Komitmen “ Dating Couples” dalam Sebuah Hubungan

pernikahan, namun hubungan seksual merupakan suatu hal yang penting yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Ketidakseimbangan seksual ini menyebabkan pasangan suami isteri mencari pelarian untuk dapat memberikan mereka sebuah kenyamanan lain dalam berhubungan seksual.

4.3.5. Komitmen “ Dating Couples” dalam Sebuah Hubungan

Ikatan dalam suatu hubungan percintaan membutuhkan sebuah komitmen dari setiap pasangan kekasih. Kualitas untuk bertahannya suatu hubungan terikat pada suatu komitmen yang dijalani bersama sebagai pedoman untuk suatu hubungan yang awet. Ketika seseorang berani memutuskan untuk mencintai dan juga dicintai, dengan demikian harus juga siap untuk merasakan suatu perasaan yang lebih dalam lagi dengan menjalani suatu hubungan yang didalamnya terdapat sakit hati, rasa senang dan perasaan-perasaan lainnya. Rasa cinta yang tumbuh membawa masing- masing yag merasakannya menjadi terikat dalam suatu hubungan dan aturan yang disepakati bersama. Ketika pria atau wanita siap untuk memiliki komitmen dengan lawan jenisnya dengan kata lain mereka harus siap untuk menjaga jarak dan komunikasi dengan lawan jenis yang bukan pasangannya. Komitmen yang mengikat dalam sebuah hubungan akan membawa hubungan tersebut menuju arah yang lebih serius lagi. . 4.3.5.1. Saling Percaya, Saling Menjaga Perasaan dan Komunikasi Suatu ikatan hubungan dalam tahap pacaran tentunya rasa cinta adalah suatu yang memang harus dirasakan dalam menjalani sebuah hubungan tersebut. Cinta akan mengikat pasangan dalam hubungan dibantu dengan komitmen-komitmen yang dalam memulai hubungan tersebut. Sebuah perasaan cinta tanpa komitmen yang terjadi di dalam hubungan tersebut maka tidak ada yang bisa mengikat ke dua individu dalam menjalaninya. Wawancara RB, 30 Mei 2013 Universitas Sumatera Utara “…ada pembicaraan khusus soal hubungan kami, kayak sejenis perjanjian tapi gak tertulis dan dilaksanakan dengan saling percaya karena kalau gak ada perjanjian berarti tidak ada aturan yang dijalani bisa-bisa berantem teruslah jadinya…” Manusia adalah makhluk sosial yang tentunya membutuhkan orang lain dalam menjalani hidupnya. Manusia yang membutuhkan orang lain akan menjalani hubungan yang serius dengan orang yang disayanginya. Hubungan tersebut merupaka suatu interaksi yang dijalankan oleh satu manusia ke manusia yang lainnya baik secara individu maupun perkelompok yang tentunya dilandasi dengan sebuah komitmen yang disepakati bersama. Wawancara RB, 30 Mei 2013 “…perjanjian yang kami buat itu mengikat kami dengan saling percaya, aku lebih nyaman sama dia kekasihnya dari pada sama mantan suamiku dulu karena suka marah-marah gak jelas tapi kalau dia ini jurstru lebih pengertian makanya aku mau nikah sama dia…” Hubungan yang dijalani bukan hanya sebatas pengakuan bahwa keduanya saling memiliki, tetapi dengan saling menjaga perasaan agar di dalam hubungan tersebut dapat berjalan harmonis. Wawancara SAN, 19 Mei 2013 “… gak ada komitmen yang khusus tapi harus saling menjaga perasaan dan komunikasi supaya gak ada salah sangka, terus untuk saling menjaga tingkah laku dengan teman laki-lakinya aja.” Wawancara MJ, 25 Mei 2013 “…awalnya memutuskan untuk bersama dulu yang paling penting, karena kita memulainya dengan kebersamaan kita. Terus dia itu gak suka kalau aku ke warung remang-remang dengan laki-laki lain atau duduk sama dengan laki-laki lain. Dia juga gak suka aku untuk minum-minuman alkohol walaupun semuanya disini pasti minum yang seperti itu...” Universitas Sumatera Utara Hubungan percintaan tidaklah terlepas dari pertengkaran. Pertengkaran yang disebabkan oleh kejujuran diantara pasangan akan lebih baik daripada pertengkaran tersebut dikarenakan ketertutupan pasangan ataupun kebohongan yang pada akhirnya diketahui, hal ini akan menyebabkan pasangan merasa dikhianati. Pasangan akan memiliki perasaan cemburu karena alasan yang tertentu untuk menjaga perasaan pasangan agar tidak merasakan hal tersebut sama seperti ketika kita menjaga perasaan orang disekitar kita agar tidak memiliki rasa kecewa atas apa yang kita lakukan. Tidak membuat pasangan kecewa dimulai dengan memberi jarak kedekatan terhadap lawan jenis atau menghindari komunikasi berdua ataupun tempat khusus. Perlakukan tersebut bisa saja dilakukan apabila terdapat komunikasi didalamnya seperti meminta ijin atau member kabar terlebih dahulu agar tidak memunculkan kesalah pahaman diantara keduanya. Wawancara AT, 9 Mei 2013 “… aku sering obrolin apa yang buat aku gak suka dengan perlakuannya dan hal tersebut dengan komunikasi sampai sekarang bisa saling mengerti, walaupun beberapa kali terlibat pertengkaran ketika ada rasa kecewa…” 4.3.5.2. Tetap Menjaga Hubungan dengan Keluarga Walaupun Memiliki Hubungan Gelap Komitmen dalam sebuah “dating couples dibutuhkan untuk menjaga perasaan satu sama yang lainnya serta muengontrol suatu perlakuan antar pasangan dalam menjaga hubungan agar tetap awet. Tanpa suatu komitmen yang terjalin dalam sebuah hubungan maka hubungan tersebut hanyalah sebatas hubungan saja yang tidak memiliki keistimewaan. Komitmen yang ada tergantung bagaimana kesiapan masing-masing pasangan dikarenakan komitmen ini sendiri merupakan pondasi yang menentukan arah hubungan itu sendiri. Tetapi hal tersebut tidak berlaku kepada semua “dating couple” dikarenakan komitmen yang mereka jalani hanya mengarah kepada janji setia dalam berhubungan saja. Mereka yang menjalani hubungan dengan kekasih gelapnya mengaku kalau tidak mudah untuk melepaskan suami ataupun isteri serta Universitas Sumatera Utara anak-anaknya hanya karena kesenangan yang menurut mereka sementara meskipun mereka mengakui bahwa mereka benar-benar menyayangi pasangannya. Wawancara CS, 16 Mei 2013 “…komitmen yang dijalani tidak terlalu serius karena aku juga pacaran dengan dia bukan berniat untuk menikah dengan dia, aku butuh laki-laki yang mengerti perasaanku, itu aja kok… jadi gak ada yang terlalu special...” Wawancara AT, 9 Mei 2013 “…kalau untuk menikah lagi kayaknya enggak karena suamiku itu baik hati dan sayang sama anak-anakku, cuman aku begini karena aku juga butuh diperlakukan selayaknya seorang isteri berhubungan badan...” Wawancara ES, 31 Mei 2013 “…untuk menikah lagi kayaknya enggak, karena itu bisa berdampak sema profesiku kalau isteriku mengadu ke atasanku soal hubunganku aku bisa-bisa diberhentikan secara tidak terhormat. Lagian aku juga kayak gini mengisi waktu luangku aja karena aku butuh perempuan disampingku ketika udah naik obat narkoba itu…” CS, AT, dan ES mengakui bahwa apa yang mereka lakukan untuk mengalihkan perhatian dari kejenuhan yang terdapat dalam keluarga mereka adalah hal yang salah. Rasa kecintaan yang dimiliki oleh “dating couples” kepada pasangannya adalah hal yang sementara karena mereka masih mengutamakan keluarga mereka. Apapun keadaan yang membuat “dating couples” terbawa dalam hubungan percintaan yang tidak sesuai memiiki batasan untuk membahagiakan diri sendiri tanpa melukai perasaan anggota keluarga. “Dating couples” selalu mengutamakan keluarga daripada pasangannya, hal ini yang membuat “dating couples” selalu mengatur pola pertemuan serta komunikasi dalam berhubungan agar tidak ada yang mengetahui aktifitas di luar pekerjaan dan keluarganya. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Interaksionisme simbolik merupakan teori yang menekankan hubungan antara simbol dan iteraksi yang ada didalamnya. Teori ini berfokus pada individu-individu. Adanya simbol-simbol yang diberikan oleh “dating couples” dimana mereka terlibat masalah keluarga dan mengalihkannya. kepada hubungan khusus dengan orang lain yang bukan suami ataupun isterinya. Pengalihan interaksi oleh “dating couples” mengarah kepada hal yang bertentangan dengan norma-norma sosial. Fungsi norma sosial sebagai alat pengatur tingkah laku tidak diperhatikan “dating couples” demi kesenangan sesaat yang mengarah kepada penyimpangan-penyimpangan. Pandangan terhadap penyimpangan sosial tentu berangkat dari kebudayaan atau pandangan hidup. Nilai yang dapat memiliki kesamaan antar peradaban yaitu tentang larang perilaku seks yang menyimpang. Semua agama di dunia pasti melawan perbuatan seks yang berlebihan, akan tetapi nilai tersebut yang seharusnya melekat pada diri semua orang telah bergeser. Hal tersebut menjadi biasa terjadi karena memang pergaulan kumpul kebo atau free sex mendapatkan dukungan dari berbagai media barat dan media-media lain. Hubungan “dating couples” dalam penelitian ini menunjukan adanya pola tempat tinggal, pola pertemuan, prilaku seksual, latar belakang serta komitmen yang dijalani dalam melakukan hubungan gelap. 1. Pola Tempat Tinggal. Rumah yang merupakan dambaan setiap orang diharapkan memberikan ketenangan, kesejukan, dan kebahagian bagi penghuninya sehingga tidak heran orang berusaha dengan berbagai cara dan usaha untuk mendapatkan rumah dengan kualitas yang terbaik. Namun bagi “dating couples” rumah dijadikan sebagai wadah untuk tempat bertemunya sepasang kekasih tersebut. Adanya pola tempat tinggal yang terlihat pada “dating couples” tidak mempunyai hubungan dengan kelas sosial “dating couples” tersebut. Beberapa Universitas Sumatera Utara