4.2.  Pembahasan
Berdasarkan hasil statistik deskriptif mengenai variabel kompensasi diperoleh nilai tertinggi yang menyatakan sangat setuju sebesar 62,50 terhadap panduan
umum  dalam  membuat kebijaksanaan gaji yang adil. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompensasi dapat menjadi alternatif penghasilan yang menarik bagi para
dosen karena Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa telah mempunyai dan melaksanakan panduan umum dalam membuat kebijakan gaji yang diberikan kepada
para dosen secara adil. Hasil penelitian ini senada  dengan yang diungkapkan oleh Siagian 2006, rasa keadilan dapat membuat karyawan  menjadi puas terhadap
kompensasi yang diterimanya. Hasibuan 2007 mengemukakan pendapat yang senada dengan pendapat
Siagian bahwa pemberian kompensasi harus berdasar atas asas adil yaitu besarnya kompensasi yang dibayar harus  disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan,
masa kerja, resiko pekerjaan,  tanggung jawab, dan jabatan pekerja.  Hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang konsisten atau mendukung penelitian  yang
dilakukan oleh Yuwono dan  Khajar 2005,  seseorang bekerja untuk mendapatkan imbalan yang bersifat  finansial, atau untuk mendapatkan sumber pendapatan yang
akan  meningkatkan status sosialnya atau standar kehidupannya. Karyawan menginginkan sistem kompensasi yang adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan,
tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil  statistik deskriptif penelitian ini juga  menemukan bahwa pada variabel kepuasan kerja diperoleh nilai tertinggi untuk pekerjaan yang didokumentasikan
secara  tertulis dalam prosedur sebesar 47,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem dokumentasi yang telah berjalan dengan lancar memberikan kepuasan kepada
para dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Hal ini senada dengan pendapat Ibrahim 2001 yang menyatakan bahwa  pembelajaran merupakan kegiatan
membantu siswa mengembangkan  kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang tertentu. Kegiatan  pembelajaran bukan pekerjaan yang sederhana
sehingga diperlukan persiapan dan  perencanaan yang sistematis serta perlu didokumentasikan secara tertulis. Ibrahim:2001
Demikian pula dengan statistik deskriptif mengenai kinerja mengajar dosen didominasi oleh kemampuan  merencanakan progam materi kuliah sebesar 47,50.
Pendapat senada dikemukakan oleh  Robbins 2002 karyawan lebih cenderung menyukai pekerjaan-pekerjan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan
keterampilan dan  kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan  balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik tersebut
membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan  frustasi
dan perasaan gagal. Kondisi kerja dengan tantangan yang sedang,  karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.
Universitas Sumatera Utara
Pengujian yang dilakukan terhadap model menunjukkan bahwa model yang diajukan secara signifikan membuktikan adanya pengaruh secara simultan serempak
kompensasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja mengajar dosen. Hal ini sejalan dengan pendapat Rivai 2005 yang menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri
tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi juga  oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Dengan kata lain  kinerja
ditentukan oleh kemampuan, keinginan dan lingkungan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi
untuk mengerjakan dan mengetahui pekerjaannya serta dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Namun pengaruh dari variabel-variabel
yang dimasukkan ke dalam model dalam penelitian ini adalah sangat kecil. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi sebesar 14,3. Artinya hanya 14,3
kemampuan kompensasi dan kepuasan kerja mampu menjelaskan variasi yang terjadi pada kinerja mengajar dosen, sedangkan sisanya 85,7 dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi kinerja mengajar dosen
dapat mengacu pada penelitian sebelumnya, seperti: motivasi kerja dan kompensasi tidak langsung berdasarkan hasil penelitian Khairawati 2010 bahwa motivasi kerja
dan kompensasi tidak langsung secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja dosen pada Universitas Malikussaleh.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil statistik inferensial menunjukkan secara parsial adanya pengaruh positif dan signifikan variabel kompensasi terhadap kinerja mengajar dosen.
Nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,009 dan memiliki arah koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,346. Sesuai dengan
arahnya yang positif maka hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kompensasi yang diterima maka kinerja mengajar dosen akan semakin meningkat. Menurut
Handoko 2006, kompensasi penting bagi pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya pegawai  di antara  dosen  itu sendiri,
keluarga dan masyarakat. Kompensasi jika diberikan secara benar maka dosen akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Apabila
dosen memandang kompensasi yang diterimanya tidak memadai maka akan berakibat pada turunnya prestasi, motivasi, dan kepuasan kerja secara drastis.
Perolehan pengaruh kompensasi ini  sesuai dengan hasil penelitian  Muljani 2002 jika program kompensasi dirasakan adil dan kompetitif oleh dosen, maka
Universitas akan lebih mudah untuk menarik dosen
yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi  dosen  agar lebih meningkatkan kinerjanya.
Sebagaimana  yang diterangkan Umar 2006, bahwa salah satu cara manajemen untuk meningkatkan kinerja, motivasi, dan kepuasan kerja para karyawan adalah
melalui kompensasi. Mathis dan Jackson 2003 juga menyatakan bahwa kompensasi dapat berupa gaji pokok upah dan gaji dan penghasilan tidak tetap bonus, insentif.
Sehingga kompensasi yang terdiri dari gaji, upah, tunjangan, dan bonus dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai manusia, dosen  mempunyai tujuan pribadi selain tujuan  Sekolah Tinggi  Ilmu Manajemen Pase Langsa  yang harus dicapai sehingga diperlukan suatu
integrasi antara tujuan Sekolah Tinggi dengan tujuan pribadi dosen agar tidak terjadi tumpang tindih atau overlaping. Kebutuhan masing-masing dosen perlu diketahui dan
diperhatikan  agar tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa  dan tujuan dosen dapat terintegrasi dengan baik. Dosen  mempunyai beraneka ragam kebutuhan
pribadi. Kebutuhan tersebut bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak.  Kebutuhan  dosen  diusahakan dapat terpenuhi melalui
imbalan dari  pekerjaan  mengajarnya. Apabila kebutuhan seorang dosen  sudah terpenuhi dengan  imbalan yang pantas dari hasil kerjanya, maka kepuasan kerja
dosen akan meningkat. Selanjutnya hasil pengujian secara parsial juga menunjukkan bahwa variabel
kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar dosen. Di mana dari nilai signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,012
dan memiliki arah koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,012. Sesuai dengan arah koefisiennya yang positif maka hal ini mengindikasikan bahwa apabila terjadi
kenaikan pada kepuasan kerja maka akan mengakibatkan kenaikan kinerja mengajar dosen.  Perolehan pengaruh kepuasan kerja ini sesuai dengan pendapat Mathis dan
Jackson 2003 yang menyatakan kepuasan kerja berhubungan dengan peningkatan kinerja. Apabila seorang karyawan memiliki kepuasan terhadap pekerjaannya, maka
karyawan  tersebut akan berusaha meningkatkan kinerjanya. Sejalan dengan hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian Parwanto 2006 yang menyatakan bahwa secara historis, dosen  yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik.
Handoko dalam bukunya 2006  menyatakan kepuasan kerja pegawai  yang rendah ditunjukkan dengan perilaku  seperti, produktivitas yang rendah, keluar dari
perusahaan, bolos kerja atau mangkir ketika bekerja, keterlambatan dan kelambanan dalam bekerja, serta perilaku yang menyimpang. Sedangkan kepuasan kerja yang
tinggi biasanya ditunjukkan dengan  perilaku seperti, produktivitas akan meningkat, kinerja  perusahaan  menjadi lebih  efektif, tingkat absensi dan turn over  pegawai
menurun. Pihak  perusahaan  berharap bahwa kepuasan kerja yang dirasakan oleh
karyawan  akan mampu memotivasi karyawan  tersebut untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai Siagian:2006. Apabila hal ini
dapat terwujud, sebenarnya bukan hanya tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa yang tercapai, namun kebutuhan dosen juga akan terpenuhi.
As’ad 2002    menyatakan  bahwa pada dasarnya kepuasan kerja  merupakan hal yang bersifat individuil. Setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda-beda tergantung penilaian individu terhadap aspek-aspek  pekerjaan seperti, bayaran, promosi jabatan, kondisi kerja, rekan kerja, dan pengawasan yang dirasakan
sesuai dengan keinginan individu tersebut. Dosen  yang merasa puas terhadap pekerjaannya menunjukkan ciri-ciri  yang
positif dalam kehidupan dan dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja dosen yang tinggi dapat meningkatkan keuntungan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa dalam
Universitas Sumatera Utara
jangka  panjang. Hal ini sejalan dengan pendapat Kuswadi 2004 yang menyatakan kepuasan  dosen  dapat membantu dalam memaksimalkan keuntungan perusahaan
melalui empat cara yaitu: 1 karyawan yang puas cenderung bekerja dengan kualitas yang lebih tinggi, 2 karyawan yang puas cenderung bekerja dengan lebih produktif,
3 dosen yang puas cenderung bekerja bertahan lebih lama, 4 karyawan yang puas cenderung bekerja dapat menciptakan  konsumen  yang puas. Sedangkan kepuasan
kerja yang rendah akan merugikan perusahaan seperti, kinerja yang rendah, turn over tinggi, dan menurunnya laba perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara serempak kompensasi X
1
dan kepuasan kerja X
2
2. Variabel kompensasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
mengajar dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Artinya kompensasi benar-benar dapat meningkatkan kinerja mengajar dosen di Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. berpengaruh
signifikan terhadap kinerja mengajar dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Artinya kompensasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama dapat
meningkatkan kinerja mengajar dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.
3. Variabel kepuasan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja mengajar dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa. Artinya kepuasan kerja benar-benar dapat meningkatkan kinerja mengajar dosen di
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Pase Langsa.
Universitas Sumatera Utara