan kekasih CS memiliki kesibukkan tersendiri, CS juga menjalani hubungan dengan kekasihnya hanya sebatas untuk teman bercerita dan berkencan berhubungan seksual saja. Universitas Sumatera Utara Wawancara CS, 16 Mei 2013 “...aku ke sini warung remang-remang sering hampir tiap harilah, ada atau gak ada dia aku juga tetap ke sini karena aku juga ke sini mau lepas suntuk aja. Aku ketemu sama dia di sini kalau benar-benar dia ada waktu, aku gak pernah paksa dia untuk ketemuin aku disini. Kalau ada waktunya ketemu biasanya kami ke hotel kalau udah selesai cara disini. Gak pernah hitung dalam seminggu ketemu berapa kali karena kadang empat kali ketemu seminggu, kadang juga sampai dua minggu gak ketemu. Jadinya aku gak terlalu memikirkan harus ketemu sama dia..” MJ memberi alasan yang sama mengenai waktu pertemuannya dengan kekasihnya. MJ berkunjung ke warung remang-remang dan bertemu dengan kekasihnya hanyalah bagian tersendiri dari alasan kesepian MJ. Wawancara MJ, 25 Mei 2013 “…ke sini cuman cari kesenangan. Ketemu dengan dia pacar juga supaya ada yang nemenin di sini. Aku langsung kabari dia kala aku mau ke sini warung remang-remang kadang dia nyusul kadang juga enggak. Namanya pacaran yah pasti pegangan tangan kalau ketemu, apalagi di sini sambil joget dia pelukin aku…” Waktu pertemuan yang tidak menentu merupakan kegiatan yang dilakukan bersama pasangannya terlepas dari kegiatan seperti pekerjaan dan acara bersama keluarga. “Dating couple” berusaha memberikan waktu ketika memiliki peluang untuk bersama kekasih gelapnya. Tidak mengkhususkan untuk bertemu di hari tertentu merupakan bagian pola pertemuan “dating couple”. Dengan melakukan komunikasi untuk bertemu adalah cara “dating couple” untuk menyampaikan kepastian waktu yang dapat diluangkannya bersama kekasihnya. 4.3.2.3.Pertemuan Setiap Hari Beberapa “dating couples” juga melewati kebersamaannya setiap hari. Pertemuan yang dilakukan setiap hari dikarenakan kurangnya kesibukan yang dilakukan “dating couple”, atau terlepasnya hubungan pernikahan tanpa ada perceraian terlebih dahulu dalam hubungan sehingga memudahkan untuk bertemunya ke dua pasangan gelap ini. Universitas Sumatera Utara Wawancara US, 21 Mei 2013 “…udah pernah nikah tapi suami ku sekarang udah nikah lagi sama cewek lain, gak ada cerai pisah gitu-gitu aja sekarang tinggal sendiri tapi anak-anak ikut aku. Lebih bebas sekarang karena bisa ngurus diri sendiri dan cari duit sendiri…” Wawancara, 30 Mei 2013 “…gak punya kegiatan apa-apa sekarang. Sebelum pisah sama suamiku yang dulu aku ngurusin kebutuhannya sebelum berangkat kerja, dulu kerja di bengkel kereta. Karena sikapnya kasar terus selingkuh jadinya pisah…” Pertemuan yang dilakukan setiap hari, dilakukan pada pasangan ALI dan US dan RP bersama pasangannya. ALI tidak memiliki pekerjaan sehingga menghabiskan setiap harinya bersama kekasihnya US bahkan menginap bersama. Wawancara ALI, 15 Mei 2013 “… setiap hari ketemu karena memang gak ada kegiatanku. karjaan aku ya temani dia ke tempat kerjaannya itu lah, sebelum isteriku pergi aku ngumpul-ngumpul barang bekas.… ” Kebersamaan ALI bersama US di setiap harinya, bahkan ALI menginap bersama US di rumah kekasihnya tersebut segala kebutuhan ALI dipenuhi oleh US sampai kepada kebutuhan pembiayaan anak-anak ALI yang masih berada dibangku Sekolah Dasar. ALI sebagai kekasih US juga siap menghantar dan menunggu US bekerja di warung remang-remang. Selayaknya suami dan isteri ALI menjadi kekasih yang siap antar jaga untuk US. Wawancara ALI, 15 Mei 2013 “… rumahnya itu dekat dengan rumah ku, jadi setiap hari juga ketemu. Sering juga nginap di rumah nya, anak-anaknya gak ada masalah cuman awalnya merasa gak enak sama anak-anaknya tidur di rumahnya… ” Wawancara US, 21 Mei 2013 “… kerja di Palar nama warung remang-remang dari jam lima sore sampai sembilan malam ditungguin sama dia ALI. Waktu masih pacaran dia sering tidur di rumah ku karena dekat juga dari Universitas Sumatera Utara rumahnya jadi ditinggalinnya anaknya bertiga di rumah sebelum anak yang paling besarnya itu meninggal. Dia ALI orangnya baik dan perhatian terus sabar nungguin aku. Beberapa kali pernah dia pakai uang ku buat beli beras dan rokoknya, dulu juga pernah pakai duitku buat bayar uang sekolah anaknya…” Kebebasan dari rumah tangga yang dirasakan US dan ALI memberikan waktu dan peluang untuk kebersamaan mereka. US yang ditinggalkan oleh suaminya yang menikah lagi dengan wanita lain tanpa menceraikan US. Memiliki nasib yang sama dengan ALI kekasihnya ditinggal pergi oleh sang isteri yang menikah dengan pria lain. ALI hanya pengmpul barang-barang rongsokan tidak dapat menghadapi kejadian ini sendiri sehingga memilih untuk menjalin hubungan dengan US Kegiatan ALI yang dihabiskan bersama hingga mengantarkan dan menunggu US pulang dari pekerjaannya sebagai penyayi di Palar Cafe nama sebuah warung remang-remang. ALI merasa bahwa hal tersebut adalah tugas dan kewajibannya sebagai kekasih US. Wawancara ALI, 15 Mei 2013 “… namanya dia pacarku, memang udah sewajarnya aku temani dia. Lagian kalau gak kayak gitu aku bosan di rumah gak ada kawanku. Kalau di rumah aku pun sering ngobrol sama dia, makanya aku ikut ke tempat kerjanya biar gak suntuk… ” Perlakuan yang spesial dari ALI membuat US merasa bahagia dan bangga sebagai kekasihnya. Sebelum US berpisah dengan suaminya dahulu US tidak pernah diperlakukan sebaik itu, sehingga apa saja yang ALI inginkan selalu diusahakan US untuk dipenuhi. Wawancara US, 21 Mei 2013 “… pengertian kali dia ALI jadi pacar, apalagi kerjaanku yang kayak gini dia gak pernah protes atau marah-marah. Dia gak ngekang apa yang ku buat, termasuk aku suka minum tuak dia cuman bilang jangan kebanyakkan, sama-sama pun kami minumnya tuak. Dia ALI gak pernah mintak yang aneh-aneh paling uang untuk makan, beli bensin, beli rokok, yag biasa-biasa aja…” Universitas Sumatera Utara Selain pemenuhan kebutuhan ekonomi ALI, US juga memenuhi kebutuhan batin yaitu hubungan seksual. Hubungan seksual tersebut dilakukan bersama tanpa rasa keterpaksaan. Wawancara ALI, 15 Mei 2013 “… kayak mana lah kalau laki-laki dan perempuan sekamar, laki-laki normal kalau berduaan dengan pacarnya pasti gitu hubungan seksual. Ngelakuinnya memang karena sama-sama mau, itu kan hubungan seksual memang kebutuhan… ” Wawancara US, 21 Mei 2013 “…pulang dari kerjaan dan gak capek pasti kami tidur sama dan kayak gituan hubungan seksual. Setiap kali aku pulang dan terlalu banyak minum selalu ngelakuin itu hubungan seksual, habis itu langsung tidur nyenyak aku …” Sama seperti hubungan ALI dan US. RP menjalani hubungannya dengan kekasihnya berdasarkan alasan yang sama. RP ditinggal oleh suaminya tanpa menceraikan RP terlebih dahulu dengan segala perlakuan kasar yang diterima.w RP memilih untuk bersama kekasihnya dengan harapan untuk menikah dan membentuk keluarga baru yang lebih baik dari pada keluarga yang RP jalani ketika menikah dahulu. Tidak adanya keturunan dari pernikahan RP sebelumnya menyebabkan RP tanpa berfikir panjang untuk memulai kehdupan baru dengan menjalani hubungan berpacaran dengan kekasihnya tersebut Kebersamaan yang dijalani semakin dekat sehingga membuat RP dan kekasihnya tingal bersama menumpang di rumah yang di kontrakkan temannya. Pertemuan yang dilakukan mereka setiap harinya. Wawancara, 30 Mei 2013 “… aku tinggal sama dia dirumah kawan, ada kawanku ngontrak ... suami ku dulu suka kasar beda dengan dia baik orangnya ... orang tua u udah tau kami tinggal sama sebentr lagi pun kami mau nikah rencana thun depan... kalau udah nikah kami usaha sewa rumah sendiri…” Universitas Sumatera Utara Pertemuan di rumah yang mereka tempati juga mengalami kebosanan pada RP dan kekasihnya. Mereka menghabiskan waktunya di warung remang-remang hanya beberapa kali dalam seminggu. Beberapa kali sepulangnya dari warung remang-remang RP dan kekasihnya melanjutkan malam kebersamaan mereka untuk menyewa kamar di hotel untuk mendapatkan suasana yang baru dalam berhubungan seksual. Wawancara RP, 30 Mei 2013 “… bosan di rumah, ke sini warung remang-remang bisa nyanyi dan liat dia joget. Kalau mau yang kayak gituan kadang kami sewa kamar jenuh juga dirumah terus butuh tempat yang berbeda lah pokoknya…” “Dating couple” yang bertemu setiap harinya memiliki tempat tinggal yang bisa dihuni bersama. Dimana dalam tinggal bersama mereka melakukan kegiatan- kegiatan selayaknya seperti suami dan isteri. Tempat bertemunya “dating couples” adalah tempat yang memiliki kemungkinan dimana lingkungan yang tidak terlalu memperdulikan kepentingan orang lain, hal ini di karenakan adanya suatu tempat yang memberikan peluang bagi “dating couples” untuk saling memiliki kebersamaan. Pola bertemunya “dating couples” ini sendiri memiliki pola waktu yang menjadikan pertemuan antara “dating couples” adalah sebuah rutinitas. Dimana pola pertemuan ini berdasarkan waktu tertentu saja, ada pula terlihat pola pertemuan berdasarkan waktu yang tidak menentu, selain itu “dating couples” juga melakukan pertemuan di setiap harinya. Beberapa rutinitas dari waktu bertemunya “dating couples” ini memperlihatkan bagaimana antara satu dan lainnya memiliki keinginan untuk dapat selalu mengisi waktu dengan kebersamaan diantaranya. Jadwal pertemuan pada waktu tertentu saja disesuaikan “dating couple” dengan kegiatan-kegiatan seperti pekrjaan dan acara bersama keluarga masing- masing. Dalam hal ini terlihat pria lebih mengutamakan keluarga inti mereka dengan mengatur segala kepentingan dalam keluarga terlebih dahulu kemudian menemui pasangan gelpnya. Universitas Sumatera Utara Waktu pertemuan yang tidak menentu merupakan kegiatan yang dilakukan bersama pasangannya terlepas dari kegiatan seperti pekerjaan dan acara bersama keluarga. “Dating couple” berusaha memberikan waktu ketika memiliki peluang untuk bersama kekasih gelapnya. Tidak mengkhususkan untuk bertemu di hari tertentu merupakan bagian pola pertemuan “dating couple”. Dengan melakukan komunikasi untuk bertemu adalah cara “dating couple” untuk menyampaikan kepastian waktu yang dapat diluangkannya bersama kekasihnya. Selain itu pertemuan yang dilakukan setiap hari dikarenakan kurangnya kesibukan yang dilakukan “dating couple”, atau terlepasnya hubungan pernikahan tanpa ada perceraian terlebih dahulu dalam hubungan sehingga memudahkan untuk bertemunya ke dua pasangan gelap ini. “Dating couple” yang bertemu setiap harinya memiliki tempat tinggal yang bisa dihuni bersama. Dimana dalam tinggal bersama mereka melakukan kegiatan-kegiatan selayaknya seperti suami dan isteri.

4.4. Perilaku Seksual