Manfaat Memiliki Izin 430f4525 49ad 4be1 9342 2f86669f887b

10 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Pada tahun 2009 Alfianus Tatambihe, pengusaha barang kerajinan dari Bitung, mengurus sendiri izin yang dia perlukan ke PTSP dan Pemberdayaan Masyarakat Desa PMD. Ada empat izin sekaligus yang dia urus yaitu HO, SIUP, TDP dan SITU. Untuk itu, menurut pengakuan Alfianus, dia tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Waktunya juga jauh lebih cepat. “Hanya menunggu beberapa saat, izin-izin itu sudah bisa langsung diambil,” katanya. Mudah dan cepat, kesan itu pula yang dirasakan Yusuf Senduk. Pengusaha perikanan dari Bitung ini berkata, “Pengurusan izin saat ini jauh lebih mudah dari yang dulu.” Saat ini misalnya, dia mengurus Izin HO, SIUP, SITU, TDP dan juga Fiskal. Dia hanya harus datang ke satu tempat, PTSPPMD. Kalau semua syarat sudah lengkap, katanya, prosesnya cepat. “Tidak sampai satu jam, izin sudah selesai dan bisa langsung saya ambil,” kata Yusuf. Biaya yang jauh lebih murah dan transparan, juga diakui oleh Yusuf. Apakah kemudahan dalam pengurusan itu sudah diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja yang harus mengurus perizinan? Sayangnya, seperti yang dituturkan Kepala Dinas PSPT Yogyakarta, Heri Karyawan, masih tetap ada pemohon yang mempergunakan dan membayar jasa calo dalam mengurus izin dengan memberikan surat kuasa. “Mungkin karena si pemohon sibuk,” kata Heri. Dia tidak dapat menolak calo yang datang menguruskan izin orang lain, karena dalam ketentuan memang dibuka kemungkinan bagi pengurusan yang mempergunakan jasa orang lain.

2.3. Manfaat Memiliki Izin

Selain dari terpenuhinya syarat usaha, izin yang mereka punyai, dirasakan sebagai pemberi kemudahan seandainya mereka memerlukan tambahan modal berupa pinjaman dari bank. Izin juga bermanfaat bagi pengembangan pasar, baik untuk jasa maupun barang produksi yang dihasilkan. Selain itu, izin juga bermanfaat buat menghilangkan rintangan usaha. Keamanan berusaha pun dirasakan kalau izin dimiliki. Terpenuhinya Prasyarat Usaha Yulia Mustika Anissawati, pengusaha souvenir dari Yogyakarta, melihat izin yang harus dipunyai sebagai prayarat untuk suatu usaha. Pandangan Yulia tentang manfaat yang bisa diperoleh, sama dengan pandangan Guntur Anapu, pedagang kelontong dari Bitung yang melihat setiap usaha harus punya izin dan setiap ketentuan tentang itu harus dipenuhi. Yulia kini berencana membuka bisnis wedding organizer. “Untuk itu, saya merasa perlu memiliki SIUP,” katanya. Pemakai jasa wedding organizer tentulah mereka yang akan melaksanakan pernikahan. Yulia berharap bisa menggarap peluang pasar di segmen ini jika dia mengantungi izin. Katanya, “Agar lebih mantap.” Sedangkan Etti Widia Astuti, pengusaha rumah kos di Yogyakarta melihat manfaat izin usaha sebagai sesuatu yang memberikan kepastian hukum. 11 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Adanya Ketenangan dan Kepastian Berusaha Walau begitu, bagi usaha toko alat-alat listrik seperti yang dijalankan Ryan di Palembang, manfaat izin hanya sebatas menghindari pungutan liar oleh oknum birokrasi pemerintah. ”Dengan adanya izin, kami akan lebih tenang terutama bila ada pemeriksaan, misalnya oleh Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP. Toko kami tidak akan terkena razia karena sudah memiliki dokumen legal,” kata Ryan. Apabila tidak ada izin, seperti yang dia ceritakan, ada kemungkinan barang-barangnya diangkut dan disita. Demikian pula halnya bagi Isa pengusaha warung internet di Palembang. SITU, SIUP dan TDP untuk usaha yang dia jalankan itu, dia rasakan memberikan ketenangan dan keamanan dalam menjalankan usaha, terutama apabila ada pemeriksaan oleh aparat pemerintah. “Saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk jaminan keamanan,” katanya. Manfaat izin sebagai jaminan ketenangan dan kepastian usaha diakui pula oleh Yulia, Kiang Kioe dan demikian pula dengan pengelola homestay “Family” di Yogyakarta, Renato Asteroida. Pengakuan yang sama juga diutarakan oleh Anwardi A. Mamonto dan Alfianus Tatambihe. “Dari sisi keamanan usaha lebih terjamin,” kata Alfianus. Sedangkan Naomi Mundung menyatakan merasa lebih leluasa menjalankan usaha jika mempunyai izin. Ada aspek berikutnya yang merupakan manfaat penting dari izin usaha. Pengalaman Cicik, pengusaha kerajinan tikar tenun “Elresas” dari Lamongan adalah contohnya. Beberapa bulan yang lalu, karyawan dia –salesman-- menemukan tikar tenun yang meniru merek Elresas di sebuah toko. “Walau ada perbedaan dalam motif tenunannya,” kata Cicik, “peniruan itu dapat membuat konsumen salah pilih, atau tertipu.” Sebetulnya, izin dan merek dia yang terdaftar punya kedudukan hukum yang kuat jika dia menjadikan kasus tersebut sebagai perkara. “Tapi saya mendiamkan kasus ini, karena pengurusan kasus jiplak merek itu bisa rumit,” kata Cicik. Dia abaikan kasus itu, karena dia yakin, konsumen yang kenal produk “Elresas” akan dapat membedakan mana yang asli dan mana produk tiruan. Kredit dari Bank Hampir setiap kali mendapatkan proyek yang akan dia kerjakan, Hj. Hasimawati, kontraktor di Palembang, membutuhkan dana pinjaman dari bank. Contoh terakhir adalah pinjaman yang dia dapat dari Bank Sumatera Selatan. Nilainya Rp 700 juta. Pinjaman itu dia peroleh dengan mudah. Dananya dapat dicairkan empat hari setelah permohonan diajukan. Itu hanya mungkin terjadi, seperti yang dia akui, karena legalitas usahanya pasti, dengan izin yang lengkap. Yulia dari Yogyakarta, menyatakan Izin TDP dan HO bermanfaat untuk menaikkan plafon kredit pemilikan rumah KPR untuk rumah yang dia jadikan sebagai bengkel kerja dan gudang tempat usaha. Dia menggunakan Izin HO dan TDP untuk jaminan mencicil kredit rumahnya di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, yang selain sebagai tempat tinggal, juga dia pakai sebagai tempat produksi dan gudang. Nilai kredit yang diperoleh Yulia dari Bank Mandiri sebesar Rp 130 juta, dengan masa cicilan 15 tahun. 12 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Usaha tikar tenun Siti Na’imah Nisaz-Kerajinan Tikar Tenun “H. Ashari” mendapat bantuan berupa pinjaman lunak dari Pemerintah Kabupaten Lamongan sebesar Rp 200 juta. Dia tidak mungkin mendapatkan kredit lunak itu jika izin usahanya tidak lengkap. Ratih, pemilik Gandhis Craft, di Lamongan juga demikian. Selepas dia mengurus dan mendapatkan izin usaha, dia memperoleh pinjaman lunak seperti yang diperoleh Siti Na’imah, dengan bunga enam persen per tahun. “Pinjaman lunak itu sebesar Rp 35 juta. Sebenarnya dana pinjaman itu dari Bank Pasar yang bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Disperindakop Kabupaten Lamongan,” katanya. Dia tambahkan, “Yang penting, pinjaman itu dilunasi dan pasti tahun depan kita dapat lagi.” Pemerintah Kabupaten Lamongan juga memberikan pembinaan administratif bagi usahanya. Saat ini omzet barang kerajinan berbahan tempurung kelapa yang dia kelola berkisar antara Rp 20 juta dan Rp 25 juta per bulan. Izin yang lengkap juga membuka jalan bagi Lilik Charita, pengusaha Chin Craft, kerajinan ukiran kayu di Lamongan. Dia mengatakan, dengan izin itu dia mendapatkan pinjaman untuk tambahan modal dari Bank BRI dengan angsuran selama dua tahun. Begitu pula dengan pengakuan Alfianus Tatambihe, pengusaha barang kerajinan dari Bitung. “Izin-izin itu,” katanya, “memiliki manfaat yang besar bagi usaha kami, terutama untuk mengajukan tambahan modal ke bank. Prosesnya mudah dan cepat.” Nalti Tatambihe, anak Alfianus, mengaku bahwa belum lama ini dia mengajukan permohonan Kredit Usaha Rakyat KUR ke bank untuk tambahan modal usaha. Sebelumnya, Nalti pernah mendapat pinjaman modal dari Bank BRI senilai Rp 50 juta. Manfaat seperti itu pulalah yang dirasakan Siti, pengrajin meubel di Bitung. Dia menyatakan, “Jika ingin mengajukan pinjaman untuk tambahan modal ke bank, lebih mudah.” Suaminya, Nurdin mengatakan, mereka sudah dua kali mendapat pinjaman modal dari Bank BRI. Pertama, Rp 5 juta. Setelah lunas, mereka kini mendapat pinjaman lagi Rp 10 juta. Setelah yang ini lunas, menurut pengakuan Nurdin, dia akan mengajukan permohonan kredit lagi. Menjalin Hubungan dengan Mitra Usaha Dengan izin itu pulalah sebetulnya jalan yang ditempuh Hj. Hasimawati dalam mencari proyek untuk dikerjakan, terbuka lebih lebar. ”Perusahaan saya sering ikut tender di instansi pemerintah. Alhamdulillah, sekarang kami selalu mendapat pekerjaan, selain karena perusahaan kami sudah cukup dikenal, prasyarat menjadi peserta tender lengkap dan terpenuhi.” Apa yang dirasakan Hj. Hasimawati sebagai pemegang izin lengkap yang dapat menjalin kerjasama dengan mitra usaha? “Omzet meningkat,” katanya. 13 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Antonius Jimmy, pemilik Hotel Sukarami di Palembang menyatakan bahwa dokumen izin menjadi salah satu jaminan kepercayaan ketika dia harus melakukan kerjasama dengan pihak lain. Hotel Sukarami bintang satu baru operasional sejak Mei 2011. Tingkat huniannya sudah mencapai 70 persen pada bulan Juli 2011. Antonius mengakui, itu karena dia melakukan kerjasama dan memiliki rekanan kerja tetap, yakni perusahaan yang membutuhkan jasa akomodasi hotel. Kerjasama dengan rekan usaha itu dia dapat karena izin usahanya terpenuhi dengan lengkap. Tutuk Mosrilin yang menjalankan usaha salon dan catering di Palembang pun mengakui bahwa untuk mencari dan melaksanakan usahanya kepemilikan SITU, SIUP dan TDP sangatlah penting. Dia mencontohkan, untuk menyewa gedung tempat acara, pemilik gedung selalu menanyakan ada tidaknya izin usaha. Pemilik usaha tour dan travel, Dian, menyatakan, ”Usaha tour dan travel dapat berkembang karena adanya kerjasama dengan berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.” Izin yang dia punyai dia rasakan bermanfaat untuk menjalin kerjasama itu. Akses untuk Pengembangan Pasar Yulia Mustika Anissawati berkeyakinan bahwa izin sangat penting untuk membuka akses dalam pemasaran jasa maupun barang produksi, seperti souvenir buatannya. Dia menyatakan, klien dan konsumen yang berbelanja online akan lebih yakin terhadap suatu usaha jika mereka tahu bahwa dia memiliki izin usaha. Dody, dari Lamongan, pemilik RD Natural Exclusive Product juga merasakan manfaat izin yang dia miliki dalam hal meluaskan pasar. Pada tahun 2004 atas dorongan Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten Lamongan, Dody mendaftarkan usaha kerajinan enceng gondoknya ke Kantor Perizinan Kabupaten Lamongan. “Ada orang dari Dinas Perindustrian dan Koperasi yang mengatakan kepada saya, bahwa jika ada izin usaha, pokoknya enak,” katanya. Dia mengakui, setelah mendapat izin usaha banyak kemudahan yang dia peroleh. Pemerintah Kabupaten Lamongan menyediakan showroom untuk aneka produk dari daerahnya dan produk Dody dapat dipamerkan di situ. “Paling tidak merek RD dikenal banyak orang,” katanya. Kini produk kerajinan dari enceng gondok Dody, berupa tas, sandal dan dompet sudah menyebar ke berbagai pelosok di Indonesia. Bahkan ada yang diekspor ke Timur Tengah. “Dalam tahun terakhir ini usaha yang saya kelola alhamdulillah meningkat. Karena itulah Dody harus menambah pegawai. “Dulu di awal usaha saya punya lima pegawai. Sekarang sebelas orang,” ujarnya. Sekarang dia sudah punya showroom sendiri. “Izin usaha itu kayak kartu tanda penduduk,” katanya, “Orang akan tanya, ini produk siapa.” Adalah karena memiliki izin usaha pula, Cicik, pemilik Elresas di Lamongan mengaku mendapatkan berbagai kemudahan, termasuk bantuan diikut-sertakannya produknya dalam pameran, agar merek Elresas dikenal banyak orang. Manfaat yang sama juga didapatkan Ratih yang mengusahakan barang kerajinan dari tempurung kelapa. Belakangan ini, produk Gandhis Craft dipasarkan ke Kalimantan, Yogyakarta, Medan, Makassar dan juga Jakarta. Bersama produk kerajinan enceng gondok dari Dody, produk Gandhis Craft juga dikirim ke Timur Tengah. 14 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP Dengan izin di tangan itu pulalah antara lain pengusaha barang kerajinan di Bitung, Alfianus Tatambihe mendapat bantuan pemasaran, dengan mengikutkan produknya dalam pameran industri kecil di berbagai daerah di Indonesia dan bahkan di luar negeri. “Jika saya memasukkan produk saya ke toko-toko besar, salah satu syaratnya adalah adanya izin usaha,” kata Alfianus. Menurut anaknya, Nalti, produknya telah diikutkan pemerintah baik dalam Pameran Pembangunan di Kota Bitung maupun pameran yang diselenggarakan Provinsi Sulawesi Utara yang digelar setiap tahun, sejak tahun 2007. Begitu juga di pameran Usaha Menengah Kecil dan Mikro skala nasional, digelar setiap tahun mulai tahun 2009 sampai tahun 2011. “Dalam setahun terkadang bisa mengikuti pameran sampai tiga kali,” kata Nalti. 15 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP BAB 3: BEBERAPA PRAKTIK YANG BAIK

3.1. Aspek Strategis