Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja

57 emosinya tidak stabil cenderung akan melakukan kekerasan sebagai sarana pelampiasan dan perilaku negatif lainnya seperti, berkelahi dengan teman, minum-minuman keras, tawuran antar sekolah dan lain sebagainya. Sarlito Wirawan Sarwono 2006: 84 mengemukakan bahwa remaja yang terlalu mengikuti emosinya yang tidak stabil memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan perilaku-perilaku negaitf seperti menyalahgunakan narkotika, melakukan hubungan seks diluar nikah, pelanggaran aturan sekolah, dan sebagainya. Perilaku-perilaku tersebut timbul dari kurangnya kemampuan remaja mengarahkan emosi yang dimiliki dengan cara positif. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan usia atau masa yang bermasalah karena pada masa remaja banyak masalah yang berkaitan dengan remaja baik masalah dengan diri sendiri, teman sebaya, orang tua, pendidikan dan masyarakat.

e. Hambatan Remaja Mengatasi Masalah

Hambatan yang terjadi dalam mengatasi permasalahan remaja menurut Conger Hurlock, 1980: 237 antara lain : 1 Remaja kurang mendapat dukungan dari orang tua, penilaian negatif dari orang tua, perceraian atau perpisahan orang tua, orang tua terlalu protektif dan status ekonomi yang rendah. 2 Latar belakang masyarakat antara lain pengaruh media massa, kekangan sekolah dan lingkungan sosial yang tidak menentu. 3 Personality remaja itu sendiri menurut Hurlock 1980: 236-237 seperti: memiliki kepribadian yang lemah, remaja memiliki ciri-ciri 58 kpribadian yang bertentangan antara lain: terlaku percaya diri, pemberontak, pendendam, kontrol batin yang kurang, tidak suka menaati norma atau peraturan, penampilan fisik yang berbeda dengan kelompoknya serta psikisnya seperti IQ rendah, sukar dididik. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi suatu permasalahan remaja sering mengalami beberapa hambatan baik dari diri sendiri atau lingkungan sekitar remaja.

B. Kerangka Berfikir

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Dengan banyaknya perubahan dan penyesuaian diri yang harus dialami remaja membuat remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan sosialnya. Dukungan yang diberikan pada remaja akan membuat remaja merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu, sehingga remaja yang mendapatkan dukungan sosial akan lebih mudah dalam pembentukan identitas dirinya. Dukungan sosial ini tentunya tidak hanya dibutuhkan oleh remaja yang tinggal dalam keluarga yang utuh melainkan juga remaja yang tinggal di Panti Asuhan. Remaja yang tinggal di panti asuhan memiliki tugas yang jauh lebih berat dari pada remaja yang tinggal bersama orang tuanya. Remaja asuh harus dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya sendiri sehingga tak heran jika pada remaja asuh sering mengalami masalah psikologi. Pada remaja yang tinggal di panti asuhan, jumlah pemberian perhatian dan kasih sayang yang mereka 59 terima tentunya sangat terbatas. Di panti asuhan remaja dapat memperoleh dukungan sosial dari pengasuh dan teman sekelompoknya teman sebaya. Jumlah pengasuh yang tidak seimbang dengan anak asuh dan banyaknya beban tanggung jawab yang diberikan pada pengasuh di panti asuhan membuat pengasuh kurang dapat memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak-anak asuh, sehingga anak asuh mencari dukungan sosial dari temannya. Dukungan sosial dari teman sebaya memiliki peran yang cukup penting yang dibutuhkan remaja asuh untuk mencapai identitas dirinya. Pemberian dukungan emosional dari teman sebaya akan lebih mendorong remaja merasa dicintai, diperhatikan sehingga remaja asuh mendapatkan kesempatan untuk dapat mengeksplorasi dirinya secara lebih leluasa. Bersama dengan teman sebaya remaja menghabiskan waktu dengan melakukan berbagai kegiatan di mana mereka dapat merasa lebih bebas, terbuka, bersemangat dan termotivasi. Teman sebaya dianggap lebih mudah memberikan pengertian, penampung dan dukungan bagi masalah-masalah pribadinya. Dari kondisi di atas terlihat bahwa dukungan sosial dari teman sebaya dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan identitas diri remaja. Teman sebaya bagi remaja memiliki arti psikologis yang penting, karena selain sebagai tempat berinteraksi juga dapat merupakan sumber dukungan sosial bagi remaja. Pemberian dukungan sosial dan penyediaan tempat untuk melakukan segala uji coba membuat teman sebaya merupakan bagian yang