Hambatan yang Dialami Orang Tua dalam Mengatasi Masalah
70 Hal ini diungkapkan oleh Ibu MG keluarga V, beliau
mengatakan bahwa: “kurang pahamnya saya sebagai orang tua dalam
mendidik atau mengasuh anak yang benar itu yang seperti apa? Dan saya harus melakukan apa? Saya tidak
tau.
” Hal serupa diungkapkan oleh ibu JB keluarga III,
beliau mengungkapkan bahwa: “Sebenarnya saya juga tidak tau cara mendidik anak
yang benar itu yang seperti apa, tapi saya berusaha untuk memberi kepercayan dan ngasih nasehat-nasehat kepada
anak saya.
” Apa yang diungkapkan oleh ibu JB dibenarkan oleh
anaknya RK, yaitu sebagai berikut: “Ibu saya tidak terlalu mengerti tentang mendidik anak,
ibu saya hanya lulusan SD.” Orang tua mempunyai pengaruh yang paling besar pada
anak. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda untuk diterapkan serta akan mempengaruhi perkembangan
anak-anaknya. Orang tua berkewajiban dalam memberikan bimbingan atau pola asuh yang mengarah pada perkembangan
serta pembentukan perilaku yang baik untuk anaknya. Oleh karena itu orang tua harus mampu memilih pola asuh yang
harus dan tepat untuk diterapkan pada anak-anaknya. 3
Kesibukan Orang Tua Seperti yang disampaikan Ibu JB keluarga III, beliau
mengatakan bahwa:
71 “Sejujurnya saya mau sekali mendampingi anak saya
setiap saat, mengetahui segala kegiatannya dirumah maupun diluar rumah. Tapi kalau saya dirumah terus,
siapa yang akan membantu ayahnya dikebun, mencari uang, uangnya juga untuk memenuhi kebutuhan anak-
anak.” Apa yang dikatakan Ibu JB keluarga III dibenarkan
oleh anaknya RK, yaitu sebagai berikut: ”Ibu saya jarang dirumah, seringnya nginep di kebun.
Saya dirumah hanya dengan abang saya. Ibu saya paling pulang ke rumah satu minggu atau dua minggu sekali,
beliau hanya memberikan uang tanpa tau uangnnya
digunakan untuk apa.” Hal serupa diungkapkan oleh Bapak SH keluarga IV,
beliau mengatakan bahwa: “Kerja jadi kepala sekolah serba salah dek, harus jadi
panutan oleh bawahannya, datang awal pulang terakhir. Kadang kami sudah capek karena urusan disekolah,
ketika sampai di rumah sudah magrib, sudah harus mempersiapkan untuk besok lagi terus tidur, memang
terkadang antara saya dan anak saya j
arang komunikasi.” Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa orang tua
yang di Kacamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan khususnya orang tua dari anak yang berperilaku menyimpang
memiliki waktu luang yang sedikit, sebagian waktunya digunakan untuk mencari nafkah. Kesibukan orang tua dalam
bekerja menjadi salah satu faktor penghambat dalam mendidik, membimbing,
serta mengontrol
anak-anaknya dalam
melakukan sesuatu dan berperilaku. Anak dibiarkan tumbuh tanpa bimbingan. Anak tidak mendapatkan perhatian dan
didikan yang dia butuhkan, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang egois dan suka membangkang orang
tuanya.
72 4
Keluarga yang kurang harmonis Seperti broken home, keluarga yang tidak utuh karena
berbagai alasan merupakan salah satu faktor dan penghambat dalam mengatasi perilaku menyimpang pada anak. Hal ini
diungkapkan oleh AB anak dari Bapak SH keluarga IV, mengatakan bahwa:
”semenjak bapak saya menikah lagi, saya merasa ada yang hilang dari bapak saya yang dulu, terutama
perhatian dan kasih sayangnya. Perhatiannya sudah diambil oleh ibu tiri dan saudara tiri saya, bapak lebih
perduli dengan mereka dari pada anak kandungnya sendiri. Saya merasa tidak betah lagi dirumah, dan saya
juga jarang komunkasi dengan mereka, saya merasa bapak saya telah mengkhiati ibu saya dan menelantarkan
adik-
adik saya.” Pernyataan dari AB sama dibenarkan oleh bapak SH,
bahwa: “saya merasa anak saya AB marah dengan saya karena
sekarang perhatiaan saya terhadap dia telah berkurang, komunikasi kita pun sekarang jarang. AB mungkin
marah karena saya menikah lagi, dan AB merasa keluarga ini bukan seperti keluarga yang dulu yang
harmonis, makanya AB lebih sering diluar ketimbang dirumah. AB tidak mau mendengarkan kata-kata saya
lagi, selalu memberontak dan susah untuk diajak k
omunikasi.” Ketidak harmonisan dalam keluarga juga merupakan
hambatan dalam mendidik dan membimbing anak menjadi pribadi yang baik. Misalnya salah satu orang tuanya menikah
lagi dan memiliki saudara tiri, anak akan merasa diduakan dan merasa kasih sayang yang didapatkan selama ini telah
berkurang. Hal inilah yang akan menyebabkan anak menjadi
73 membangkang kepada orang tuanya, memberontak, dan
mencari kesenangan di luar rumah.