Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Kering

4.5. Pengaruh Perlakuan Terhadap Berat Kering

Berdasarkan hasil pengamatan pada pengukuran berat kering tanaman didapatkan hasil berat kering dari keempat media pembawa berbeda-beda. Pada media pembawa gambut berat kering yang paling tinggi terdapat pada FGN dengan nilai rata-rata 0,032 g. Pada media pembawa gambut dengan penambahan kitin 2 berat kering yang paling tinggi terdapat pada GKN dengan nilai rata-rata 0,034 g, sedangkan pada media pembawa kompos janjang sawit berat kering yang paling tinggi terdapat pada FJB dan FJN dengan nilai rata-rata 0,033 g. Pada media pembawa kompos janjang sawit dengan penambahan kitin 2 berat kering yang paling tinggi terdapat pada FJKB dan FJKN dengan nilai rata-rata 0,030 g. Pada kontrol dengan penambahan jamur patogen S. rolfsii memiliki berat kering yang paling tinggi 0,025 g, pada pemberian jamur F. oxysporum 0,019 g dan pada kontrol - tanpa pemberian jamur patogen dan media pembawa memiliki berat kering paling tinggi 0,024 g Gambar 4.5. Dari perlakuan diketahui jamur patogen S. rolfsii dan F. oxysporum mampu menginfeksi bibit baik diawal persemaian maupun setelah tanaman berkecambah dengan merusak embrio bibit cabai sehingga mempengaruhi berat kering tanaman tersebut. Prabowo, 2008 menunjukkan bahwa serangan jamur menyebabkan daya berkecambah, panjang hipokotil, panjang akar, dan berat kering menjadi lebih rendah dibandingkan kontrol. Justice dan Bass 2002 menyatakan serangan jamur juga menyebabkan berat segar dan berat kering kecambah rendah. Hal ini karena jamur telah merusak bagian dalam benih embrio dan cadangan makanan sehingga berat basah dan kering menurun. Prabowo 2008 juga menyatakan jamur menyebabkan rusaknya embrio sehingga menyebabkan penurunan daya berkecambah, panjang hipokotil, panjang akar, berat segar dan kering. Rusaknya struktur benih menganggu proses perkecambahan sehingga panjang hipokotil dan akar yang tumbuh menjadi lebih pendek dibandingkan kontrol. Rusaknya struktur benih juga mengakibatkan pertumbuhan kecambah menjadi kurang optimal sehingga berat keringnya berkurang. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Grafik nilai rata-rata penghitungan berat kering tanaman cabai pada 4 jenis media pembawa setelah masa semai 30 hari Universitas Sumatera Utara

4.6. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman