psychological well being pada janda lansia suku Batak Toba yang tinggal dengan anak.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi janda lansia dimana seorang janda lansia semakin mengenali dirinya, dan menerima keadaannya, serta
melalui penelitian ini dapat memiliki acuan dalam mengatasi setiap tantangan yang dialaminya terutama setelah tinggal dengan keluarga anak.
E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka berisi tinjauan teori-teori penunjang penelitian ini meliputi teori psychological well being, suku bangsa Batak Toba, janda lansia,
dan dinamika psychological well being pada janda lansia suku Batak Toba yang tinggal dengan anak, serta diakhiri dengan pembuatan paradigma penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian berisi metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif fenomenologis, responden, prosedur
Universitas Sumatera Utara
pengambilan responden, lokasi penelitian, metode pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, kredibilitas penelitian, serta prosedur penelitian.
4. Bab IV Hasil Analisis Data
Bab IV Hasil Analisis Data berisi penjabaran hasil analisis data ke dalam bentuk penjelasan yang lebih terperinci dan runtut disertai data pendukung
lainnya.
5. Bab V Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
Bab V terdiri dari kesimpulan, diskusi, dan saran. Kesimpulan berisi jawaban dari pertanyaan penelitian yang dituangkan dalam perumusan masalah
penelitian. Diskusi membahas kesesuaian antara paradigma penelitian dengan data penelitian, dan atau ketidaksesuaian antara paradigma penelitian dengan data
penelitian, dan atau ketidaksesuaian data dengan teori-teori dan penelitian- penelitian yang dipaparkan di bab II. Data yang tidak dapat dijelaskan dengan
teori-teori dan penelitian-penelitian yang sudah ada, dapat dijelaskan dengan menggunakan teori lain atau logika peneliti. Saran meliputi saran praktis dan
saran untuk penelitian lanjutan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II LANDASAN TEORI
A. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING
1. Definisi Psychological Well-Being
Konsep well-being pada awalnya berasal dari seorang filsuf Yunani Aristippus of Cyrene 435 – 356 B.C. yang mengungkapkan sebuah doktrin yaitu
hedonism hedonic well-being yang berarti kebaikan mendasar adalah kesenangan dan kenyamanan. Hedonic well-being didefinisikan sebagai efek positif yang
tinggi, efek negatif yang rendah, dan kepuasan hidup yang tinggi. Konsep subjective well-being hedonic bukanlah satu-satunya cara untuk melihat well-
being pada diri seseorang Boslovic Jengic, 2008. Perspektif lain muncul dari Aristoteles 384 -322 B.C yaitu konsep
eudemonia eudaimonic well-being yang artinya segala tindakan yang baik dan berguna adalah semua yang menciptakan kesejahteraan ataupun kebahagiaan pada
diri seseorang Boslovic Jengic, 2008. Waterman 1993, dalam Boslovic Jengic, 2008 mengungkapkan bahwa well-being tidak hanya merupakan hasil
akhir dari sesuatu yang dialami oleh individu, melainkan sebuah proses pemenuhan atau realisasi diri seseorang dan pencapaian potensi diri individu
tersebut. Pada tahun 1984, Waterman Ryff, 1989 juga mengungkapkan bahwa eudemonia adalah perasaan yang mengikuti suatu perilaku dan mengarahkan
potensi seseorang dan konsisten terhadap potensi tersebut.
Universitas Sumatera Utara