4.7. Pengaruh Perlakuan Terhadap Jumlah Daun
Selama masa tumbuh 30 hari pertumbuhan helai daun tanaman hampir sama. Berdasarkan parameter jumlah daun pada beberapa media pembawa dapat
diketahui pada media pembawa gambut jumlah daun yang paling banyak terdapat pada SGN dengan rata-rata jumlah daun 5,5. Pada media pembawa gambut
dengan penambahan kitin 2 jumlah daun lebih banyak terdapat pada GKN dengan rata-rata jumlah daun 4,9. Pada media pembawa kompos jumlah daun
lebih banyak terdapat pada JN dengan nilai rata-rata jumlah daun 5,1, namun pada media pembawa kompos janjang sawit dengan penambahan kitin 2 jumlah daun
lebih banyak terdapat pada JKN dengan nilai rata-rata jumlah daun 5,1. Pada kontrol dengan penambahan jamur patogen S. rolfsii memiliki rata-rata jumlah
daun 4,5. Pada pemberian jamur F. oxysporum nilai rata-rata jumlah daun yang tumbuh adalah 4,5, dan pada kontrol - tanpa penambahan jamur patogen dan
media pembawa memiliki nilai rata-rata pertumbuhan daun 5 Gambar 4.7.1. Penambahan bakteri dalam media pembawa ke dalam media tumbuh
tidak merusak pertumbuhan jumlah helai daun tanaman. Bakteri yang diberikan dapat menghambat serangan jamur patogen tanaman sehingga pertumbuhan helai
tetap normal. Namun pada sebagian tanaman bentuk daun tanaman menjadi abnormal. Hal ini disebabkan infeksi mungkin terjadi pada awal persemaian bibit
cabai Gambar 4.7.2. Daun yang terinfeksi oleh jamur patogen menunjukkan gejala daun yang menguning, kemudian berubah menjadi coklat dan rapuh, ada
juga bentuk daun yang kurus memanjang, keritingbergelombang, dan ujung daun yang menggulung. Rukmana 2003 menjelaskan gejala visual yang disebabkan
infeksi F. oxysporum seperti warna daun tanaman memucat, pembuluh batang berwarna coklat kemudian tanaman akan layu dan mati. Hal ini disebabkan
miselium jamur patogen yang masuk kedalam berkas pembuluh xylem menghasilkan toksik sehingga tanaman kehilangan transportasi air dan unsur hara
yang berakibat pada kematian tanaman. Namun dengan pemberian bakteri kitinolitik dalam media pembawa mampu menghambat infeksi tanaman yang
lebih parah dengan cara melisis dinding sel jamur patogen dengan menggunakan enzim kitinase yang dihasilkannya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7.1. Grafik nilai rata-rata penghitungan jumlah daun tanaman cabai pada 4 jenis media pembawa setelah masa semai 30
hari dengan menghitung jumlah helai daun yang tumbuh
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7.2. Bentuk daun cabai pada masa semai 30 hari pada 4 jenis media
pembawa. A Bentuk daun cabai normal, B Bentuk daun cabai abnormal akibat serangan S. rolfsii, dan C Bentuk daun cabai
abnormal akibat serangan F. oxysporum
Jamur patogen dapat menginfeksi jaringan pembuluh tanaman sehingga menyebabkan terjadinya penghambatan penyerapan air dan unsur hara. Pada
gejala lanjut, daun-daun tanaman bagian bawah akan menguning dan tanaman akan layu Istifadah et al., 2008. Selama masa persemaian bibit 30 hari terdapat
beberapa tanaman yang mengalami pertumbuhan yang abnormal yang dicirikan dengan pertumbuhan tanaman kerdil, bentuk daun yang tidak normal seperti
menggulung, keriting, dan membengkok. Terlihat juga bentuk batang yang abnormal dimana batang tanaman tumbuh membengkok dengan ujung batang
yang tetap menguncup. Hal ini diakibatkan serangan jamur patogen di awal persemaian yang menginfeksi bibit sehingga pertumbuhan batang dan daun
menjadi abnormal.
4.8. Reisolasi Jamur Patogen dan Bakteri Kitinolitik