Antimikroba Dr. Herla Rusmarillin, MS

tidak normal, misalnya diselaput lendir dan kulit yang rusak akibat kerusakan jaringan Brooks et al., 2005. Bakteri ini menyebabkan infeksi sekunder pada luka, luka bakar, juga merupakan penyebab diare pada bayi dan infeksi saluran kemih Gupte, 1990.

2.3.4 Escherichia coli

Escherichia coli termasuk ke dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan bakteri Gram-negatif, motil, tidak berspora, berbentuk batang, dan anaerob fakultatif. E. coli tumbuh pada temperatur 30-42 °C dan dapat tumbuh pada temperatur antara 44 - 45 °C, namun tidak dapat tumbuh pada suhu dibawah 10 °C Ray dan Bhunia, 2008. E.coli merupakan penghuni normal saluran pencernaan coliform fecal manusia dan hewan, maka digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran. Bakteri ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan enterik manusia dan hewan Pelczar dan Chan, 2010. Beberapa penyakit pada manusia akibat E. coli terjadi karena adanya kontaminasi dari air yang digunakan, selain itu juga infeksi E. coli dapat terjadi karena memakan makanan yang belum matang, kontaminasi pada daging, maupun pada susu yang belum dipasturisasi Belk dan Maier, 2010. Bakteri E. coli merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit diare, infeksi saluran kemih, dan juga infeksi saluran pencernaan. Penyakit saluran pencernaan usus disebabkan oleh bakteri E.coli yang terdiri dari beragam tipe yaitu enterotoxigenic E. coli ETEC, enteropathogenic E. coli EPEC, enteroinvasive E. coli EIEC, enterohemorrhagic E. coli EHEC, dan enteroaggregative E. coli EAEC Todar, 2011.

2.4 Antimikroba

Senyawa antimikroba merupakan senyawa alami maupun kimia sintetik yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Senyawa yang dapat membunuh organisme bakteri disebut bakterisidal. Bahan kimia yang Universitas Sumatera Utara tidak membunuh namun dapat menghambat pertumbuhan organisme bakteri disebut bakteriostatik Madigan et al., 2009. Antimikroba dapat diklasifikasikan menjadi bakteriostatik, bakteriosidal, dan bakteriolisis. Bakteriostatik secara berkala sebagai penghambat sintesis protein dan berfungsi sebagai pengikat ribosom. Bakteriosidal mengikat kuat pada sel target dan tidak hilang melalui pengenceran yang tetap akan membunuh sel. Sel yang mati tidak hancur dan tetap memiliki jumlah sel yang konstan. Beberapa bakteriosidal merupakan bakteriolisis, yakni membunuh sel dengan terjadi lisis pada sel dan mengeluarkan komponen sitoplasmanya. Lisis dapat menurunkan jumlah sel dan juga kepadatan kultur. Senyawa bakteriolitik termasuk dalam senyawa antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel, seperti penicillin, dan senyawa kimia seperti detergen yang dapat menghancurkan membran sitoplasma Madigan et al., 2009. Menurut Pelczar dan Chan 2008, secara umum cara kerja zat antimikroba yaitu: 1 Menyebabkan kerusakan dinding sel Struktur di dinding sel dapat rusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk. 2 Terjadinya perubahan permeabilitas sel Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran keluar masuknya bahan-bahan lain. Membran memelihara integritas komponen komponen selular. Kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel. 3 Mengakibatkan perubahan molekul protein dan asam nukleat Hidupnya suatu sel bergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu kondisi atau substansi yang mengubah keadaan ini, yaitu mendenaturasikan protein dan asam-asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat diperbaiki kembali. Suhu tinggi dan konsentrasi pekat beberapa zat kimia mengakibatkan kaogulasi denaturasi ireversibel tidak dapat balik komponen-komponen selular yang vital ini. 4 Melakukan penghambatan terhadap kerja enzim Setiap enzim dari beratus-ratus enzim berbeda-beda yang ada di dalam sel merupakan sasaran potensial bagi bekerjanya suatu penghambat. Banyak zat Universitas Sumatera Utara kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimiawi. Penghambatan ini dapat mengakibatkan terganggunya metabolisme atau matinya sel. 5 Melakukan penghambatan sintesis asam nukleat protein DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal itu berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel. Respon tiap mikroorganisme terhadap antimikroba berbeda-beda. Bakteri memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda dimana umumnya bakteri Gram positif lebih rentan dibandingkan dengan bakteri Gram negatif yang secara alami lebih resisten. Target penting antibiotik terhadap bakteri yaitu ribosom, dinding sel, membran sitoplasma, enzim biosintesis lemak, serta replikasi, dan transkripsi DNA Madigan et al., 2009. Suatu zat aktif dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri jika pada konsentrasi rendah mempunyai daya hambat yang besar. Kriteria kekuatan antibakteri menurut Nazri et al., 2011 adalah sebagai berikut. 1. Diameter zona hambat 15-20 mm : Daya hambat kuat 2. Diameter zona hambat 10-14 mm : Daya hambat sedang 3. Diameter zona hambat 0-9 mm : Daya hambat lemah Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nimah 2012 dihasilkan bahwa diameter daya hambat ekstrak Holothuria scabra setelah diinkubasi selama 24 dan 48 jam terhadap bakteri Pseudomonas auroginosa dan Bacilus subtilis mengalami penurunan pada setiap perlakuan setelah diinkubasi selama 24 jam dan 48 jam. Hal ini dikarenakan pada saat inkubasi 48 jam bakteri mengalami fase logaritmik dimana pertumbuhan bakteri dua kali lipat dibanding fase lag Pelczar dan Chan, 2008. Resistensi oleh bakteri dengan cara menurunkan permeabilitas sehingga antibakteri sulit masuk dalam sel, membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh antibakteri, dan meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antibakteri Khunaifi, 2010. Ekstrak Holothuria scabra lebih efektif pada bakteri gram negatif daripada bakteri gram positif. Hal ini sesuai dengan penelitian Farouk et al., 2007, ekstrak antibakteri dari H. scabra lebih efektif menyerang bakteri Gram negatif daripada Universitas Sumatera Utara bakteri Gram positif. Hal ini disebabkan bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis daripada bakteri Gram positif. Menurut pendapat Pelczar dan Chan 2008, bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis yang terdiri dari 10 peptidoglikan, lipopolisakarida dan kandungan lipid tinggi 11-22, sedangkan bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih tebal yang terdiri dari 60-100 peptidoglikan dan lipid rendah 1-4.

2.5 Isolasi Komponen Aktif Antibakteri