47
Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP
3.2.5. Mendorong Masyarakat Mengurus Izin
Kepemilikan izin merupakan bentuk legalitas yang bersifat perlu sekaligus dapat berguna bagi pelaku usaha dalam pengembangan usahanya. Legalitas, kita tahu, seringkali menjadi prasyarat untuk memasuki pasar tertentu, di
samping dapat dipakai untuk mengakses kredit perbankan dan sumber daya lainnya. Bagi masyarakat umum pun, kepemilikan izin bisa mendatangkan berbagai manfaat dalam aktivitas mereka.
Meski demikian, selalu ada pelaku usaha maupun masyarakat yang enggan mengurus izin. Buruknya pelayanan perizinan yang telah berlangsung lama membuat masyarakat tetap mempunyai persepsi negatif terhadap
pelayanan perizinan. Apalagi, tidak semua anggota masyarakat berkepentingan dengan kepemilikan izin. Bagaimanapun, tujuan akhir dari perbaikan pelayanan perizinan adalah mendukung aktivitas ekonomi dan sosial
masyarakat dengan mempermudah, mempercepat dan menurunkan biaya perizinan. Tetapi, bila masyarakat yang enggan mengurus izin tetap tidak mau mengurus, maka perbaikan menjadi tidak berdampak luas. Situasi
rendahnya minat pelaku usaha dan masyarakat mengurus izin dialami oleh cukup banyak PTSP. Beberapa PTSP yang baik pun mencoba mendorong masyarakat mengurus izin. Seorang pengelola PTSP mengatakan demikian:
“Kami harus berinisiatif menjemput bola. Ukuran keberhasilan PTSP adalah jumlah izin yang dikeluarkan. Kami didukung oleh bupati karena di sisi pelaku
usaha ini menunjukkan ada keberpihakan, khususnya kepada pelaku usaha mikro.”
Perbaikan pelayanan perizinan dipandang bukan pertama-tama dengan paradigma pendapatan daerah, yakni seberapa besar pendapatan daerah yang diperoleh setiap tahun dari aktivitas penerbitan izin, tetapi sejauh
mana pelayanan yang mudah, cepat dan murah dapat dirasakan oleh masyarakat, sebagaimana ditunjukkan dari peningkatan jumlah pemohon. Itu sebabnya, bagi PTSP, penurunan biaya penerbitan izin merupakan hal
yang dengan mudah bisa diupayakan. Sebaliknya, peningkatan jumlah penerbitan izin menjadi hal yang dikejar. Setelah atau sambil memperbaiki pelayanan, PTSP berusaha agar masyarakat mengetahui perbaikan yang telah
dilakukan dan atas dasar itu lebih berminat mengurus izin. PTSP di beberapa daerah yang baik melakukan sosialisasi yang cukup intensif melalui sejumlah cara. Ada PTSP
yang menggunakan media massa, seperti iklan di radio komersial dan surat kabar lokal. Di samping beriklan, PTSP mengadakan acara talkshow tentang pelayanan perizinan secara berkala dengan mengundang narasumber
terkait. Pada acara itu, staf PTSP akan menjawab pertanyaan langsung dari para pendengar radio. Untuk acara semacam ini, PTSP harus membayar sejumlah uang kepada radio. PTSP Barru, misalnya, mengeluarkan biaya
sekitar Rp 300.000 per jam untuk siaran radio.
48
Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP
Kegiatan diskusi radio dianggap cukup efektif untuk memberi kesempatan kepada masyarakat menanyakan langsung persoalan mereka. Bagi PTSP Barru, sejumlah masukan yang diterima dari masyarakat lewat radio juga
dijadikan bahan dalam pertemuan evaluasi. Sesekali, PTSP mengundang pejabat daerah sebagai narasumber. Dengan menyediakan panggung untuk tampil, PTSP dapat berharap pejabat daerah tersebut memberi apresiasi
dengan mendukung perbaikan pelayanan perizinan. Sosialisasi juga dilakukan dengan menggelar kegiatan di pusat kegiatan masyarakat, seperti sekolah, pameran,
festival rakyat dan lainnya. Pada kesempatan itu, PTSP Barru menampilkan informasi mengenai pelayanan perizinan dan membagikan brosur maupun formulir bagi anggota masyarakat yang berencana mengurus izin.
Staf PTSP juga disiapkan di lokasi untuk berinteraksi dengan masyarakat. Selain mengenai tata cara pengurusan izin, PTSP biasanya lagi-lagi menerima masukan dan keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan perizinan.
Semua ini ditampung dan dibicarakan dalam pertemuan evaluasi PTSP. Beberapa PTSP bekerjasama dengan kantor kecamatan dan kelurahan untuk penyediaan informasi mengenai
pelayanan perizinan. Masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut diminta menghubungi nomor kantor PTSP atau datang langsung. Kerjasama dengan kecamatan dan kelurahan memiliki manfaat lain berupa literasi
bagi pegawai kecamatan dan kelurahan mengenai perbaikan pelayanan. Dengan demikian, ini diharapkan membantu membuat pegawai kecamatan dan kelurahan dapat melayani masyarakat dengan standar yang
kurang lebih sama dengan PTSP. Beberapa PTSP, seperti di Barru mengalokasikan pengadaan izin tertentu secara gratis setiap tahun dalam rangka
menambah jumlah anggota masyarakat yang mengurus izin. Di Barru setiap tahun rata-rata diterbitkan IMB bagi 95 kepala keluarga. “Ada plafon anggaran di APBD untuk operasional dan biaya gambar,” kata Kepala PTSP Barru,
Syamsir. Mereka yang menerima IMB gratis adalah keluarga yang dinilai kurang mampu. Syamsir mengatakan aspek legalitas usaha menjadi perhatian di daerahnya sebab data menunjukkan masih
rendahnya jumlah usaha yang dikategorikan legal. Pada tahun 2010, usaha yang berizin diketahui hanya 26. Dia mengklaim bahwa angka itu pada tahun 2014 telah mencapai 85. Pemkab Barru bersama PTSP pernah
menyelenggarakan penerbitan izin gratis massal bagi 2.000 usaha mikro dan kecil dalam sehari. Syamsir mengemukakan tantangan PTSP dalam mendorong pengurusan izin sebagai berikut:
“Tantangan kami adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat atas perbaikan pelayanan. PTSP baik kalau masyarakat menikmati.”
49
Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP
Cara lain yang digunakan PTSP untuk mendorong masyarakat adalah menyediakan informasi mengenai pelayanan perizinan di situs web maupun SMS gateway layanan pesan pendek. Di situs web, masyarakat dapat
membaca informasi dasar tentang perizinan dan mengirim email jika ada pertanyaan. Penggunaan situs web disadari masih terbatas karena persoalan akses internet di daerah non perkotaan. Meski demikian, situs web juga
justru bermanfaat untuk menjangkau calon pemohon izin yang tinggal di luar kotakabupaten bersangkutan. Sebagai contoh, pelaku usaha asal Makassar yang ingin mengurus izin di Barru dapat membaca terlebih dahulu
persyaratan yang dibutuhkan di situs web sebelum mendatangi kantor di Barru yang berjarak sekitar tiga jam dari Makassar.
Sementara itu, dengan SMS gateway, masyarakat dapat mencari informasi sekaligus memantau perkembangan penerbitan izinnya. SMS gateway dianggap lebih mudah dan lebih akrab bagi masyarakat karena mayoritas
mereka yang berdiam di daerah terpencil, telah memiliki telepon seluler. Tantangan yang dihadapi pengelola PTSP sejauh ini adalah membuat masyarakat mengetahui adanya fasilitas semacam ini.
Dalam rangka mendorong masyarakat mengurus izin, cara yang dipandang tidak kalah penting, bahkan
sangat menentukan adalah penyampaian informasi dari mulut ke mulut. Cara ini ibarat pedang bermata
dua. Ia dapat berguna jika informasi yang disampaikan baik, sebab orang cenderung mempercayai informasi
yang disampaikan oleh orang yang dikenal. Sebaliknya, ia bisa merugikan bila informasi yang
diberikan buruk. PTSP yang baik menyadari bahwa pelayanan kepada anggota masyarakat satu akan
diteruskan kepada anggota masyarakat lainnya. Justru karena itu, perbaikan pelayanan perizinan
menjadi prasyarat dari semuanya.
3.2.6. Melibatkan Masyarakat dalam Pengelolaan PTSP