Menurut Chandra 2007, pengelolaan sampah yang tidak baik dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, diantaranya sampah tersebut dapat
menjadi tempat perkembangbiakan vektor penyakit dan merusak estetika lingkungan.
5.2.3. Penerangan
Upaya yang dilakukan pengelola dalam hal penerangan masih belum baik, dimana di Terminal Amplas penerangannya masih memakai lampu gas merkuri
tekanan rendah. Penerangan yang kurang baik ini menyebabkan penumpang tidak nyaman berada di terminal pada malam hari. Penerangan di terminal pada malam hari
sebaiknya diletakkan di sudut-sudut terminal, jalur masuk dan keluar bus, ruang tunggu, pelataran parkir dan tempat-tempat dimana para supir melakukan
aktivitasnya, yaitu di warungkios. Menurut Direktorat Pembinaan Jalan Kota 1992, lampu gas merkuri tekanan
rendah cahayanya sangat buruk karena berwarna kuning. Sedangkan untuk Terminal Pinang Baris penerangannya sudah cukup baik dimana terminal ini memakai lampu
gas merkuri tekanan tinggi. 5.2.4. Ruang Tunggu
Upaya pengelola dalam mengelola ruang tunggu sudah cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari ruangan yang bersih dan tertata rapi, tempat duduk yang nyaman, dan lantai
yang aman. Yang menjadi permasalahan disini adalah pada Terminal Amplas tidak tersedia tempat sampah pada ruang tunggunya.
Tempat sampah di Terminal Pinang Baris sudah tersedia, namun belum memenuhi syarat karena tidak mempunyai tutup. Ruang tunggu di Terminal Pinang Baris
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pun dilengkapi dengan tanaman-tanaman hijau yang membuat penumpang merasa nyaman berada di terminal.
Walaupun demikian, sebagian responden pekerja di Terminal Amplas 72,9 tetap merasa nyaman dengan kondisi ruang tunggu tersebut. Menurut Padmanaba, dkk
2010, dengan kondisi ruang tunggu yang nyaman, maka
calon penumpang lebih bisa menikmati suasana terminal dengan nyaman dan beraktivitas dengan lebih efisien.
5.2.5.
Jamban dan Urinoir
Upaya yang dilakukan pengelola dalam hal pengelolaan pembuangan kotoran manusia antara lain dengan menyediakan toilet yang berjumlah 6 unit, dimana pada
masing-masing terminal menyediakan 3 toilet, yaitu di gedung induk, pelataran parkir AKAP dan AKDP, dan di pelataran parkir angkot. Toilet yang disediakan juga
terpisah antara pria dan wanita. Kondisi lantai toilet tidak aman, karena terdapat retakan pada lantainya. Pengelola juga menyediakan tempat sampah pada toilet,
namun hanya berupa keranjang sampah yang tidak mempunyai penutup. Petugas kebersihan yang bertanggung jawab membersihkan toilet selalu
mengerjakan tugasnya. Alat yang digunakan untuk membersihkan toilet antara lain pembersihpewangi lantai, deterjen, kain pel dan brus lantai. Namun tetap saja
kondisi toilet tidak bersih dan masih berbau, hal ini dikarenakan para pemakai toilet kurang menjaga kebersihan toilet. Sebagian responden pekerja di terminal 15,6
juga tidak menggunakan fasilitas toilet, mereka lebih sering buang air kecil di pelataran parkir angkot, sehingga tercium bau pesing yang menyengat dari pelataran
parkir angkot.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Chandra 2007, bahaya terhadap kesehatan yang ditimbulkan akibat pengelolaan pembuangan kotoran manusia yang tidak baik adalah pencemaran tanah,
pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu penyakit-penyakit yang dapat terjadi antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare,
kolera, penyakit cacing, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain.
5.2.6. Tempat Cuci Tangan