dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru memiliki kompetensi sosial yang baik dalam
berkomunikasi terhadap peserta didik dan tidak membeda-bedakan peserta didik satu sama lain saat proses pembelajaran.
4. Kompetensi Profesional
Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa persentase penilaian peserta didik terhadap kompetensi profesional guru paling tinggi termasuk dalam
kategori cukup baik, dengan porsentase mencapai 58,3. Jika dibandingkan dengan tiga kompetensi yang dibahas sebelumnya,
kompetensi profesional berada pada kategori selevel di bawah ketiga komptensi sebelumnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu yang telah dilakukan oleh Nisa Nuraini Surasa 2013 dalam skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 pada Pelaksanaan
Pembelajaran Ekonomi studi Kasus di SMA Negeri 2 Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru ekonomi yang belum
optimal dalam menggunakan sumber belajar, media pembelajaran, dan metode dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya. Berdasarkan hasil
wawancara, faktor penyebab belum optimalnya adalah belum tersedianya buku bagi siswa yang digunakan sebagai sumber belajar. Selain itu guru
juga belum dibekali dengan petunjuk pelaksanaan Kurikulum 2013 yang lengkap dan matang. Guru dapat dikatakan kompeten secara profesional,
apabila guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, guru tersebut mampu melaksanakan peranan-peranannya
secara berhasil, guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, dan guru tersebut mampu melaksanakan peranannya
dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.
5. Kinerja Guru
Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat bahwa persentase penilain peserta didik terhadap kinerja guru paling tinggi termasuk dalam kategori
cukup baik. Porsentase kategori kinerja guru cenderung seimbang, 24 sangat baik, 18,4 baik, 26,4 cukup baik. Sedangkan untuk kategori
kurang baik sebesar 24 dan 7,2 peserta didik menilai kinerja guru tidak baik. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal. Berdasarkan hasil wawancara
yang peneliti lakukan, ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran
ekonomi, diantaranya adalah pemilihan model dan strategi pembelajaran. Guru belum sepenuhnya menguasai pembelajaran dengan pendekatan
saintifik, dikarenakan guru harus mempelajari sendiri danatau belajar dari guru lain yang sudah memperoleh pelatihan Kurikulum 2013. Hal tersebut
berakibat pada siswa yang sulit untuk menangkap apa yang disampaikan oleh guru pada saat proses belajar mengajar. Selain itu, faktor lain yang
menghambat adalah sarana dan prasarana yang kurang mendukung. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah ketersediaan buku untuk siswa. Buku
siswa yang terlambat ketersediaannya menghambat guru dalam penyampaian materi saat kegiatan belajar mengajar. Siswa pun mengalami
kesulitan dan belajar, karena buku yang menjadi sumber belajar mereka
belum terpenuhi. Sesuai dengan yang terdapat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 a tentang guru dan
dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Seyogyanya guru mendapatkan pelatihan agar mempunyai kemampuan yang cukup agar dapat melaksanakan pembelajaran yang bermutu dengan
baik. Dengan begitu kualitas pendidikan nantinya dapat meningkat seiring dengan meningkatnya kompetensi yang dimiliki oleh guru.
D. Kendala-kendala dalam implementasi kurikulum 2013