3.4. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Medan - Sumatra Utara. Dengan fokus penelitian pada beberapa warung remang-remang di sekitar Kecamatan Selayang karena daerah
tersebut secara fisik telah banyak berdiri warung yang terbuat dari tepas-tepas untuk dijadikan sarana penampung para pecinta kehidupan malam, hampir secara
keseluruhan bangunan yang ada dipinggiran jalan raya Kecamatan Selayang adalah warung remang-remang dengan hiburan-hiburan melalui alunan musik yang
berbunyi keras disertai lampu-lampu yang berkerlip dengan aneka macam warnanya. Lokasi ini terdapat dipinggir jalan di sekitar Kecamatan Selayang, selain itu lokasi
ini relatif mudah dijangkau oleh peneliti karena jumlah sarana transportasi umum yang melintas relatif banyak. Warung remang-remang yang akan menjadi tempat
untuk meneliti diantaranya ialah Tante Café, Palar Café, Mexico Café, Bamboo Café, dan Sembada Café. Selain itu penelitian juga dilakukan dirumah-rumah “dating
couples” karena lingkungan rumah para “dating couples” berdekatan dengan rumah peneliti, dimana rumah tersebut dijadikan sebagai tempat berkumpul “dating
couples” pada siang hari.
3.4.1. Deskripsi Wilayah dan Lokalisasi Prostitusi
3.4.1.1.Keadaan Geografis Kota Medan
Nibung Raya dan Berastagi, terdapat banyak bungalow
atau hotel kelas melati.
Universitas Sumatera Utara
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30
– 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas
permukaan laut. Luas wilayah, letak astronomis, batasan utara, selatan, timur dan barat.
Kota Medan dipimpin oleh seorang wali kota. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan.
1. Medan Tuntungan
2. Medan Johor
3. Medan Amplas
4. Medan Denai
5. Medan Area
6. Medan Kota
7. Medan Maimun
8. Medan Polonia
9. Medan Baru
10. Medan Selayang
11. Medan Sunggal
12. Medan Helvetia
13. Medan Petisah
14. Medan Barat
15. Medan Timur
16. Medan Perjuangan
17. Medan Tembung
18. Medan Deli
19. Medan Labuhan
20. Medan Marelan
21. Medan Belawan
Lokasi warung remang-remang
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.2. Lokalisasi di Kota Medan Kota Medan sendiri merupakan kota yang terpadat penduduknya dengan
jumlah 4.144.583 jiwa setelah kota Jakarta Jabotabek 28.019.545 jiwa dan Surabaya 9.115.485 jiwa. Akibatnya Kota Medan sudah memasuki tahapan wilayah
metropolitan dengan kehidupan yang serba ada, mall, hotel, hiburan malam serta restoran-restoran sudah berdiri dimana-mana. Akibatnya model Kota Medan sudah
mendekati kota metropolitan dimana segala kebutuhan sudah bisa didapatkan dengan serba instan.
Dari kepadatan kota yang hampir seluruh sudut jalan terlihat bangunan raksasa menuntut masyarakat untuk memiliki keinginan menghibur diri dari segala
aktifitas sehari-hari. Di lain sisi banyak masyarakat di kota Medan memiliki perekonomian yang dibawah normal sehingga sulitnya masyarakat untuk menikmati
sarana-sarana hiburan yang berkualitas yang disediakan oleh pemerintah. Sementara pada masyarakat dewasa kini hiburan yang sangat dibutuhkan adalah hiburan yang
mengarah kepada seksualitas, akibatnya banyak sekali menjamur tempat-tempat prostitusi di berbagai tempat yang ada di Kota Medan.
Munculnya prostitusi menunjukkan benar Kota Medan memiliki perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan tersebut dapat terlihat dari
perkembangan bangunan-bangunan raksasa yakni berdiri megahnya hotel serta penginapan seperti bungalow serta motel, club malam, loungs, discotique, warung
remang-remangg dan tempat hiburan lainnya. Memberi ijin kepada tempat prostitusi merupakan hal yang bertentangan
dengan norma-norma sosial karena dalam berbagai sudut pandang dan pemahaman apapun kegiatan prostitusi tetap merupakan pelanggatan dalam nilai-nilai
kemanusiaan terutama etika masyarakat Indonesia yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya yang masih mendarah daging. Begitupula suatu lokalisasi
dimana suatu tempat dilegalkan untuk tempat mencurahkan nafsu seksualnya kepada lawan jenis yang bukan suami ataupun isterinya.
Praktik-praktik prostitusi yang masih berjalan sampai saat ini di lokalisasi menimbulkan pro dan kontra di dalam masyarakat. Masyarakat yang pro ataupun
mendukung kegiatan prostitusi menganggap kegiatan tersebut merupakan hak azazi
Universitas Sumatera Utara
setiap manusia dikarenakan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan baik itu kebutuhan batiniah ataupun pemenuhan kebutuhan ekonomi yang dilakukan dengan
transaksi dan persetujuan kedua belah pihak dan mendapatkan imbalan tertentu oleh karena itu pihak yang pro terhadap prostitusi berpendapat tidak ada alasan untuk
melarang pembangunan lokalisasi. Di lain sisi pihak yang tidak mendukung ataupun kontra dengan prostitusi menganggap hal tersebut merupakan penyimpangan sosial
yang bertentangan dan membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Praktik-praktik prostitusi di lokalisasi dianggap masyarakat merupakan bagian dari lemahnya pemerinta dikarenakan hal tersebut berkaitan dengan kebijakan
pemerintah sendiri, dimana pemerintah diberikan sebuah wewenang untuk membuat suatu kebijakan dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat. Oleh kareana
itu, lokalisasi yang memberikan dampak buruk bagi kenyamanan masyarakat seharusnya ditutup. Beberapa usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam
penutupan lahan prostitusi tersebut tetap saja tidak memberikan fungsi yang memuaskan, beberapa penginapan hanya menghentikan operasionalnya untuk
sementara saja lalu membuka Kota Medan memiliki bebarapa tempat yang apabila hari menjelang malam
maka daerah tertentu berubah menjadi tempat untuk pertemuan antara wanita dan pria dewasa.
3.4.1.2.1. Jalan Nibung Raya dan Jalan Gajah Mada atau Jalan Iskandar Muda antara Mall Ramayana dan Medan Plaza
Jalan Nibung Raya di Kecamatan Medan Petisah berderet tempat-tempat prostitusi dengan tampilan salon dan spa tetapi mereka menyediakan fasilitas lebih
dengan wanita-wanita yang akan menemani pengunjung laki-laki yang ingin mendapatkan pijatan sampai pada bagian tubuh vital. Tidak jauh dari Jalan Nibung
Raya terdapat lagi sebuah kawasan prostitusi dimana pada siang hari lokasi ini merupakan sebuah showroom mobil yang berada pada sebuah ruko-ruko yang
berderet memenuhi jalan menuju kawasan Jalan Nibung Raya. Pada malam hari swohroom mobil tersebut berubah menjadi kawasan yang senyap dikarenakan
kegiatan prostitusi mulai beroperasi. Lantai dua sebuah swohroom mobil
Universitas Sumatera Utara
merupakan bangunan hotel kelas melati yang digunakan sebagai wadah untuk melakukan hubungan seksual.
Menuju Jalan Gajah Mada dan Iskandar Muda dimana pada siang hari terlihat sangat ramai dilalui oleh kendaraan yang hilir mudik menuju pusat kota, namun
sepanjang jalan ini apabila hari sudah menjelang malam maka suasana akan berubah seperti pameran-pameran wanita di Kota Medan. Daerah ini terkenal dengan wanita
yang menjaja seks secara langsung tanpa perantara atau germo. Para wanita-wanita ini datang dari berbagai wilayah dan mereka juga tidak saling mengenal satu sama
yang lainnya. Wanita tuna susila yang ingin melakukan transaksi tidak menggunakan modal
apapun selain keberanian mereka untuk berdiri dan menggunakan busana dan make up yang sedikit mencolok agar para lelaki yang melewati jalan ini memilih mereka
untuk pemuasan seksual. Wanita-wanita tuna susila tersebut berdiri dipinggiran jalan raya dengan menggunakan pakaian ketat dan rok mini dengan memberikan
senyuman-senyuman kecil yang dibantu penerangan oleh lampu jalan untuk memikat hati pengguna jalan yang hendak melintasi kawasan ini.
Wanita-wanita tersebut ditemani pria yang merupakan pengemudi becak bermotor atau bentor dengan kesepakatan diantara keduanya, apabila wanita tuna
susila mendapatkan kesepakatan transaksi dengan pria yang ingin menyewa tubunya maka si pengendara bentor akan siap mengantar serta menjemput wanita tuna susila
tersebut. Mereka akan menemani para lelaki yang berani memberi tawaran dengan harga tinggi kepada mereka dan siap untuk menemani ke mana saja.
Tidak hanya wanita melainkan pria yang berupa wanita atau disebut dengan waria terlihat berdiri disepanjang kuburan yang terdapat disana dengan busana dan
dandanan mereka yang menyerupai seorang wanita maka waria-waria ini juga tidak ingin kalah bersaing dengan wanita tuna susila yang berada disekitar kawasan ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.2.2. Hotel antara Jalan Jamin Ginting menuju Pancur Batu
Hotel-hotel di Pancur Batu Bisnis yang berbau prostitusi dari waktu ke waktu tidak akan pernah
habisnya. Hampir diseluruh lapisan dunia memiliki kegiatan prostitusi. Di Kota Medan prostitusi juga terkenal dimulai dari prostitusi terselubung sampai pada
prostitusi yang terang-terangan menunjukan kegitan pemenuhan nafsu seksual. Para pekerja seksual ataupun wanita tuna susila terlihat dari berbagai kalangan usia
dimulai dari belia sampai pada wanita yang mulai menua.
Universitas Sumatera Utara
Prostitusi yang beroperasional secara terang-terangan biasanya wanita tuna susila menjajakan dirinya di pinggir jalan dengan dandanan semenarik mungkin serta
pakaian yang menunjukan auratnya. Sedangkan prostitusi terselubung biasanya menunjukan suatu tempat sebagai tempat berusaha seperti salon, pijat refleksi,
karoke, oukup, dan hotel. Tampilan bangunan membuat beberapa pendatang tidak dapat membedakan usaha dan tempat terselubung yang menyediakan fasilitas
prostitusi. Masyarakat akan mengetahui perbedaannya ketika mereka mulai masuk ke tempat yang berkedok usaha tersebut.
Sepanjang Jalan Jamin Gintng menuju Pancur Batu hampir semua hotel yang terlihat memiliki perhatian khusus terutama hotel melati, hotel bintang satu, hotel
bintang dua tidak steril dari prostitusi. Keberadaan hotel-hotel tersebut diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat di Kota Medan merupakan hotel yang memiliki prostitusi
yang terselubung atau hotel di sepanjang Jalan Jamin Ginting dan Pancur Batu rawan dengan perbuatan mesum. Bangunan yang berbentuk penginapan tersebut
menyediakan fasilitas sebagai tempat pemuasan nafsu seksual ataupun prostitusi.
Bungalow atau hotel-hotel kecil ini berada dipinggiran Kota Medan. Tempatnya memiiki bentuk-bentuk bangunan yang bervariasi ada yang memiliki
kenyamanan dengan fasilitas ac dan televisi dengan harga yang sangat murah dan ada juga yang hanya terbuat dari tepas-tepas saja.
Universitas Sumatera Utara
Hotel yang berada disekitaran jalan tersebut terdapat panti pijat, oukup dan karoke. Ketika hari mulai menjelang petang hotel tersebut dikunjungi oleh tamu-
tamu baik yang ingin menikmati pijatan ataupun berendam, ada pula tamu yang datang hanya untuk menginap sebentar dengan pasangan kencannya. Oukup yang
terdapat dalam hotel member fasilitas kepada tamu yang berkunjung yaitu pegawai yang memberi jasa pijat atau penjaga pemandian air hangat tersebut juga menjajakan
diri mereka dalam pemenuhan seksual kepada setiap tamu yang berkunjung ke hotel tersebut. Demikian juga bagi tamu yang datang karoke bisa langsung memesan
wanita dan langsung menyewakan kamar. Ada juga beberapa pengunjung mendapatkan penawaran dari bell boy untuk memberi fasilitas dengan menyediakan
wanita-wanita pemuas seksual untuk para tamu-tamu pria. Tarif sewa kamar hotel kelas melati tersebut relatif murah berkisar antara
Rp. 50.000 sampai Rp. 120.000 tergantung bagaimana keadaan kamar. Kamar yang seharga Rp. 50.000 hanya menyediakan tempat tidur dan kamar mandi didalam
kamar tersebut, sedangkan kamar seharga Rp. 120.000 menyediakan fasilitas televisi, springbed, ac, kamar mandi didalam ruangan. Untuk kamar dengan harga
termahal hotel memberikan kenyamanan seperti bentuk dekorasi ruangan yang bagus, ruangan yang wangi, serta memberikan alat-alat bantu untuk keperluan mandi.
Layanan yang lebih dari hotel diberikan dengan berbagai macam tawaran, dimulai dengan sentuhan-sentuhan ringan ke daerah vital sampai kepada
berhubungan badan memiliki harga yang berbeda-beda. Wanita-wanita yang terdaftar sebagai pegawai di hotel kelas melati tersebut memberikan penawaran harga antara
Rp. 150.000 sampai dengan Rp. 250.000 diluar dari biaya oukup, karoke, ataupun fasilitas pemijatan.
Hotel-hotel tersebut kerap kali diadakan pembersihan lokasi dimana rajia yang dilakukan dengan memeriksa kartu tanda pengenal para pegawai, sulitnya
penggusuran atau penutupan usaha penyaluran prostitusi yang berkedok hotel dikarenakan beberapa hotel yang ada di sekitar Jalan Jamin Ginting menuju arah
Pancur Batu memiliki ijin usaha yang kerap kali ditunjukan oleh pengelola hotel kepada dinas pariwisata sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan untuk
penutupan hotel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.2.3. Bandar Baru Medan
Hotel di Bandar Baru Menuju ke arah Berastagi dari Kota Medan bernuansa seperti puncak
ditemukan beberapa lakalisasi prostitusi yang paling terkenal di Medan. Di kawasan ini banyak terlihat bungalow-bungalow atau hotel kelas melati, hampir seluruh
masyarakat yang tinggal di Medan mengetahui tempat ini yang dikenal dengan Kelurahan Bandar Baru, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Bungalow-
bungalow disini memang terlihat secara sengaja dibangun untuk tempat prostitusi dengan kualitas kamar yang berbeda sesuai dengan harga yang ditawarkan kepada
pengunjung yang ingin mneginap bersama pasangannya. Harga yang tawarkan relatif
Universitas Sumatera Utara
murah dimulai dari harga Rp. 50.000 sampai dengan Rp.80.000 yang sangat jauh berbeda dari harga villa di puncak.
Harga-harga yang ditawarkan sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Salah satu contoh kamar hotel Bungalow Latersia di Berastagi dengan harga Rp. 60.000
menyediakan tempat tidur springbed berkaki enam, dengan cermin dua buah kursi didalam kamar, satu buah lemari yang terbuat dari bamboo, kamar mandi dengan
fasilitas bathup, di depan kamar terdapat ruang tamu dimana tamu-tamu yang berkunjung dapat menikmati kebersamaan mereka diruangan tersebut sambil
menikmati suasana kabanjahe.
Kondisi kamar di Bungalow Latersia, Berastagi
Universitas Sumatera Utara
Kondisi kamar mandi Bungalow Latersia, Berastagi
Ruang tamu Bungalow Latersia, Berastagi
Universitas Sumatera Utara
Bagian teras Bungalow Latersia, Berastagi
Di daerah ini terlihat wanita-wanita penjaja seks baik di siang hari ataupun malam hari. Ada seorang yang bertugas untuk menyediakan wanita-wanita tuna
susila tersebut dan harga wanita-wanita itu sendiri ditentukan oleh perantara yang menyediakan fasilitas tersebut.
Sepanjang jalan Bandar Baru ataupun lokalisasi-lokaslisasi yang berada di daerah yang berbeda di Kota Medan terdapat beberapa tiang-tiang yang bertuliskan
pemakaian kondom sebagai alat kontrasepsi yang aman, hal tersebut memiliki pro dan kontra yang berasal dari masyarakat dimana penggunaan kondom memiliki arti
bahwa seks bebas adalah perbuatan yang disahkan oleh pemerintah. Program pemerintah ini sendiri sebenranya bertujuan untuk mengurangi angka penyakit
HIVAIDS di Indonesia yang masih tergolong sangat tinggi dikarenakan hubungan seksual yang berisiko yang disebabkan oleh bergantian pasangan, selain itu program
penggunaan kondom ini ditujukan untu menahan jumlah kepadatan penduduk dari angka kelahiran serta membantu program keluarga berencana.
Berbagai jenis dan harga kondom diciptakan agar pasangan yang berhubungan badan memiliki rasa aman serta kenyamanan, dimana hal ini dilakukan
yang juga dikarenakan untuk membangun program pemerintah. Kondom sendiri merupakan alat kontrasepsi yang aman dalam berhubungan badan, proses kerja
Universitas Sumatera Utara
kondom yaitu dengan menjadi penghalang atau menutup jalannya sperma yang diperlukan untuk membuahi sel telur yang ada pada wanita.
Okamoto Roman 10 pcs
Tekstur bunga Rose serta double fit
Rp. 46.000 Okamoto Harmony 10 pcs
Kondom bertekstur gerigi vibra ribbed
Rp. 46.000 Okamoto Platinum 10 pcs
serasa tidak memakai apapun
Rp. 150.000
Okamoto Platinum 3 pcs
serasa tidak memakai apapun
Rp. 58.000 Okamoto Roman 3 pcs
Tekstur bunga Rose serta double fit
Rp. 15.000 Okamoto Harmony 3 pcs
Kondom bertekstur gerigi vibra ribbed
Rp. 15.000
Okamoto Crown 10 pcs
classic, superthin n soft...dari kondom no 1 di
Jepang Rp. 45.000
Okamoto Crown 3 pcs
classic, superthin n soft...dari kondom no 1 di
Jepang Rp. 14.800
Sagami Xtreme Dotted 3 pcs
kondom Jepang bertekstur bentol-bentol dilengkapi
gel warna hijau yang asyik
Rp. 18.000
Universitas Sumatera Utara
Okamoto Platinum 10 pcs
serasa tidak memakai apapun
Rp. 150.000 Okamoto Roman 3 pcs
Tekstur bunga Rose serta double fit
Rp. 15.000 Sagami Original 12 pcs
Kondom tertipis di dunia, hanya 0.02 mm
Rp. 310.000
Fiesta Earthquake 3 pcs
Dilengkapi dengan cincin vibrator
Rp. 55.000 Durex Play Massage 2 in
1
Rp. 85.000 Fiesta Passion 3 pcs
Rp. 9.000
Fiesta Dotted 3 pcs
Rp. 9.800 Durex Love 3 pcs
Rp. 14.000 Durex Fetherlite 12 pcs
Rp. 52.000
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.3. Sejarah Prostitusi Prostitusi merupakan suatu perilaku yang menyimpang dalam sebuah
masyarakat dimana prostitusi ini sendiri sudah menjadi salah penyakit masyarakat yang meradang diseluruh kelas sosial masyarakat dikarenakan kebutuhan seksual
sendiri merupakan kebutuhan batiniah yang dianggap normal dan dimiliki oleh seluruh manusia. Prostitusi merupakan fenomena yang akan selalu ada dalam setiap
aspek kehidupan manusia. Prostitusi berasal dari bahasa Latin pro-situere yang memiliki arti
membiarkan diri kita bebas berbuat zina. Pelaku perbuatan zina disebut dengan pelacur atau tuna susila, dimana pelacur ini merupakan profesi yang dijalani dengan
menjual jasa untuk memberi kepuasan seksual kepada pelanggan yang membutuhkan pelayanan batniah dengan cara menyewakan tubuhnya.
Di kota-kota penting di Yunani kuno prostitusi merupakan suatu hal yang umum. Kota-kota penting tersebut memiliki banyak pelabuhan-pelabuhan dengan
berbagai aktifitas disekitarnya sehingga terdapat banyak masyarakat yang bekerja dan prostitusi ini sendiri merupakan hal yang penting dalam sebuah kegiatan
ekonomi. Di Yunani kuno prostitusi bukanlah hal yang diharamkan atau dirahasiakan, banyaknya aktifitas yang terjadi di kota ini menganggap kegiatan ini
merupakan sumber pendapatan dengan kepemilikan penginapan dan pembelian gadis-gadis muda yang ditinggalkan ayahnya sebagai budak.
Prostitusi independen ataupun pelacur independen merupakan pelacuran yang memiliki kelas yang jauh lebih tinggi dikarenakan penjaja seks ini menampilkan
kualitas yang berbeda dengan pesona yang dimilikinya untuk calon pembeli mereka yang memiliki strata sosial yang lebih tinggi. Kondisi sosial pelacur di Yunani kuno
sulit untuk diketahui pasti seperti apa, sebagai perempuan mereka sudah merasa terasing diantara masyarakat lainnya.
Yunani kuno tidak hanya memiliki pelacur wanita saja, tetapi banyak juga terdapat pelacur laki-laki yang beberapa diantaranya ditujukan kepada pembeli
perempuan. Keberadaan mereka sebagai gigolo saat itu ditujukan kepada wanita tua yang menghabiskan semua uangnya kepada kekasih mudanya tersebut. Keberadaan
prostitusi laki-laki dalam jumlah yang sangat besar menunjukan bahwa jumlah laki-
Universitas Sumatera Utara
laki tidak hanya memiliki keterbatasan pada kelas sosial saja. Gigolo-gigolo muda tersebut juga memiliki perlindungan hukum yang sama dari segala jenis kekerasan-
kekerasan apabila sewaktu-waktu mereka mendapatkan serangan dari perempuan tua yang membeli mereka.
Prostitusi dianggap merupakan suatu profesi yang sangat tua dimuali dari kota di Yunani kuno, walaupun prostitusi sudah mendarah daging disuluruh lapisan
dunia masih saja prostitusi tersebut menimbulkan masalah-masalah didalam lingkungan sosial masyarakat yang dalam keadaan seperti apapun prostitusi tersebut
tidaklah dibenarkan oleh agama. Norma-norma sosial juga jelas mengharamkan sebuah prostitusi walaupun dengan alasan kebutuhan batiniah, selain itu dunia
kesehatan senidiri juga telah menunjukkan bagaimana bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh hubungan badan secara bebas ditengah-tengah masyarakat salah
satunya adalah penyakit kelamin yang dapat ditularkan dengan cara berhubungan badan.
Kebutuhan batiniah yang seperti apapun bentuknya tetap saja prostitusi dianggap sebagai suatu perilaku menyimpang dalam sebuah masyarakat. Prostitusi
melihat bagaimana tingkah laku khusus yang menentang nilai-nilai, norma serta moral masyarakat.
Ada beberapa jenis prostitusi menurut Ayu 2011. Prostitusi menurut aktivitasnya yaitu :
1. Prostitusi yang Terdaftar.
Pada umumnya mereka dilokalisasi dalam satu daerah tertentu. Penghuninya secara periodik harus memeriksakan diri pada dokter atau petugas
kesehatan dan mendapatkan suntikan serta pengobatan, sebagai tindakan kesehatan dan keamanan umum. Pelakunya diawasi oleh kepolisian yang bekerja
sama dengan Jawatan Sosial dan Jawatan Kesehatan . Namun kenyataannya cara ini tidaklah efisien karena kenyataannya tidak adanya kerja sama antara pelacur
dengan petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Prostitusi yang Tidak Terdaftar.
Mereka yang melakukan prostitusi secara gelap-gelapan dan liar, baik secara perorangan maupun dalam kelompok. Perbuatannya tidak terorganisasi dan
tempatnyapun tidak tertentu, sehingga kesehatannya sangat diragukan.
Prostitusi menurut jumlahnya yaitu : 1.
Prostitusi yang beroperasi secara individual. Merupakan single operator. Sering disebut dengan pelacur jalanan. Mereka biasanya mangkal di pinggir jalan, stasiun
maupun tempat-tempat aman lainnya. Para pelacur ini menjalankan profesinya dengan terselubung.
2. Prostitusi yang bekerja dengan bantuan organisasi dan sindikat yang teratur rapi.
Jadi, mereka tidak bekerja sendirian melainkan diatur melalui satu sistem kerja suatu organisasi. Biasanya dalam bentuk rumah bordir, bar atau casino.
Prostitusi menurut tempat penggolongan atau lokalisasinya yaitu: 1. Segregasi atau lokalisasi, yang terisolasi atau terpisah dari kompleks penduduk
lainnya. Seperti lokalisasi Silir di Solo dan Gang Dolly di Surabaya. Meskipun lokalisasi ini sudah tidak ada namun para pelacur masih beroperasi yaitu di
pinggir jalan, hek malam dan mereka merupakan pelacur kelas bawah yang bekerja sama dengan sopir becak dan para pedagang.
2. Rumah-rumah panggilan. Rumah-rumah panggilan ini memiliki ciri khusus dimana hanya pihak yang terkait saja yang mengetahuinya. Selain itu
kegiatannyapun lebih terorganisir dan tertutup. 3. Dibalik front organisasi atau dibalik bisnis-bisnis terhormat salon kecantikan,
tempat pijat, rumah makan, warnet, warung remang-remang, dll. Disini sudah memiliki jaringan yang baik dan terorganisir. Tidak sedikit yang melibatkan
orang-orang terhormat maupun pihak keamanan yaitu polisi.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Jadwal Kegiatan