Senyawa Aktif Bintang Laut

Karakteristik A. forbesii tubuhnya terdiri atas keping utama central disk dengan lima buah lengan yang pipih, mulut A. forbesii terdapat pada bagin tengah. A. forbesii mampu bergerak dengan menggunakan kaki amburakral tetapi gerakannya sangat lambat. Sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yaitu terdiri dari mulut, faring, esophagus yang pendek, lambung, intestine dan anus. Respirasi dengan menggunakan dermal branchia dan kaki tabung. Sistem syaraf terdiri atas cincin syaraf dan tali-tali syaraf pada bagian lengan-lengannya. Sistem peredaran darahnya meliputi pembuluh darah yang mengelilingi bagian mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap lengan Gosner, 1971.

2.2 Senyawa Aktif Bintang Laut

Penelitian tentang senyawa bioaktif dari bintang laut telah banyak dilakukan namun hanya terbatas pada penemuan kandungan senyawanya namun belum diketahui aktivitasnya. Menurut Maier et al., 2007 dan Guo et al., 2009, streroidal glikosid atau sulfated steroidaal oliglikosid asterosaponin merupakan metabolisme utama dari bintang laut dan umumnya mengandung racun. Bintang laut memiliki komponen aktif yang dibagi menjadi tiga kelompok utama berdasarkan strukturnya yaitu asterosaponin, siklis steroidaal glikosid dan glikosid dari steroida polyhidroxylated. Menurut Maier et al., 2007, asterosaponin yang diisolasi dari bintang laut Heliaster helianthus memiliki potensi aktivitas biologis yang berguna sebagai sitotoksik, hemolisis dan sitostatis hal ini ditandai adanya kandungan saponin dapat membunuh A. salina. Ekstrak Heliaster helianthus yang diekstraksi dengan n-BuOH dipurifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis, hasil KLT tersebut menghasilkan dua fraksi yaitu steroidaal oligoglicosides dan steroidaal monoglycosides. Ekstrak bintang laut sangat menarik untuk diteliti karena kaya kandungan senyawa aktif. Menurut Chludil et al., 2000, bintang laut memiliki komponen bioaktif berupa saponin. Saponin diperoleh dari bintang laut Anasterias minuta memiliki kemampuan sebagai sitotoksik, hemolisis, antifungi, dan antiviral. Isolasi dan purifikasi dari bintang laut ini menghasilkan steroidaal glikosid yang memiliki kemampuan sebagai antifungi. Hasil penelitian Maier et al., 2007, aktivitas antifungi diperoleh dari komponen dua sulfated hexaglycosides dan dua Universitas Sumatera Utara sulfated polyhidroxylated steroidaal xilosides yang diisolasi dari bintang laut Heliaster helianthus. Menurut Wang et al., 2003 menemukan komponen aktif saponin certonardosides yang diisolasi dari bintang laut Certonardoa semiregularis. Bintang laut ini diambil dari pantai di Pulau Komun Korea. Senyawa aktif dari bintang laut Certonardoa semiregularis memiliki aktivitas sebagai sitotoksik dan antimikrobial. Menurut Samuel 2011, senyawa imbricatine, benzyltetrahydroisoquinolon, lysastrosides, dan certonardosides memiliki fungsi sebagai antiviral dan anti-HIV. Kumaran et al., 2011 menyatakan senyawa yang terdapat pada bintang laut Protoreaster lincki dan Pentaceraster regulus memiliki aktivitas antibakteri dan antifungal. Hal ini ditandai adanya zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak bintang laut Protoreaster lincki dan Pentaceraster regulus terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas auroginosa, dan Eschericia coli. Bintang laut Protoreaster lincki dan Pentaceraster regulus juga memiliki zona hambat terhadap khamir Candida albicans dan C. tropicalis.

2.3 Mikroorganisme Uji