15 a.
Id, merupakan tempat terkuburnya alam bawah sadar, insting hewani, atau penggerak.
b. Ego, merupakan bagian dari pikiran sadar.
c. Super ego, bagian sadar yang berhubungan dengan kesadaran yang
terdiri dari beragam pembatasan sosial dan moral terhadap kekerasan dan pengrusakan.
Menurut pandangan ini, antara Id dan Ego terdapat konflik yang tidak terselesaikan secara terus-menerus. Perilaku menyimpang terjadi
karena konflik yang tidak terselesaikan antara Id beserta dorongan pemikirannya dan harapan masyarakat. Ada ketidaklayakan
pembatasan sosial yang ditetapkan oleh masyarakat pada pemikiran asli manusia yang liar, sensual, dan merusak.
3. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Fhilip Graham dalam Endah Sri Astuti 2004: 49 membagi faktor penyebab perilaku menyimpang menjadi dua golongan :
a. Faktor lingkungan
Anak merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus
yang dapat
dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia
dengan lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan masyarakat sangat berpengaruh dalam kehidupan anak, karena lingkungan
masyarakat dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan anak itu sendiri. Meskipun lingkungan masyarakat
16 tidak bertanggungjawab terhadap kedewasaan anak, namun
lingkungan masyarakat itu sendiri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak, bisa pengaruh positif dan bisa
juga pengaruh negatif. Pengaruh positif merupakan pengaruh yang baik terhadap
hal-hal yang berguna untuk dirinya sendiri maupun orang lain di masa sekarang dan di masa yang akan datang, sedangkan pengaruh
negatif adalah suatu pengaruh yang mengarah pada hal-hal tidak baik dan merugikan orang lain maupun dirinya sendiri. Pengaruh
negatif ini sangat mudah diterima oleh anak. Anak yang sebelumnya tidak merokok, setelah mendapat pengaruh dari
temannya yang merokok bisa berubah menjadi anak yang perokok. Selain pergaulan teman, faktor lingkungan yang lain adalah :
a Kemiskinan
Kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong seseorang untuk melakukan perilaku menyimpang,
seperti mencuri, merampok, menjual diri, dan lain-lain. b
Faktor sekolah Sekolah merupakan salah satu tempat anak mendapatkan
pendidikan. Dalam sekolah terdapat pendidik yang merupakan pengganti orang tua mereka di sekolah dan merupakan panutan
bagi peserta didik, namun sekarang tidak sedikit kesalahan yang telah dilakukan pendidik dalam mendidik. Biasanya
17 pendidik memberikan perhatian yang lebih kepada peserta
didik yang melakukan keributan dikelas, tidak memperhatikan pembelajaran, sehingga menunggu peserta didik yang
berperilaku buruk. Kondisi seperti ini sering disalah artikan oleh beberapa peserta didik, mereka beranggapan untuk
mendapatkan perhatian dari seorang guru mereka harus berbuat salah terlebih dahulu dan hal ini terkadang juga diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kurikulum juga merupakan salah satu faktor yang ada di dalam sekolah yang
menyebabkan perilaku menyimpang. c
Keluarga yang tercerai berai Ketidakharmonisan dalam keluarga. Seperti broken home,
orang tua yang cerai karena berbagai macam alasan, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian.
d Pengasuhan dalam keluarga
Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisten. Misalnya orang tua yang sering mengancam anaknya
jika anaknya melakukan perilaku menyimpang akan diberikan hukuman. Akan tetapi ketika perilaku tersebut benar-benar
dilakukan oleh anak, hukuman yang seharusnya diberikan kadang tidak diterapkan. Hal ini membuat anak menyepelehkan
kedisiplinan serta ancaman yang telah diberikan oleh orang tua.
18 b.
Faktor pribadi Faktor pribadi merupakan faktor yang terdapat dalam diri
seseorang yang merupakan bawaan dari lahir. Misalnya faktor bakat yang mempengaruhi temperamen dan ketidakmampuan
seseorang dalam menyesuaikan diri. a
Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen Temperamen merupakan suatu sikap yang tidak sehat, yang
kadang tidak memiliki rasa bersalah atau menyesal atas perbuatannya
yang menurut
masyarakat dianggap
menyimpang, seperti rentenir. b
Ketidakmampuan menyesuaikan diri Ketidaksanggupan seseorang dalam kemampuan menyesuaikan
diri pada nilai dan norma yang ada dalam suatu lingkungan sehingga terjadi proses sosialisasi yang salah dalam
menjalankan peran yang dikehendaki masyarakat. Menurut dari Merton dalam Elis Anisah Fitriah 2014: 37-38
teori tekanan anomi struktural mengatakan bahwa salah satu faktor perilaku menyimpang masyarakat adalah ekonomi, masyarakat yang
berada pada kelas bawah memiliki tekanan akan tidak adanya kesempatan untuk sukses, sehingga menyebabkan kejahatan dan
kenakalan khususnya pada anakremaja. Dengan kata lain sikap dan tingkah laku anak dalam pergaulannya di masyarakat mencerminkan
bagaimana kehidupan keluarga anak tersebut.