Masalah dalam Pelaksanaan: Satu Pintu Banyak Jendela?

2 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP PTSP sendiri lahir karena keprihatinan akan iklim usaha di Indonesia, khususnya hambatan pengurusan izin usaha. Dari sudut pandang yang lain, PTSP dapat dilihat sebagai bagian dari reformasi birokrasi perizinan. Tujuan reformasi birokrasi perizinan itu sendiri adalah adalah mewujudkan pengurusan izin yang murah, mudah, cepat dan transparan tanpa kehilangan fungsi izin sebagai instrumen pengendalian. Oleh karena itu, keberhasilan PTSP harus dilihat dan diukur dari kemampuannya mewujudkan tujuan reformasi birokrasi perizinan tersebut. 1.2. Masalah dalam Pelaksanaan: Satu Pintu Banyak Jendela? Pada dasarnya PTSP di daerah dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe menurut tingkat perkembangan tersebut, yaitu: 1. PTSP Efektif -- Kelompok ini merupakan PTSP yang benar-benar diselenggarakan dengan prinsip “satu pintu” dan memiliki wewenang menerbitkan banyak jenis izin, khususnya izin yang sangat diperlukan dunia usaha. 2. PTSP Kantor Pos -- Kelompok ini adalah PTSP yang melayani banyak jenis izin, tetapi tidak memiliki wewenang menerbitkan izin. Pemrosesan izin masih dilakukan di instansi teknis, atau dengan kata lain sistem pelayanannya masih bersifat “satu atap”, meskipun mungkin nama instansinya “satu pintu”. 3. PTSP Kecil -- PTSP yang masuk kategori ini adalah PTSP yang sudah bekerja dengan sistem “satu pintu”, tetapi hanya memiliki wewenang penerbitan izin dengan jumlah yang sangat terbatas. 4. PTSP Asal Ada -- Kelompok ini merupakan PTSP yang secara formal sudah didirikan sudah diterbitkan Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah untuk pembentukannya, tetapi belum dapat beroperasi karena satu dan lain hal. Adanya perbedaan perkembangan antara satu daerah dengan daerah lain ini menyebabkan manfaat PTSP yang dirasakan masyarakat juga berbeda-beda. Secara hipotetis, masyarakat di daerah yang PTSP-nya sudah berjalan efektif akan merasakan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah yang PTSP-nya belum sampai ke tahap itu. Indikasi di lapangan menunjukkan bahwa pelimpahan wewenang--salah satu aspek paling krusial dalam pembentukan PTSP--dari instansi teknis kepada PTSP merupakan tantangan terberat yang dihadapi daerah. Di atas kertas, hal itu tidak sulit dilakukan, karena sesungguhnya yang memiliki wewenang adalah kepala daerah, instansi teknis sekadar membantu atau bekerja atas nama kepala daerah. Akan tetapi, dalam praktek, proses itu tidak selalu mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, khususnya hubungan antara kepala daerah dengan instansi teknis yang notabene merupakan bawahannya. Akibatnya, di beberapa daerah terjadi dualisme. Masyarakat bisa datang ke PTSP untuk mengurus izin, tetapi instansi teknis juga masih dapat melayani jika ada permohonan dari masyarakat. Banyak yang menyebut, situasi itu seperti “satu pintu, banyak jendela.” 3 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Dengan latar belakang situasi seperti itu, pertanyaan kritis yang muncul tidak hanya tentang manfaat keberadaan PTSP, tetapi juga pada aspek yang lebih luas dari itu, yaitu manfaat pengurusan izin bagi perkembangan usaha. Masih menjadi pertanyaan, apakah manfaat pengurusan izin usaha terbatas hanya pada berkurangnya hambatan untuk memulai danatau menjalankan usaha, ataukah manfaat itu sampai pada terbukanya kesempatan yang lebih luas bagi pengusaha untuk mengembangkan usahanya.

1.3. Sekilas tentang Program KINERJA