RISIKO KEPEMILIKAN ASET Risiko Kepemilikan Aset di bawah ini berlaku untuk skema BOT BOO

Sebagai langkah mitigasi, selain keterlibatan operator tambang yang kredibel dan kontrak suplai jangka panjang, pengaturan suplai dan harga batubara mulut tambang juga diperlukan terkait potensi pengalihan suplai sebagai dampak akibat kenaikan harga batubara di pasar ekspor atau industri lainnya.

4.2.5 Matriks Risiko KPBU Sektor Konservasi Energi

Matriks risiko ini dapat diterapkan untuk Proyek Penerangan Jalan Umum PJU dan juga efisiensi energi yang dilakukan dengan skema AP. Kedua proyek tersebut tidak membutuhkan lahan yang masif PJU atau berada di lahan milik pemerintah gedung yang akan diterapkan efisiensi energi, sehingga risiko lokasi terkait status dan pembebasan lahan memiliki nilai risiko sangat rendah, hampir tidak ada. Tabel 8. Matriks Risiko untuk Sektor Konservasi Energi Sektor Konservasi Energi Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi [Pra-KonstruksiKonstruksiOperasi] Publik BU Bersama Strategi Mitigasi Sesuai Best Practice Kondisi Spesifik terkait Alokasi Risiko

1. RISIKO LOKASI

Keterbatasan ruang kerja working space konstruksi Terkait penyediaan lahan untuk ruang kerja pada masa konstruksi – [Tahap Konstruksi] x  Metode konstruksi yang baik, mudah, dan cepat;  Sosialisasi oleh pemerintah

2. RISIKO DESAIN, KONSTRUKSI DAN UJI OPERASI

Ketidakjelasan spesifikasi output Keterlambatan dan kenaikan biaya akibat spesifikasi output tidak jelas – [Tahap Pra- konstruksi] x  Klarifikasi saat proses tender  Kapasitas desain yang baik  Dokumen lelang sebaiknya tersaji dengan jelas dan mudah dipahami agar dapat meningkatkan kompetisi dan menurunkan biaya proyek Spesifikasi output PJPK harus mengacu ke best practice Kesalahan desain Menyebabkan ekstrarevisi desain yang diminta operator – [Tahap Pra-konstruksi Konstruksi] x Konsultan desain atau EPC yang berpengalaman dan handal. Biasanya teridentifikasi saat uji operasi teknis Gagal menjaga keamanan dan keselamatan dalam lokasi Tingkat kecelakaan selama pekerjaan konstruksi berlangsung tinggi. – [Tahap Konstruksi] x  Implementasi prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang baik  EPC yang berpengalaman dan handal. Terlambatnya penyelesaian konstruksi Dapat termasuk akibat kualitas keahlian SDM yang buruk, terbatasnya ketersediaan material peralatan, terlambatnya pengembalian akses lokasi. – [Tahap Konstruksi] x Kontraktor yang handal dan klausul kontrak yang standar, termasuk klausul penalti atas Liquidity Damages Kenaikan biaya konstruksi Kenaikan akibat perubahan volume pekerjaan ataupun harga material – [Tahap Konstruksi] x  Kesepakatan prosedur persetujuan perubahan volume dan ambang batas perubahan  Akomodir perhitungan faktor eskalasi harga di dalam kontrak  Hubungan baik dengan supplier  Klausul penalti atas Liquidity Damages Sektor Konservasi Energi Kategori Risiko dan Peristiwa Risiko Deskripsi [Pra-KonstruksiKonstruksiOperasi] Publik BU Bersama Strategi Mitigasi Sesuai Best Practice Kondisi Spesifik terkait Alokasi Risiko Kinerja kontraktorsubkontraktor yang buruk KontraktorSub-kontraktor tidak mampu melakukan pekerjaan sesuai kontrak – [Tahap Konstruksi] x  Proses pemilihan kontraktor subkontraktor yang kredibel  Penerapan penalti Default kontraktorsub- kontraktor Kegagalan penyelesaian kontrak oleh kontraktorsub-kontraktor karena faktor manajemen internal finansial – [Tahap Konstruksi] x  Proses pemilihan kontraktor subkontraktor yang kredibel  Penerapan penalti Risiko uji operasi testing comissioning Kesalahan estimasi waktu biaya dalam uji operasi teknis – [Tahap Konstruksi] x  Sistem komunikasi koordinasi kontraktor, konsultan penguji, dan operator yang tepat  Konsultan testing comissioning yang berpengalaman

3. RISIKO SPONSOR

Default BU Default BU yang mengarah ke terminasi atau step-in oleh financier – [Semua Tahap] x Konsorsium didukung sponsor yang kredibel dan solid Default sponsor proyek Default pihak sponsor atau anggota konsorsium – [Semua Tahap setelah financial close] x Proses PQ untuk memperoleh sponsor yang kredibel Default lender proyek Default pihak institusi keuanganperbankan atau sindikasi karena perubahan kebijakantrust terhadap BU atau akibat isu internal lender – [Semua Tahap setelah financial close] x  Pemilihan lender yang kredibel  Kinerja BU memenuhi kontrak  Pemenuhan persyaratan lender Pinjaman yang bersumber dari BPR, koperasi, atau lainnya berpotensi akan hal ini karena kehabisan kas.

4. RISIKO FINANSIAL

Kegagalan mencapai financial close Tidak tercapainya financial close karena ketidakpastian kondisi pasar atau struktur modal proyek yang tidak optimal – [Tahap Pra-Konstruksi] x Koordinasi dan konsorsium yang baik dengan lender yang kredibel dan potensial Bisa karena conditions precedence tidak terpenuhi Risiko pencairan VGF Pencairan VGF bertahap berisiko tidak dapat dilakukan tepat waktu – [Tahap Konstruksi] x  Memastikan proses penganggaran tepat waktu  Menyediakan dana talangan yang dikelola Unit BLU Risiko pengembalian dana talangan tanah Pencairan dana talangan tanah oleh Pemerintah kepada BU terlambat – [Tahap Konstruksi] x  Kepastian ketersediaan dana BLU Tanah dengan kepastian penambahan dana dari APBN jika sudah mencapai treshold tertentu. Risiko nilai tukar mata uang Fluktuasi non ekstrim nilai tukar – [Semua Tahap] x  Pembiayaan dalam Rupiah;  Indeks harga pembelian memperhitungkan fluktuasi mata uang; Bisa dibagi dengan Pemerintah apabila fluktuasinya ekstrim