Remaja dan Permasalahannya Remaja

59 terima tentunya sangat terbatas. Di panti asuhan remaja dapat memperoleh dukungan sosial dari pengasuh dan teman sekelompoknya teman sebaya. Jumlah pengasuh yang tidak seimbang dengan anak asuh dan banyaknya beban tanggung jawab yang diberikan pada pengasuh di panti asuhan membuat pengasuh kurang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak-anak asuh, sehingga anak asuh mencari dukungan sosial dari temannya. Dukungan sosial dari teman sebaya memiliki peran yang cukup penting yang dibutuhkan remaja asuh untuk mencapai identitas dirinya. Pemberian dukungan emosional dari teman sebaya akan lebih mendorong remaja merasa dicintai, diperhatikan sehingga remaja asuh mendapatkan kesempatan untuk dapat mengeksplorasi dirinya secara lebih leluasa. Bersama dengan teman sebaya remaja menghabiskan waktu dengan melakukan berbagai kegiatan di mana mereka dapat merasa lebih bebas, terbuka, bersemangat dan termotivasi. Teman sebaya dianggap lebih mudah memberikan pengertian, penampung dan dukungan bagi masalah-masalah pribadinya. Dari kondisi di atas terlihat bahwa dukungan sosial dari teman sebaya dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan identitas diri remaja. Teman sebaya bagi remaja memiliki arti psikologis yang penting, karena selain sebagai tempat berinteraksi juga dapat merupakan sumber dukungan sosial bagi remaja. Pemberian dukungan sosial dan penyediaan tempat untuk melakukan segala uji coba membuat teman sebaya merupakan bagian yang 60 penting dalam pembentukan identitas diri remaja. Keakraban dengan cara membagi pikiran dan perasaan dapat mempengaruhi identitas diri remaja. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan teman sebaya pada remaja asuh, semakin optimal juga proses pembentukan identitas diri remaja asuh.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya terhadap identitas diri remaja Panti Asuhan Sinar Melati. Semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya terhadap remaja asuh maka semakin optimal pula pencapaian identitas diri remaja.

D. Paradigma Penelitian

H Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan : X : Dukungan Sosial Teman Sebaya Variabel Bebas Independent Y : Identitas Diri Variabel Terikat Dependent H : Hubungan antar variabel X Y