Alkaloida SteroidaTriterpenoida Komponen Bioaktif

2.6.1 Alkaloida

Alkaloida adalah senyawa biologis heterosiklik aktif yang mengandung nitrogen Kurnar dan Rawat, 2011 . Alkaloida pada umumnya mencakup senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan, sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloida sering kali beracun bagi manusia dan banyak yang mempunyai aktivitas fisiologis yang menonjol, jadi digunakan secara luas di bidang pengobatan Harborne,1987. Menurut Kurnar dan Rawat 2011, alkaloida pada hewan laut dapat dikelompokkan menjadi pyridioacridine, indole, pyrole, pyridine, isoquinoline guanidine dan alkaloidaa streroidal. Sebagian besar dari alkaloida yang diisolasi dari hewan laut dapat berfungsi sebagai antiviral, antibakteri, anti-inflamatori, antimalaria, antioksidan dan antikanker. Biota laut yang memiliki kandungan alkaloida, yaitu spons, moluska, dan coelenterata.

2.6.2 SteroidaTriterpenoida

Menurut Heras dan Hortelano 2009, terpenoida merupakan metabolit sekunder paling banyak dihasilkan oleh tumbuhan namun pada invertebrata dihasilkan dalam jumlah yang sedikit. Senyawa terpenoida ini dapat ditemukan pada tumbuhan tinggi, lumut, alga, liken, insekta, mikroba dan biota laut. Tholl 2006 menyatakan, terpenoida merupakan turunan dari senyawa biosintetik induk mevalonate. Nama lain dari terpenoida ada dua yaitu terpenoida sebenarnya dan terpen atau isoprenoid yang merupakan golongan dari steroida. Terpen biasanya digunakan untuk menandai senyawa turunan dari C5 dan secara kimiawi semua terpenoida dapat diperoleh dari turunan C5 isoprene 2-methyl-1,3- butadiene. Terpen berguna sekali untuk menggolongkan terpenoida sesuai dengan angka yang terdapat pada molekul C5. Penggolongan terpenoida dibagi menjadi 7 yaitu, hemi-, mono-, sesqui-, di-, sester-, tri dan tetraterpenoida karotenoid. Diterpenoida merupakan turunan dari terpenoida. Berdasarkan struktur kimianya, diterpenoida digolongkan menjadi labdane, pimarane, abietane, kauranes, marine dan lain-lain. Diterpenoida memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, anti-inflamasi, antileishmanial, sitotoksik, dan antitumor. Diterpenoida yang terdapat pada biota laut yaitu tipe labdane dan tipe marine. Tipe labdane merupakan metabolit sekunder dari fungi, biota laut, insekta, dan Universitas Sumatera Utara tumbuhan tinggi yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri, cytotoxic, antiviral, anti-inflamasi, dan antiprotozoa. Selain tipe labdane, tipe marine diterpenoida merupakan salah satu diterpenoida alami dari biota laut yang pontensial untuk obat anti-inflamasi. Biota laut yang menghasilkan marine diterpenoida adalah spons Axinella sp. Hasil penelitian Jia et al, 2006 menunjukkan bahwa hasil ekstrak karang lunak jenis Sinularia sp. yang mempunyai kandungan senyawa terpenoida diantaranya diterpen dan steroida yang juga mempunyai aktivitas sebagai antikanker, antiinflamatori, dan antialergi. Aktivitas antibakteri, antifungi, antitumor, dan neurotoksik ditunjukkan oleh hasil penelitian Sawant et al., 2006 bahwa hasil ekstrak karang lunak jenis Sarcophyton sp. banyak mengandung senyawa bioaktif steroida dan terpenoida. Menurut Heras dan Hortelano 2009, tipe labdane dari golongan tepenoid yang diisolasi dari spons merupakan metabolit sekunder dari biota laut yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri, sitotoksik, antiviral, anti-inflamasi, dan antiprotozoa. Maier et al., 2007 dan Guo et al., 2009 juga menjelaskan bahwa, streroidal glikosid atau sulfated steroidaal oliglikosid asterosaponin merupakan metabolit utama dari bintang laut yang memiliki potensi aktivitas biologis yang berguna sebagai sitotoksik, hemolisis, sitostatis, antikanker, antibakterial, antiviral dan antifungi. Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantrena. Tiga senyawa yang biasa disebut fitosterol mungkin terdapat pada setiap tumbuhan tingkat tinggi yaitu sitosterol, stigmasterol, dan kampesterol Sirait, 2007. Menurut Santalova et al., 2004, sterol yang diisolasi dari spons Rhizochalina incrustata memiliki aktivitas sebagai sitotoksik dan hemolisis.

2.6.3 Flavonoida