BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kemampuan kedua responden dalam merealisasikan dirinya di tengah tantangan hidup setelah tinggal dengan anak akan membuat kedua responden
dapat mencapai psychological well-being yang tinggi. Psychological well-being pada dasarnya merupakan kemampuan merealisasikan diri dan mengoptimalkan
kehidupan. Seseorang dikatakan mampu merealisasikan diri adalah mereka yang dapat mengalami pertumbuhan dan dapat memenuhi kebutuhannya di tengah
tantangan hidupnya. Psychological well-being pada kedua responden terlihat semakin meningkat setelah tinggal dengan keluarga anak.
Kedua responden terlihat merasa senang dan nyaman setelah tinggal di rumah anak. Kedua responden menyadari bahwa di balik hubungan baiknya
dengan keluarga anak terkadang tetap ada hal yang tidak menyenangkan. Kedua responden juga menyadari mereka memiliki kekurangan dalam berhubungan
dengan keluarga anak. Ketika melihat kehidupan masa lalunya, kedua responden menanggapinya dengan positif. Responden pertama mendapat banyak pelajaran
baik dari masa lalunya terutama ketika dirinya sebagai guru sementara responden kedua mensyukuri semua yang terjadi dalam hidupnya sebagai pemberian Tuhan.
Kedua responden mampu menjalin hubungan yang baik dengan seluruh keluarga anak. Baik responden pertama maupun kedua yakin bahwa dirinya
disayangi dan menyayangi keluarga anak. Kedua responden juga berkeinginan
Universitas Sumatera Utara
untuk dapat membantu keluarga anak lebih lagi dan mereka merasa senang ketika berhasil membantu kesusahan keluarga anak. Setelah tinggal dengan keluarga
anak, kedua responden juga berupaya untuk memelihara hubungan yang lebih baik dengan keluarga anak.
Setelah tinggal di rumah anak, kedua responden tetap tidak kehilangan otoritasnya baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarga anak. Pada
responden pertama, keputusannya diterima dikarenakan keluarga anak terutama anak menyadari keadaan responden yang sudah sangat terbatas sehingga anak
berupaya untuk mencegah adanya rasa sakit hati pada responden. Berbeda dengan responden kedua yang mana merupakan sosok yang tegas sehingga pendapatnya
akan ditanya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan walaupun di usianya saat ini responden sudah mulai terbatas dalam membuat keputusan.
Kedua responden sangat menginginkan dirinya dapat membantu keluarga anak dalam mengatasi setiap masalahnya. Apabila responden dapat membantu
keluarga anak maka kedua responden akan merasa senang dan ada suatu kepuasan dalam dirinya. Kedua responden mengakui bahwa mereka sudah dibantu oleh
keluarga anak. Oleh sebab itu, kedua responden juga ingin membalas setiap perbuatan yang baik dari keluarga anak sehingga mereka akan merasa berharga
dan bernilai bagi keluarga anak. Tinggal di rumah anak membuat kedua responden memiliki harapan yang
terfokus pada keluarga anak. Hal ini membuat setiap harapan yang diinginkannya tidak terlepas dari keluarga anak dan bukan untuk dirinya sendiri lagi. Setiap
harapan yang dimiliki oleh kedua responden akan mengarahkan responden untuk
Universitas Sumatera Utara
berupaya mencapai harapan tersebut yaitu dengan semakin merealisasikan dirinya dan lebih terbuka dengan pengalaman baru.
Pada dimensi pertumbuhan personal terlihat perbedaan antara responden yang satu dengan yang lain. Responden pertama tidak mengalami bertumbuh
secara personal sementara responden kedua mengalami petumbuhan personal. Hal ini tidak terlepas dari adanya perbedaan kualitas keagamaan di antara kedua
responden dimana responden kedua selalu menggantungkan harapannya kepada Tuhan dan mencapai cita-citanya dengan berdoa kepada Tuhan. Di sisi lain,
responden pertama tidak memiliki keinginan untuk mencapai keinginan dan harapannya dengan berdoa namun beranggapan bahwa dirinya tidak akan mampu
mencapai setiap keinginan yang dimilikinya. Secara keseluruhan, psychological well-being pada seorang janda lansia
akan semakin tinggi setelah tinggal dengan keluarga anak. Kedua responden menunjukkan bahwa diri mereka semakin mampu menerima dirinya, lebih
berkesempatan dalam menjalin hubungan positif dengan orang lain, semakin mampu mengatasi masalah baik masalah pribadinya maupun keluarga anak, tetap
berotonomi di tengah-tengah keluarga anak, dan memiliki tujuan hidup yang lebih terarah. Responden pertama tidak mengalami pertumbuhan personal sementara
responden kedua bertumbuh secara personal.
B. DISKUSI