RISIKO FORCE MAJEURE Matriks Risiko KPBU Sektor Perkeretaapian

Sektor Perkeretaapian Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi [Pra-KonstruksiKonstruksiOperasi] Publik BU Bersama Strategi Mitigasi Sesuai Best Practice Kondisi Spesifik terkait Alokasi Risiko Risiko Kepemilikan Aset di bawah ini berlaku khusus untuk skema OM Pengalihan bisnis dan pengelolaan aset kereta api eksisting dan yang baru terbangun Ketidakpastian kondisi bisnis setalah transfer dari operator sebelumnya dan tidak terantisipasinya kondisi perkeretaapian eksisting x Studi kelayakan bisnis yang baik dan lengkap dalam PFS Sebagaimana terlihat dalam tabel di atas, struktur Konsesi Penuh perkeretaapian memiliki sejumlah risiko sektoral yang mirip dengan risiko dalam Konsesi Penuh jalan tol, yaitu: risiko pembebasan lahan, risiko permintaan, risiko tarif dan risiko interfaceRisiko khusus dalam struktur OM perkeretaapian ini dibandingkan dengan Konsesi Penuh perkeretaapian adalah risiko desain konstruksi uji-operasi dan risiko kepemilikanpengalihan aset. Pada risiko sektoral spesifik lainnya risiko permintaan, risiko jaringan dan risiko interface, masih menjadi perhatian BU, hanya eksposurnya mungkin tidak sebesar pada proyek Konsesi Penuh.

4.2.8 Matriks Risiko KPBU Sektor Angkutan Umum Massal Berbasis Jalan Bus Rapid Transit

– BRT Risiko yang paling spesifik dalam proyek BRT adalah risiko interface – transisi angkutan eksisting ke sistem angkutan massal. Sosialisasi dan komunikasi yang intensif dengan semua stakeholder, khususnya pengemudi dan pemilik angkutan harus dilakukan untuk mendapatkan kesepahaman bersama dalam menyediakan pelayanan publik yang lebih baik. Keberhasilan dalam proses transisi akan menentukan keberhasilan pengadaan dan pengoperasian ke depan. Skema KPBU di sektor BRT yang umumnya dilakukan adalah konsesi penuh dan OM. Konsesi penuh melingkupi desain, konstruksi, pembiayaan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana BRT secara keseluruhan, termasuk penagihan tiket kepada pelanggan retailpengguna akhir penumpang. Adapun skema OM hanya pengoperasian dan pemeliharaan bus BRT, sedangkan prasarana dna saran lainnya dikelola secara langsung danatau bekerja sama dengan pihak ketiga dengan mekanisme non KPBU. Tabel 11. Matriks Risiko untuk Sektor Bus Rapid Transit BRT Sektor BRT Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi [Pra-KonstruksiKonstruksiOperasi] Publik BU Bersama Strategi Mitigasi Sesuai Best Practice Kondisi Spesifik terkait Alokasi Risiko

1. RISIKO LOKASI Risiko Lokasi di bawah ini berlaku untuk skema Konsesi Penuh

Keterlambatan dan kenaikan biaya pembebasan lahan Keterlambatan dan kenaikan biaya akibat proses pembebasan lahan yang berkepanjangan – [Tahap Pra-konstruksi] x Pemerintah menyediakan lahan proyek sebelum proses pengadaan BU melalui: • Pemerintah perlu menetapkan lokasi proyek dan memastikan tersedianya semua dokumen yang diperlukan • Pemerintah perlu memastikan tersedianya dana pembebasan tanah;  Kebutuhan lahan biasanya masif dan dipengaruhi dari trase yang direncanakan  Lamanya pengeluaran Penetapan Lokasi oleh pihak berwenang Sektor BRT Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi [Pra-KonstruksiKonstruksiOperasi] Publik BU Bersama Strategi Mitigasi Sesuai Best Practice Kondisi Spesifik terkait Alokasi Risiko • Pemerintah perlu memastikan adanya tim yang melaksanakan proses pembebasan tanah; • Pemerintah perlu memastikan proses pembebasan tanah dapat berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lahan tidak dapat dibebaskan Kegagalan perolehan lokasi lahan proyek karena proses pembebasan lahan yang sulit – [Tahap Pra-konstruksi] x Status hukum lahan dan prosedur yang jelas dalam pembebasan lahan proyek.  Risiko terdapat ketidaksesuaian RTRW.  Risiko bahwa penetapan lokasi atau izin lokasi tidak dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah  Risiko tidak dikeluarkannya Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan  Tanah milik BUMN tidak dapat dibeli  Keterlambatan pengeluaran hasil appraisal oleh BPN Lahan tidak dapat digunakan setelah dibebaskan. Kesulitan akses ke lahan dikarenakan gangguan sosial – [Tahap Konstruksi] x x Strategi komunikasi proyek termasuk, pemetaan isu sosial dan tokoh kunci yang terkait Preventif: Pemerintah dan BU melakukan sosialisasi proyek sejak dini. Korektif: Pemerintah terlibat dalam proses mediasi. Proses pemukiman kembali yang rumit Keterlambatan dan kenaikan biaya karena rumitnya isu proses pemukiman kembali – [Tahap Pra-konstruksi] x  Kompensasi yang wajar dan komunikasi yang baik dengan pihak yang terkena dampak  Koordinasi antar pihak terkait dalam menentukan pelaksana atau pemberi kompensasi termasuk skema dan bentuk kompensasi Kebutuhan lahan proyek jenis ini biasanya tidak luas dan dampak sosial relatif kecil Kesulitan pada kondisi lokasi yang tak terduga Tidak teridentifikasinya utilitas dan kesulitan proses relokasi utilitas, sehingga terjadi keterlambatan dan mungkin dilakukan perpindahan rute. – [Tahap Konstruksi] x x Pelaksanaan identifikasi utilitas pada saat perencanaan dengan didukung oleh data yang memadai. Data utilitas tidak tersedia, baru diketahui saat proses penggalian berlangsung. Kesulitan yang tidak mungkin teridentifikasi pada tahap perencanaan diambil oleh Pemerintah. Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Terkait penyediaan lahan untuk ruang kerja pada masa konstruksi – [Tahap Konstruksi] x Metode konstruksi yang baik; Sosialisasi oleh pemerintah Bila ada penolakan masyarakat Pemerintah dapat membantu