67 telah diberikan dan melakukan perilaku menyimpang yang merugikan
dirinya sendiri.
4. Hambatan yang Dialami Orang Tua dalam Mengatasi Masalah
Perilaku Menyimpang Pada Anak di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan
Setiap orang tua tentunya mengharapkan anaknya menjadi anak yang memiliki tumbuh kembang secara optimal dengan sikap dan
perilaku yang baik, meliliki pribadi yang baik, cerdas, dan taat pada agama, serta dapat membanggakan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Oleh karena itu, untuk mewujudkan semua harapan orang tua tersebut, dibutuhkan suatu proses sosialisasi dan interaksi antara anak
dan orang tua, dengan cara membimbing, mendidik, mendisiplinkan, dan melindungi anak dengan cara yang khas dan berbeda-beda yang
biasa disebut dengan pola asuh. Namun orang tua di Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka
Selatan memiliki hambatan dalam membimbing serta mendidik anak- anaknya terutama dalam mengatasi perilaku anak yang menyimpang
yang ada di Kecamatan Toboali. Adapun hambatan tersebut diantaranya adalah lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat
yang kurang kondusif, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pola
asuh yang tepat untuk anak, kesibukan orang tua, dan keluarga yang tercerai berai. Berikut paparan hasil wawancara yang dilakukan pada
orang tua yang memiliki anak yang berperilaku menyimpang.
68 1
Pengaruh negatif peer group terhadap anak berperilaku menyimpang
Anak merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus yang dapat dikembangkan melalui pengalaman.
Pengalaman ini terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Faktor lingkungan sangat berpengaruh
dalam kehidupan anak, karena dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan anak itu sendiri. Seperti
yang diungkapkan oleh Bapak SM keluarga I salah satu hambatan dalam mengatasi perilaku menyimpang anak adalah
pengalaman anak pada kondisi lingkungan masyarakat yang diungkapkan sebagai berikut:
“Anak saya sering tidak dirumah dek, dia lebih senang pergi dengan teman-temannya dan pulang larut malam.
Walaupun sebenarnya dia tidak mau tetapi karena ajakan dari temannya, kalau dia tidak mau ikut temannya tidak
mau berteman dengan anak saya dan di cap sebagai
kuper.” Apa yang dikatakan Bapak SM keluarga I dibenarkan
oleh anaknya TK, yaitu sebagai berikut: “saya sering diingatkan oleh bapak saya untuk jangan
sering pulang malam, kamu anak cewek hati-hati, jangan ikut-ikutan yang tidak benar, dan sekarang memang
terbukti, kondisi lingkungan telah membuat saya seperti
ini.” Hal serupa dengan yang dikatakan oleh Bapak SM dan
saudara TK, ibu MG juga mengatakan:
69 “Penghambatnya karena kondisi lingkungannya yah,
disini soalnya banyak anak-anak nakal .”
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh
negatif peer group terhadap anak merupakan salah satu faktor yang menghambat orang tua dalam mengatasi masalah perilaku
menyimpang, misalnya anak tidak dapat menolak ajakan dari temannya untuk main dan keluar malam karena takut di cap
anak cemen serta sering mengeluarkan kata-kata kotor, sedangkan dirumah orang tua selalu mengajarkan sopan santun.
2 Perbedaan pendapat antara ibu dan bapak dalam mengasuh
anak Selain lingkungan masyarakat, perbedaan pendapat
antara ibu dan bapak dalam mengasuh anak juga merupakan salah satu hambatan dalam mengatasi masalah perilaku
menyimpang ini. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu IJ keluarga II, beliau mengatakan bahwa:
“Karena saya dan ayahnya sering memukulnya dan sering melihat kita bertengkar di rumah sampai
mengucapkan kata-kata kotor. Dia jadi kebal dengan ancaman dan tidak takut untuk dipukul, jadi susah diatur
dan sering mengeluarkan kata-kata kotor kepada saya orang t
uanya.” Pola asuh dan pendidikan yang diberikan pada anak tentu
tidak boleh salah, sehingga anak-anak tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun di Kecamatan Toboali
ini masih terdapat orang tua yang memiliki keterbatasan pengetahuan terkait dengan pola asuh yang tepat untuk anak.
70 Hal ini diungkapkan oleh Ibu MG keluarga V, beliau
mengatakan bahwa: “kurang pahamnya saya sebagai orang tua dalam
mendidik atau mengasuh anak yang benar itu yang seperti apa? Dan saya harus melakukan apa? Saya tidak
tau.
” Hal serupa diungkapkan oleh ibu JB keluarga III,
beliau mengungkapkan bahwa: “Sebenarnya saya juga tidak tau cara mendidik anak
yang benar itu yang seperti apa, tapi saya berusaha untuk memberi kepercayan dan ngasih nasehat-nasehat kepada
anak saya.
” Apa yang diungkapkan oleh ibu JB dibenarkan oleh
anaknya RK, yaitu sebagai berikut: “Ibu saya tidak terlalu mengerti tentang mendidik anak,
ibu saya hanya lulusan SD.” Orang tua mempunyai pengaruh yang paling besar pada
anak. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda untuk diterapkan serta akan mempengaruhi perkembangan
anak-anaknya. Orang tua berkewajiban dalam memberikan bimbingan atau pola asuh yang mengarah pada perkembangan
serta pembentukan perilaku yang baik untuk anaknya. Oleh karena itu orang tua harus mampu memilih pola asuh yang
harus dan tepat untuk diterapkan pada anak-anaknya. 3
Kesibukan Orang Tua Seperti yang disampaikan Ibu JB keluarga III, beliau
mengatakan bahwa: