15
2.1.2 Pengertian Kepuasan Kerja Job Satisfaction
Pada pikiran yang paling mendasar, kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang Malthis dan Jackson,
2001:98. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dengan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima Robbins, 2003:78. Greenberg dan Baron 2003:148 mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai
sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka. Pandangan senada dikemukakan oleh Gibson 2000:106 yang menyatakn
kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka. Hal tersebut merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan.
Jadi dari defenisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan senang atau positif seseorang atas pencapaian kerja yang mereka
harapkan dengan kenyataan yang ada.
2.1.2.1 Dimensi Kepuasan Kerja
Smith, Kendal dan Hulin Munandar, 2004:74, menyatakan ada lima dimensi dari kepuasan kerja yaitu:
a. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, dimana hal itu terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat
serta kesempatan untuk bertangung jawab. b. Kepuasan terhadap imbalan, dimana sejumlah uang gaji yang diterima sesuai
dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut.
16 c. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada
struktur organisasi. d. Kepuasan terhadap supervis, bergantung pada kemampuan atasannya untuk
memberikan bantuan teknis dalam memotivasi. e. Kepuasan terhadap rekan kerja yaitu seberapa besar rekan sekerja memberikan
bantuan teknis serta dorongan sosial.
2.1.2.2 Faktor-faktor Penentu Kepuasan Kerja
Robbins 2001:149, menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja adalah:
a. Kerja yang secara mental menantang Karyawan cendrung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa
baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu
banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan
kepuasan. b. Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapan
mereka.
17 c. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Studi-studi
memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar yang tidak berbahaya dan merepotkan.
d. Rekan sekerja yang mendukung Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang
berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bila
mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung dan menghantar ke kepuasan kerja.
e. Kesesuaian antara kepribadian-pekerjaan Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan pekerjaan
akan menghasilkan individu yang lebih terpuaskan. Pada hakikatnya logika adalah: orang-orang yang tipe kepribadiannya kongruen sama dan sebangun
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka; dengan demikian lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut; dan karena sukses ini, mempunyai probabilitas yang lebih
besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.
18
2.1.2.3 Konsekuensi Kepuasan Kerja