Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4 tawuran. Banyaknya kasus-kasus moral yang terjadi saat ini, seperti
tindakan kriminal atau perilaku-perilaku menyimpang pada anakremaja baik itu melalui media elektronik atau media masa, seperti televisi, koran,
radio, dan lain sebagainya. Seperti halnya kasus pencurian, penganiayaan, pencabulan, dan bahkan pembunuhan, serta narkotika. Tingkat kenakalan
anak khususnya remaja di Kabupaten Bangka selatan sangatlah tinggi. Pada tahun 2011 sendiri telah tercatat 40 pelajar yang terlibat tindak
kriminalitas Radar Bangka, 2011. Pada minggu ketiga Bulan September 2014 lalu Radar Bangka
mengeluarkan atau merilis berita terkait dengan kriminalitas di Bangka Selatan. Kasus yang pertama yaitu, pelemparan batu yang dilakukan oleh
orang yang tidak dikenal yang menyababkan pendarahan pada otak Neri Andani 18 dan kasus yang kedua adalah pencurian yang terekam oleh
CCTV di counter HP Wendy Cell. Kasus ketiga ialah penusukan pelajar. Kasus penganiayaan juga terjadi di dalam lingkungan sekolah. Kasus-
kasus ini merupakan gambaran moral dan perilaku anak yang semakin menjadi-jadi di Bangka Selatan. Saya sebagai penulis berasumsi bahwa
ada beberapa faktor yang memperngaruhi pola perilaku anak menjadi ke arah perilaku yang negatif. Salah satu faktornya adalah pola asuh yang
diterapkan orang tuanya yang menyebabkan adanya gaya hidup yang hedonis. Gaya hidup hedonis merupakan suatu pandangan hidup yang
menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagian sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari
5 perasaan-perasaan yang menyakitkan Hedonisme - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm. Meningkatnya ekonomi di Bangka Selatan karena harga timah dan
lada membuat pola asuh orang tua ikut berubah. Berubah dalam arti, orang tua cenderung memberikan atau memfasilitasi anak-anak mereka dengan
materi yang berlimpah yang akan menimbulkan efek negatif terhadap anak-anaknya yakni gaya hidup hedonis paham bersenang-senang. Gaya
hidup yang seperti ini tentu saja akan mengarahkan anak pada perilaku kriminalitas, seperti anarkisme, pencurian, minum-minuman keras,
narkoba, dan bahkan free sex. Akan tetapi orang tua di Bangka Selatan seolah-olah tidak menyadari, kalau pola asuh mereka yang selalu
memberikan fasilitas yang berlebihan kepada anak berpengaruh pada perilaku mereka. Orang tua beranggapan bahwa setelah memfasilitasi uang
yang banyak, maka tugas orang tua selesai karena anak merasa bahagia. Tentunya pola asuh yang seperti ini salah, mengingat anak masih labil
masih belum bisa membedakan apakah itu benar ataukah salah. Oleh karena itu, atas dasar latar belakang masalah di atas, penulis
merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut khususnya berkenaan dengan pola asuh dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian peneliti
mengambil judul penelitian
dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Berperilaku Menyimpang
” Studi kasus pada anak yang mengalami masalah sosial di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka
Selatan.
6