Informan I, AT Ibu Rumah Tangga

BAB IV Perilaku Seksual “Dating Couples” di Kota Medan

4.2. Mengenal Para Responden

Penelitian ini dilakukan dengan informan pertama AT merupakan informan yang juga memiliki hubungan dengan lelaki yang bukan suaminya. Dari informan pertama ini selanjutnya membawa peneliti untuk lebih dalam lagi memasuki dunia perselingkuhan dan mengenalkan peneliti kepada informan-informan yang lainnya serta membantu peneliti dalam memberikan informasi-informasi mengenai “dating couples”.

4.2.1. Informan I, AT Ibu Rumah Tangga

Informan pertama adalah Agelina Tampubolon AT merupakan seorang ibu rumah tangga beragama keristen tinggal di Jl. Jati – Perumnas Simalingkar. AT lahir di Sibolga 17 Agustus 1968 ini hanya menyelesaikan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas SMA. AT menikah dengan seorang pria perantauan Medan berinisial HHS ketika AT berusia 19 tahun dan memiliki anak ketika ia berumur 21 tahun. Pria yang menikahinya memiliki orang tua yang masih bersifat tradisional dikarenakan untuk suku batak AT hampir saja dianggap mandul karena lama diberi momongan, hal tersebut sempat membuat keluarga dari pihak suami untuk memisahkan mereka dikarenakan HHS merupakan putera pertama dimana dalam adat batak putera pertama merupakam putera yang membawa nama baik keluarga. Namun, dikarenakan rasa cinta yang dimiliki AT dan HHS mereka tetap bertahan dan akhirnya penantian selama dua tahun itu terkabul dengan kelahiran puteri pertama mereka. Tidak lama setelah kelahiran puteri pertama HHS mengalami sakit parah dan pada kondisi seperti itu AT mengandung anak yang kedua. HHS yang hanya terbaring lemah di rumah sakit tidak dapat melakukan apa-apa. Semantara AT dan keluarga suaminya masih saja berselisih paham dikarenakan anak pertama mereka merupakan seorang wanita. Selama AT mengandung anak yang kedua AT tidak terlalu memperhatikan asupan vitamin untuk anak kedua mereka dikarenakan AT Universitas Sumatera Utara sendiri yang merawat suaminya pada saat keritis. AT sempat mengaku bahwa ia telah mencoba berulang kali untuk menggugurkan anak nya dengan anggapan bahwa apabila suaminya meninggal maka anak kedua ini akan merasakan kesulitan dikarenakan AT membesarkan anak-anaknya, tetapi niat tersebut gagal dan AT tetap melahirkan puteri kedua mereka. Setelah dua tahun berlangsung setelah lahirnya puteri kedua itu HHS meninggal dunia dengan beberapa konflik didalam keluarga pihak suami. AT yang merasakan kehilangan mencoba hidup tegar sendiri sehingga akhirnya menikah dengan pria yang berbeda agama dengannya namun tidak dikaruniai seorang anak. Pernikahan tersebut tidak berlangsung lama dan mereka akhirnya memutuskan untuk bercerai dikarenakan ketidaksepahaman antara kedua keluarga mereka. Pada saat itu AT membesarkan kedua anaknya dengan berjualan nasi goreng di kios kecil yang mempertemukannya lagi dengan seorang pria lajang tua dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah pada saat anak-anak AT beranjak remaja. Perekonomian AT bersama suami barunya semakin membaik dikarenakan kebersamaan dan rasa saling percaya diantara keduanya. Namun, kepercayaan suami disalahgunakan oleh AT. AT yang sering ditinggalkan suaminya keluar kota untuk mencari nafkah merasakan kesepian dirumah dikarenakan tugasnya sebagai ibu untuk merawat dan membesarkan kedua puterinya sudahlah tidak terlalu rutin dikarenakan kedua puterinya sudah tumbuh remaja dan sibuk dengan aktfitas masing-masing. AT yang merasakan kesepian mencoba mengikuti teman-teman untuk masuk ke dunia malam dan menghabiskan waktunya di warung remang-remang. Hal ini membuat AT bertemu dengan orang-orang baru dan melakukan komunikasi yang baik dan hal tersebut juga dilakukan dengan lawan jenisnya sehingga tanpa disadari mereka memiliki rasa ketertarikan dan melakukan pertemuan-pertemuan berikutnya. Dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan AT membuka sebuah salon kecantikan di ruko milik kekasih gelapnya ES yang merupakan seorang polisi bagian penangkapan narkoba. Hubungan mereka berjalan setahun lebih sampai akhirnya mereka berpisah. Selanjutnya AT berkencan dengan pria yang sering disebut dengan Sembiring Aek Nabara SAN, kedekatan mereka diketahui oleh kedua puteri AT. Universitas Sumatera Utara Wawancara 7 April 2013 “.. anak-anak ku gak ada ngomong apa-apa mereka diam aja, cuman si Sembiring itu uangnya banyak, ya samalah dengan suami ku, cuman aku bilang aja ke anak-anakku kalau mau isi pulsa minta aja.. lumayanlah mereka masih anak sekolahan dan pulsa yang diisi pun limapuluh ribu buat seminggu…” Setahun lebih hubungan gelap yang dijalani itu berakhir tanpa kata perpisahan dikarenakan suami AT mengalami penurunan ekonomi dan AT memfokuskan pikirannya kepada keluarganya dan AT yang ibu rumah tangga menjadi wirausaha. Setelah perekonomian mereka kembali stabil AT kembali menjalani hubungan diluar pernikahan. Hubungan tersebut dijalani tanpa diketahui oleh suami AT walaupun diakui k anak-anak AT berusaha memisahkannya dengan pasangannya tersebut tetapi tetap saja AT tidak menghiraukan perkataan tersebut. AT mengakui bahwa selama bertahun-tahun menikah dengan lajang tua itu dia tidak pernah disentuh ataupun diberi kebutuhan batiniah selayaknya suami dan isteri, hal ini yang dijadikan AT sebagai alasannya melakukan perselingkuhan. Wawancara, 9 Mai 2013 ”…bertahun-tahun kami nikah gak pernah kayak gituan. Jangankan itu, ciuman aja gak pernah kami. Paling dia cium kening ku dan peluk aku aja… cuman sekedarlah, tapi dia tetap suami yang baik dan sayang sama aku dan anak-anakku..”

4.2.2. Informan II, CS GuruPegawai Negeri