Enterotoksin yang bersifat tahan panas ini dikeluarkan pada bahan pangan yang terkontaminasi S. aureus. Makanan yang mengandung toksin apabila masuk
pencernaan manusia akan menimbulkan efek muntah-muntah, mual, dan diare setelah 1-6 jam Pertumbuhan bakteri ini dalam makanan dapat terjadi jika
makanan disimpan pada suhu ruang dalam waktu yang lama Madigan et al., 2009.
2.3.2 Bacillus subtillis
Bacillus subtilis merupakan bakteri Gram positif, uniseluler yang berbentuk batang dan hidup secara aerob. Bakteri ini membentuk tipe khusus saat
dorman yang disebut endospora. Endospora terbentuk dari sel vegetatif sebagai respon terhadap lingkungan yang ekstrim. B. subtilis tumbuh pada makanan
dengan pH lebih dari 4 dengan kondisi aerob. Hal yang sering terjadi yaitu terbentuknya lendir pada makanan Todar, 2011.
2.3.3 Pseudomonas auroginosa
Pseudomonas auroginosa merupakan bakteri Gram-negatif, kemoorganotrof, katalase positif, motil, metabolisme dengan respirasi, tidak
pernah fermentatif. Bakteri ini memiliki sel tunggal, batang lurus atau melengkung namun tidak berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran
0,5- 1,0 μm x 1,5-4,0 μm. Beberapa merupakan kemolitotrof fakultatif, dapat
menggunakan H
2
atau CO sebagai sumber energi. Oksigen molekular merupakan penerima elektron universal, beberapa dapat melakukan denitrifikasi dengan
menggunakan nitrat sebagai penerima pilihan. P. auroginosa merupakan aerobik sejati, kecuali spesies-spesies yang dapat menggunakan denitrifikasi sebagai cara
respirasi aerobik Pelczar dan Chan, 2008. Pseudomonas auroginosa dapat berada dalam orang sehat, bersifat saprofit.
Bakteri ini menyebabkan penyakit pada manusia dengan ketahanan tubuh yang tidak normal. P. auroginosa dari bentuk koloni berbeda mungkin juga mempunyai
aktivitas biokimia dan enzimatik yang berbeda, dan memberi kepekaan yang berbeda terhadap zat antimikroba. P. auroginosa tumbuh baik pada 37–42
o
C. P. auroginosa menjadi patogenik hanya jika berada pada tempat dengan daya tahan
Universitas Sumatera Utara
tidak normal, misalnya diselaput lendir dan kulit yang rusak akibat kerusakan jaringan Brooks et al., 2005. Bakteri ini menyebabkan infeksi sekunder pada
luka, luka bakar, juga merupakan penyebab diare pada bayi dan infeksi saluran kemih Gupte, 1990.
2.3.4 Escherichia coli
Escherichia coli termasuk ke dalam famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini merupakan bakteri Gram-negatif, motil, tidak berspora, berbentuk batang, dan
anaerob fakultatif. E. coli tumbuh pada temperatur 30-42 °C dan dapat tumbuh pada temperatur antara 44 - 45 °C, namun tidak dapat tumbuh pada suhu dibawah
10 °C Ray dan Bhunia, 2008. E.coli merupakan penghuni normal saluran pencernaan coliform fecal
manusia dan hewan, maka digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran. Bakteri ini juga mengakibatkan banyak infeksi pada saluran pencernaan enterik
manusia dan hewan Pelczar dan Chan, 2010. Beberapa penyakit pada manusia akibat E. coli terjadi karena adanya kontaminasi dari air yang digunakan, selain
itu juga infeksi E. coli dapat terjadi karena memakan makanan yang belum matang, kontaminasi pada daging, maupun pada susu yang belum dipasturisasi
Belk dan Maier, 2010. Bakteri E. coli merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan
penyakit diare, infeksi saluran kemih, dan juga infeksi saluran pencernaan. Penyakit saluran pencernaan usus disebabkan oleh bakteri E.coli yang terdiri
dari beragam tipe yaitu enterotoxigenic E. coli ETEC, enteropathogenic E. coli EPEC, enteroinvasive E. coli EIEC, enterohemorrhagic E. coli EHEC, dan
enteroaggregative E. coli EAEC Todar, 2011.
2.4 Antimikroba