Penentuan Panjang Gelombang Optimasi pH Fase Gerak

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Optimasi

Kadar aspartam dalam minuman ringan ditentukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik dengan fase gerak Asetonitril : Dapar fosfat pH 4,3 20:80, laju alir 1,2 mlmenit menggunakan kolom Shimpac VP-ODS 250 mm x 4,6 mm dengan detektor UVVis, dan deteksi dilakukan pada panjang gelombang 210 nm. Hasil ini diperoleh dari penentuan panjang gelombang maksimum aspartam, pH fase gerak dan komposisi fase gerak sebagai berikut:

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang

Panjang gelombang analisis ditentukan dengan membuat kurva serapan aspartam baku menggunakan spektrofotometer UV. Spektrum hasil pengukuran aspartam baku dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Spektrum panjang gelombang maksimum Aspartam Dari spektrum tersebut, jelas bahwa panjang gelombang maksimum dari aspartam didapat pada panjang gelombang 195 nm. Hasil yang diperoleh sesuai Universitas Sumatera Utara 42 dengan penelitian sebelumnya, yaitu panjang gelombang maksimum aspartam berada di bawah 200 nm Serdar, 2011; Yang, 2012. Menurut Fessenden 1986 rentang panjang gelombang ultraviolet yang dapat digunakan untuk analisis adalah 200-400 nm. Karena absorpsi oleh karbon dioksida di atmosfir menjadi nyata di bawah 200 nm, sehingga tidak dapat digunakan untuk analisis aspartam dan membutuhkan kondisi vakum untuk analisis pada panjang gelombang tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka analisis aspartam pada penelitian ini dilakukan pada panjang gelombang 210 nm. Panjang gelombang ini juga digunakan pada penetapan kadar aspartam dalam penelitian sebelumnya Balai POM Medan, 2005; USPC, 2007.

4.1.2 Optimasi pH Fase Gerak

Hasil dari optimasi pH dapar fosfat sebagai fase gerak yang dilakukan pada perbandingan asetonitril : dapar fosfat 15:85; 17,5:82,5; 20:80 dan 22,5:77,5, volume penginjekan 20 µ L dengan laju alir 1,2 mlmenit yang diukur pada panjang gelombang 210 nm dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data pada Tabel 1, terlihat bahwa kondisi analisis yang paling baik diperoleh pada fase gerak aetonitril : dapar fosfat dengan pH 4,3. Hal ini dapat dilihat dari parameter HETP, lempeng teoritis theoretical plate dan faktor asimetris yang memenuhi persyaratan dan memberikan hasil yang lebih baik dari pH dapar fosfat lainnya. Dengan demikian, pH dapar fosfat yang dipilih pada penelitian ini adalah dapar fosfat pH 4,3. Dasar pemilihan ini juga berkaitan dengan kestabilan maksimum dari aspartam yang berada pada pH 4,3. Kestabilan maksimum dari aspartam dalam suatu larutan dapar terlihat pada pH 4,3 yang mempunyai waktu paruh t½ ± 300 hari Butchko, 2001. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 1. Data optimasi Aspartam BPFI pada sistem KCKT dengan fase gerak Asetonitril : Dapar Fosfat dengan berbagai varisai pH. No pH dapar fosfat Perbandingan Waktu retensi menit HETP Theoritical plate Faktor asimetri 1 2,6 15 : 85 10,848 132,589 1885,527 2,513 17,5 : 82,5 8,605 128,646 1943,318 2,655 20 : 80 6,420 116,663 2142,933 2,602 22,5 : 77,5 4,976 93,363 2677,712 2,321 2 3,5 15 : 85 12,759 39,605 6312,295 1,260 17,5 : 82,5 9,042 53,895 4638,661 1,658 20 : 80 8,748 57,562 4343,148 1,623 22,5 : 77,5 7,472 86,584 2887,384 1,636 3 4,3 15 : 85 11,246 35,422 7057,757 1,242 17,5 : 82,5 7,683 37,739 6624,401 1,085 20 : 80 5,477 21,101 7108,506 1,256 22,5 : 77,5 4,364 40,471 6177,321 1,441 4 6,0 15 : 85 13,963 31,555 7922,617 1,149 17,5 : 82,5 7,108 24,116 7366,909 1,366 20 : 80 5,686 43,463 5752,035 1,253 22,5 : 77,5 4,349 54,131 4618,405 1,961 Gambar kromatogram dari hasil optimasi pH fase gerak dapat dilihat pada Lampiran 1-4.

4.1.3 Optimasi Komposisi Fase Gerak