83
D. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian untuk mencari hubungan antara variabel terikat. Sebelum diadakan uji
hipotesis dengan teknik analisis, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian persyaratan
analisis ini menggunakan komputer program SPSS For Window Seri 16.00, hasilnya sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas untuk variabel dukungan sosial teman sebaya dan identitas diri berdasarkan perhitungan komputer program
SPSS for windows 16,00, dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini: Tabel 16. Uji Normalitas
Variabel p-value
sign. Keterangan
Dukungan sosial teman sebaya 0,081
0,05 Normal
Identitas diri 0,088
0,05 Normal
Berdasarkan tabel 16 dapat disimpulkan bahwa sebaran data antar variabel dukungan sosial teman sebaya dan identitas diri
dikatakan berdistribusi normal, karena masing-masing valriabel menunjukkan bahwa taraf signifikasi lebih dari 5 0,05, sehingga
data dikatakan normal.
2. Uji Linieritas
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS for windows 16,00 uji linieritas antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan
84 identitas diri dengan taraf signifikasi 5 0,05 dapat dilihat seperti
pada tabel 17 berikut ini: Tabel 17. Uji Linieritas
Hubungan fungsional F hitung
P Kesimpulan
Dukungna sosial teman sebaya dengan identitas
diri 50,720
0,000 0,05
Linier
Berdasarkan tabel 17 di atas, diketahui bahwa uji linieritas antara variabel dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri
mendapat hasil F = 50,720 dan signifikasi 0,00 p0,05 dengan nilai signifikasi di bawah 0,05 maka hasil ini menunjukkan bahwa
hubungan antara kedua variabel adalah linier.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis tersebut harus diuji kebenarannya agar dapat
memperoleh kesimpulan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “adanya hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan
identitas diri pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan Sinar Melati” yang kemudian hipotesis ini disebut sebagai hipotesis alternatif atau
Ha, sedangkan hipotesis nihil Ho pada penelitian ini adalah “tidak adanya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan
identitas diri pada remaja yang tinggal di Panti Asuhan”.
Untuk mencari hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan
digunakan teknik analisis korelasi Pearson dengan menggunakan
85 program SPSS for windows 16,00, dari hasil analisis tersebut
didapatkan harga koefisien korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri sebesar 0,637 dengan p = 0,000 0,05.
Dengan demikian hipotesis alternatif Ha yang berbunyi adanya hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan
identitas diri remaja yang tinggal di panti asuhan diterima. Berdasarkan dari hasil penelitian koefisien korelasi tersebut,
besarnya koefisien korelasi tersebut bertanda positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan positif antara dukungan sosial
teman sebaya dengan identitas diri remaja yang tinggal di Panti Asuhan Sinar Melati. Di mana dengan hubungan ini maka semakin
tinggi dukungan sosiat teman sebaya maka semakin optimal pula identitas diri pada remaja asuh tersebut, demikian juga sebaliknya
semakin rendah dukungan sosial teman sebaya maka semakin kurang optimal identitas diri yang dicapai remaja.
Dari perhitungan di atas maka diketahui bahwa koefisien korelasi sebesar 0,637. Dari Koefisien tersebut maka digunakan untuk
mencari koefisien determinasi R² yaitu sebesar 0,406. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan variabel dukungan sosial teman
sebaya dalam pencapaian identitas diri remaja sebesar 40,6. Dengan demikian masih ada 59,4 faktor-faktor lain yang mempengaruhi
identitas diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
86
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri remaja yang
tinggal di panti asuhan. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh, maka semakin optimal pula pencapaian identitas diri yang
dimiliki remaja di panti asuhan, begitu pula sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial teman sebaya maka semakin kurang optimal pula
identitas diri yang dimiliki remaja yang tinggal di panti asuhan. Selain adanya hubungan, dari hasil perhitungan juga diketahui bahwa besarnya
sumbangan dukungan sosial dalam pembentukan identitas diri pada remaja yang tinggal di panti asuhan sebesar 40,6, sehingga masih ada 59,4
faktor lain yang mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja. Adanya hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan
identitas diri remaja ini sesuai dengan pendapat Smet 1994: 133 jika individu merasa didukung oleh lingkungan, segala sesuatu dapat menjadi
lebih mudah
pada waktu
mengalami kejadian-kejadian
yang menegangkan. Sementara itu, ketidakhadiran dukungan sosial dari teman
sebaya dapat menimbulkan perasaan kesepian dan kehilangan yang dapat menggangu proses pencapaian identitas diri remaja. Dengan hasil ini
menunjukan bahwa dukungan sosial teman sebaya menjadi salah satu bagian penting dalam pembentukan identitas diri pada remaja yang tinggal
di panti asuhan.