Subyek Penelitian METODE PENELITIAN

44 kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaa, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan lain sebagainya Lexy J Moleong, 2002: 126. Observasi memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Sanafiah Faisal dalam Sugiyono 2011: 226 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan dan tersamar, dan observasi yang tak berstruktur. Observasi partisipasi ini dibagi lagi menjadi partisipasi pasif, partisipasi modern, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap menurut Spradley dalam Sugiyono 2011: 227. Dalam pelaksanaannya observasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif yaitu peneliti datang ke tempat penelitian akan tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan dan aktivitas orang-orang yang diamati Sugiyono 2011: 227. Motode observasi ini dilakukan untuk mengetahui gambaran awal subyek penelitian, maka peneliti harus terlebih dahulu melakukan survey terkait dengan situasi dan kondisi sasaran penelitian, serta metode ini juga untuk mengumpulkan data mengenai bentuk-bentuk perilaku menyimpang yang ada di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan. 45

2. Wawancara

Lexy J Moleong 2002: 135 wawancara adalah sebuah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Jenis pengumpulan data dengan wawancara dilakukan untuk memahami persepsi, perasaan, dan pengetahuan orang-orang yang akan diteliti Djunaidi Ghony Fauzan Almanshur, 2012: 175. Menurut Esterberg dalam sugiyono 2011: 233 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tak berstruktur. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur. Peneliti melakukan wawancara dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah tersusun secara sistematis Sugiyono, 2011: 233. Tujuanya yaitu untuk menggali informasi secara langsung dan mendalam dari beberapa narasumber atau informan terkait dengan bagaimana pola asuh orang tua pada anakremaja yang berperilaku menyimpang serta hambatan dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi masalah perilaku menyimpang tersebut di Kecamatan Toboali Kabupten Bangka Selatan.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Tingkat Kemandirian Personal Hygiene pada Anak Usia Prasekolah di Desa Sigumpar Kecamatan Lintonghuta Kabupaten Humbanghasundutan

42 306 142

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Perilaku Pencegahan Diare Di Gampong Kuala Langsa Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa

7 85 115

Pola Asuh Orang Tua Anak Korban Perceraian Dampingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPAID-SU)

6 100 113

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Pada Keluarga Pemulung Di Desa Tapian Nauli Lingkungan Ix Kelurahan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal

3 87 113

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Anak Autis di Yayasan Tali Kasih Medan

27 195 126

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Anak Usia Sekolah Di Desa Tanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

45 175 87

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Kesehatan Remaja pada Keluarga Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

10 52 142

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Terhadap Pola Perilaku Anak Dalam Menonton Televisi Di Perumahan Taman Setia Budi Indah.

5 37 92

Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegiatan Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Dan Di Kota (Studi Komparasi di Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang,Kabupaten Dairi)

2 54 160

Pengaruh Pola Asuh Anak Terhadap Terjadinya Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Montasik Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006

0 33 97