Menurut Chandra 2007, bahaya terhadap kesehatan yang ditimbulkan akibat pengelolaan pembuangan kotoran manusia yang tidak baik adalah pencemaran tanah,
pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu penyakit-penyakit yang dapat terjadi antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare,
kolera, penyakit cacing, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi parasit lain.
5.2.6. Tempat Cuci Tangan
Tempat cuci tangan tidak ditemukan di kedua terminal yang menjadi tempat penelitian peneliti. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan pengelola terminal
tentang pentingnya tempat cuci tangan. Tempat cuci tangan sangat penting di tempat- tempat umum, khususnya di terminal untuk mencegah terjadinya kontaminasi kuman
dari tangan, baik ke makanan maupun ke orang di sekitar. Tempat cuci tangan yang baik sebaiknya dilengkapi dengan sabun. Menurut Depkes 2011, cuci tangan pakai
sabun merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat yang ditetapkan, sehingga masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
5.2.7. Ruang Kantor
Upaya pengelola dalam mengelola ruang kantor sudah cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari lantai dan dinding yang aman dari terjadinya kecelakaan, ventilasi
yang memenuhi syarat kesehatan, dan tersedianya telepon untuk komunikasi, walaupun telepon tersebut jarang digunakan karena para karyawan lebih sering
menggunakan telepon seluler milik pribadi untuk berkomunikasi. Beberapa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
responden pekerja di terminal 66,7 juga merasa nyaman dengan kondisi gedung perkantoran.
Yang menjadi permasalahan disini adalah tidak tersedianya tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan pada Terminal Pinang Baris tidak tersedia
toilet pada gedung perkantoran, dikarenakan ruang kantor yang berada pada lantai satu dan dekat dengan toilet umum di gedung induk. Sedangkan pada Terminal
Amplas terdapat toilet pada gedung perkantoran, tepatnya di sebelah musholla, dimana ruang kantor pada Terminal Amplas berada pada lantai dua.
5.2.8. Pembuangan Air Hujan dan Air Kotor
Upaya yang dilakukan pihak pengelola dalam mengelola sarana pembuangan air hujan dan air kotor juga masih kurang. Dalam hal ini pengelola hanya melakukan
pengolahan sederhana dengan sistem irigasi atau pengairan yang kemudian air buangan di alirkan ke parit-parit besar. Air hujan dan air kotor yang mengalir juga
tidak lancar, hal ini terbukti dari pengakuan para pekerja yang mengatakan sering banjir di pelataran parkir khususnya pada musim hujan dan beberpa dari mereka
40,6 risih melihat saluran pembuangan air kotor di terminal. Saluran tersebut juga menimbuklan bau yang merusak estetika lingkungan. Menurut Soeparman 2002,
pengelolaan pembuangan air hujan dan air kotor yang tidak baik dapat menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, baik kontaminasi sungai, kontaminasi air
permukaan, maupun kontaminasi air tanah yang diakibatkan oleh limbah cair tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2.9. Pemadam Kebakaran