Pengertian dan Konsep PTSP

1 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP BAB 1: KONSEP PTSP DAN MASALAH DALAM PELAKSANAAN

1.1. Pengertian dan Konsep PTSP

Istilah Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP pertama kali muncul tahun 2006 dalam kebijakanperaturan pemerintah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Permendagri itu sendiri merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Kebijakan Percepatan Perbaikan Iklim Usaha. PTSP berbeda dengan Pelayanan Terpadu Satu Atap PTSA, model yang dijalankan pemerintah sebelum dikeluarkannya Permendagri No. 242006 itu. Kedua-duanya bersifat “terpadu”. Masyarakat hanya perlu mendatangi satu tempat untuk mengurus berbagai izin yang mereka perlukan. Hanya saja, dalam sistem PTSA pemrosesan dokumen perizinan masih dilakukan di masing-masing instansi teknis sesuai dengan wewenangnya, sehingga dampaknya terhadap percepatan proses pengurusan izin tidak terlalu besar. Berbeda dengan PTSA, PTSP bersifat “paripurna.” Seluruh proses pengurusan izin pendaftaran, pemrosesan dan penerbitan dilakukan di instansi penyelenggara PTSP. Oleh karena itu, adanya pelimpahan wewenang pelayanan perizinan dari instansi teknis kepada instansi penyelenggara PTSP merupakan salah satu syarat pokok bagi efektivitas PTSP. Sebagai bagian dari proses reformasi birokrasi, PTSP dikembangkan untuk memperbaiki birokrasi perizinan, khususnya di daerah, agar menjadi lebih mudah, lebih murah, lebih cepat, lebih transparan dan lebih akuntabel. Keberhasilan PTSP tidak dapat hanya diukur dari jumlah daerah yang telah membentuk dan menyelenggarakan PTSP, tetapi, lebih dari itu, juga perlu diliat apakah PTSP berhasil mewujudkan tujuan tersebut Meski sama-sama mengandung kata “terpadu,” PTSP berbeda dengan PTSA. Dalam PTSA pemrosesan izin dilakukan di SKPD masing-masing sesuai kewenangan pengelolaan izin, sedangkan dalam PTSP pemrosesan izin dilakukan di PTSP. Koordinasi dengan SKPD Teknis untuk izin-izin yang memerlukan rekomendasi teknis dilakukan melalui Tim Teknis. Tim Teknis itu sendiri terdiri dari utusan dari SKPD yang relevan, tetapi bekerja di bawah koordinasi Kepala PTSP. Oleh karena itu, PTSP yang efektif memerlukan dua hal kunci, yaitu: 1 Pendelegasian kewenangan pelayanan perizinan oleh kepala daerah kepada PTSP dan 2 Tim Teknis yang bekerja dan berfungsi sebagaimana mestinya. 2 Kumpulan Praktik yang Baik Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP PTSP sendiri lahir karena keprihatinan akan iklim usaha di Indonesia, khususnya hambatan pengurusan izin usaha. Dari sudut pandang yang lain, PTSP dapat dilihat sebagai bagian dari reformasi birokrasi perizinan. Tujuan reformasi birokrasi perizinan itu sendiri adalah adalah mewujudkan pengurusan izin yang murah, mudah, cepat dan transparan tanpa kehilangan fungsi izin sebagai instrumen pengendalian. Oleh karena itu, keberhasilan PTSP harus dilihat dan diukur dari kemampuannya mewujudkan tujuan reformasi birokrasi perizinan tersebut. 1.2. Masalah dalam Pelaksanaan: Satu Pintu Banyak Jendela?