Koleksi dan persiapan sampel Ekstraksi Bintang Laut Kering

dalam uji aktivitas antibakteri yaitu kertas cakram, cawan, tabung reaksi, botol vial, vortex, bunsen, oven, gelas kimia dan inkubator. Alat yang digunakan untuk uji BSLT adalah botol vial, aquarium. Untuk uji KLT preparative menggunakan alat pencetak plat kaca, plat kaca ukuran 20x20 cm, chamber, dan lampu UV.

3.3 Koleksi dan persiapan sampel

Bahan baku bintang laut A. forbesii diambil dari perairan Pantai Pulau Poncan Gadang Sumatera Utara. Bintang laut kemudian dikeringkan dengan suhu rendah menggunakan freeze dryer dengan suhu -50 °C selama 48 jam, selanjutnya bintang laut yang telah kering kemudian dihaluskan dengan blender, sehingga diperoleh tekstur yang halus. Ukuran sampel yang lebih kecil bubuk atau tepung diharapkan dapat memperluas permukaan bahan yang dapat berkontak langsung dengan pelarut, sehingga proses ekstraksi komponen bioaktif dapat berjalan dengan maksimal. Bubuk atau tepung bintang laut digunakan dalam proses ekstraksi Nurullita, 2012

3.4 Ekstraksi Bintang Laut Kering

Tahap ekstraksi dilakukan dengan menggunakan ekstraksi bertingkat menggunakan tiga jenis pelarut yaitu pelarut n-heksana pelarut non-polar, etil asetat pelarut semi-polar, dan metanol pelarut polar. Pelarut ini ditujukan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang mempunyai kepolaran yang berbeda, yaitu memisahkan senyawa non-polar, semi-polar dan polar. Sampel tepung bintang laut sebanyak 100 gram dimasukkan dalam Erlenmeyer, kemudian diberi pelarut n-heksana sebanyak 200 ml lalu Erlenmeyer ditutup dengan kapas dan permukaan Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil. Selanjutnya, sampel dimaserasi selama 24 jam menggunakan orbital shaker 150 rpm, sedangkan filtrat ekstrak n-heksana yang diperoleh dievaporasi hingga pelarut memisah dengan ekstrak menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 45 °C. Hasil proses maserasi ke-2 selanjutnya disaring dengan kertas Whatman 42. Residu yang dihasilkan dilarutkan kembali dengan etil asetat p.a. sebanyak 200 ml ml dan dimaserasi selama 24 jam menggunakan orbital shaker Universitas Sumatera Utara 150 rpm, sedangkan filtrat ekstrak etil asetat yang diperoleh dievaporasi hingga pelarut memisah dengan ekstrak menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 45 °C. Hasil proses maserasi ke-3 selanjutnya disaring dengan kertas Whatman 42. Residu yang dihasilkan dilarutkan kembali dengan metanol p.a. sebanyak 200 ml dan dimaserasi selama 24 jam menggunakan orbital shaker 150 rpm, sedangkan filtrat ekstrak metanol yang diperoleh dievaporasi hingga pelarut memisah dengan ekstrak menggunakan rotary vacuum evaporator pada suhu 45 °C. Proses ini akan menghasilkan ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat, dan ekstrak metanol. Proses ekstraksi bertingkat ini ditunjukkan pada Lampiran 2.

3.5 Uji Komponen Senyawa Kimia