Waktu tambat Faktor Kapasitas

17 2.5.3 Parameter Penting dalam Kromatografi Cair 2.5.3.1 Tinggi dan Luas Puncak Tinggi dan luas puncak berkaitan secara proporsional dengan kadar atau jumlah analit tertentu yang terdapat dalam sampel memiliki informasi kuantitatif. Namun demikian, luas puncak lebih umum digunakan dalam perhitungan kuantitatif karena lebih akuratcermat daripada perhitungan menggunakan tinggi puncak. Hal ini dikarenakan luas puncak relatif tidak banyak dipengaruhi oleh kondisi kromatografi, kecuali laju alir. Sementara itu, tinggi puncak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti misalnya faktor tambat, suhu kolom serta cara injeksi sampel Ornaf dan Dong, 2005. Sebuah puncak memiliki lebar puncak W b , tinggi h dan luas puncak seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8 berikut: Gambar 8. Kromatogram yang diperoleh dari analisis KCKT Ornaf dan Dong, 2005. Lebar puncak yang diukur biasanya merupakan lebar pada 5 tinggi puncak Ornaf dan Dong, 2005.

2.5.3.2 Waktu tambat

Periode waktu antara penyuntikan sampel dan puncak maksimum yang terekam oleh detektor disebut sebagai waktu tambatretention time t R . Waktu tambat dari suatu komponen yang tidak ditahandihambat oleh fase diam disebut Universitas Sumatera Utara 18 sebagai waktu hampavoid time t . Waktu tambat merupakan fungsi dari laju alir fase gerak dan panjang kolom. Jika fase gerak mengalir lebih lambat atau kolom semakin panjang, waktu hampa dan waktu tambat akan semakin besar, dan sebaliknya bila fase gerak mengalir lebih cepat atau kolom semakin pendek, maka waktu hampa dan waktu tambat akan semakin kecil Meyer, 2010.

2.5.3.3 Faktor Kapasitas

Waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir, ukuran kolom dan parameter yang lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu ukuran derajat tambatan dari analit yang lebih independen yaitu faktor kapasitas k’. Faktor kapasitas dihitung dengan membagi waktu tambat bersih t’ R dengan waktu hampa t seperti yang dapat dilihat pada rumus berikut ini Ornaf dan Dong, 2005. Dalam beberapa literatur lain, faktor kapasitas juga disebut sebagai faktor tambat k. Idealnya, analit yang sama jika diukur pada dua instrumen yang berbeda namun memiliki fase diam dan fase gerak yang sama, maka faktor tambat dari analit pada kedua system KCKT tersebut secara teoritis adalah sama Meyer, 2010. Faktor tambat yang disukai berada diantara nilai 1 hingga 10. Jika nilai k terlalu kecil menunjukkan bahwa analit terlalu cepat melewati kolom sehingga tidak terjadi interaksi dengan fase diam dan oleh karena itu tidak akan muncul dalam kromatogram. Sebaliknya nilai k yang terlalu besar mengindikasikan waktu analisis akan panjang Meyer, 2010. Faktor kapasitas dipengaruhi oleh perbandingan komposisi fase gerak yang digunakan sehingga akan dihasilkan resolusi dan waktu retensi dari puncak-puncak Universitas Sumatera Utara 19 kromatogram yang berbeda pada setiap perbandingan komposisi fase gerak Snyder, 2010.

2.5.3.4 Selektivitas