d.  Mass  intertainement,  yaitu  untuk  menghibur.  Hal  ini  yang  biasa dilakukan  oleh  radio,  televise  atau  orang  yang  memiliki
professional menghibur.
14
e. Lima Hukum Retorika
Ada lima tahapan membuat pidato atau yang sering dikenal dengan the  five  connons  rethoric  atau  lima  hukum  retorika.  Menurut  aristoteles
dalam  buku diksi  dan  gaya  bahasa  yang  ditulis  oleh  Gorys  Keraf,  berikut ini :
a.  Invention ,  yaitu penemuan atau penelitian materi-materi. Langkah ini mencakup
kemampuan untuk
menemukan, mengumpulkan,
menganalisis,  dan  memilih  materi  yang  cocok  untuk  pidato.  Menurut Aristoteles argument-argument harus dicari memalui rasio, moral, dan
afeksi. Karena ini dianggap sebagai bagian yang sangat penting. b.  Disposition,  adalah  penyususnan  dan  pengurutan  materi  argument
dalam sebuah pidato. c.  Elocution, yaitu pengungkapamn atau penyajian gagasan dalam bahasa
yang  sesuai,  meliputi  komposisi  bahasa,  kerapihan,  kemahiran, ketajaman, kesopanan, kemegahan, dan hiasan fikiran.
d.  Pronuntiatio,  yaitu  menyajikan  pidato.  Penyajian  efektif  dari  sebuah pidato yang ditentukan oleh suara, sikap, dan gerak-gerik tubuh.
15
Ada 3 prinsip pidato atau yang biasa disebut trisila pidato yaitu : a.  Pelihara kontak visual dan kontak mental dengan khalayak kontak.
14
Raudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta:UIN Jakarta press,2007, cet-1, hal.52
15
Gorys Keraf,Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991., hal. 9-10
b.  Gunakan  lambang-lambang  audiktif  atau  usahakan  agar  suara  anda memberikan  makna  yang  lebih  baik  kaya  pada  bahasa  anda  olah
vokal c.  Berbicaralah dengan seluruh kepribadian anda: dengan wajah, tangan,
dan tubuh anda olah visual.
16
Dari tiga prinsip pidato diatas dapat diambil satu kesimpulan bahwa pidato adalah  satu  bakat  yang  dapat  dipelajari  dengan  menguasai  trisila  pidato
tersebut.
f. Jenis jenis pidato
a. pidato  impromptu  pidato  yang  sifatnya  mendadak,  bagi  juru  pidato
yang    berpengalaman  impromptu,  memiliki  kelebihan  yaitu:  lebih dapat  mengungkapkan  perasaan  pembicara  yang  sebenarnya,  karena
pembicara  tidak  memikirkan    lebih  dahulu  pendapat  yang disampaikannya. Selain itu kelebihan lain adalah gagasan dan pendapat
pembicara  dating  secara  spontan.  Sedangkan  kelemahannya  adalah pembicara yang belum berpengalaman impromptu dapat menimbulkan
kesimpulan  yang  mentah  karena  dasar  pengetahuan  yang  tidak memadai.
Dan kemungkinan
mengakibatkan gagasan
yang dismapaikan  agak  tersendat  karena  kemungkinan  terjadinya  demam
panggung karena tidak adanya persiapan.
17
b. pidato manuskrip pidato yang menggunakan naskahbagi juru pidato
yang membacakan naskah dari awal sampai akhir. Hal ini tidak berlaku
16
A.H.Hasanuddin ,Rhetorika
Dakwah dan
publisistik Dalam
Kepemimpinan,Surabaya:PT.Usaha Nasional,1982, hal.5
17
Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan Jakarta:2006,h.28-31
istilah  menyampaikan  pidato  tetapi  membacakan  pidato.  Kelebihan dari jenis pidato ini antara lain : kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
sehingga  dapat  menyampaikan  arti  yang  tepat  dan  pernyataan  yang benar,kemudian  pernyataan  dapat  dihemat  karena  naskah  dapat
disusun  kembali  dan  bicara  dapat  dicapai  karena  kata-kata  sudah disiapkan  serta  hal-hal  yang  menyimpang  dapat  dihindari,  manuskrip
juga  dapat  diterbitkan  dan  diperbanyak.  Sedangkan  kelemahannya komunikasi  pendengar  akan  berkurang  karena  pembicara  tidak
berbicara  langsung,  tidak  dapat  melihat  pendengar  dengan  baik sehingga  akan  kehilangan  gerak  dan  bersifat  kaku,  disamping  itu
feedback  dari  pendengar  juga  tidak  dapat  mengubah  pesan diperpanjang atau diperpendek.
18
c. pidato  memorter  pidato  yang  menghapalkan  kata-kata  yang  telah
ditulis  sebelumnya, pesan pidato dituliskan  kemudian diingat  kalimat demi  kalimat.  Seperti  halnya  manuskrip,  memoriter  memungkinkan
ungkapan  yang  tepat  organisasi  yang  berencana,  pemilihan  bahasa yang teliti,gerak dan isyarat  yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi
karena  pesan  sudah  tetap  maka  terjalin  saling  berhubungan  antara pembicara  dengan  pendengan  memerlukan  banyak  waktu  yang
diperlukan  untuk  mempersiapkannya  dan  yang  paling  tidak menguntungkan  bila  ada  kalimat-kalimat  yang  hilang  dari  ingatan
sehingga akan berpengaruh buruk bagi pembicara.
18
Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan Jakarta:2006,h.28-31
d. pidato ekstempore pidato yang  hanya memuat garis besarnya saja,
jenis  pidato  ini  banyak  dipergunakan  terutama  oleh  ahli-ahli  pidato yang  berpengalaman  dan  mahir  garis  besar  outline  itu  hanya
merupakan  pedoman  untuk  mengatur  gagasan  yang  ada  dalam pemikiran pembicara. Kelebihan dari pidato ini komunikasi pembicara
dengan  pendengar  lebih  baik  karena  pembicara  berbicara  langsung kepada  khalayak  pendengar  pesan  dapat  fleksibel  untu  diubah  sesuai
dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan.
19
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologi  yaitu berasal dari bahasa arab “da’a –  yad’u –  da’watan”  yang  berarti  memanggil  ,  menyeru  atau  mengajak.  Hal  ini,
dakwah  dapat  diartikan  sebagai  panggilan,  seruan,  atau  ajakan.
20
Dakwah menurut  Muhammad  Fuad  Abdul  Baqi  sebagaimana  yang  telah  dikutip  oleh
Samsul  Munir  Amin  di  dalam  bukunya  dapat  dijumpai  di  dalam  Al-Quran Sebanyak 213 kali.
21
Ayat yang menerangkan pengertian ini diantaranya yang terdapat pada surat Yunus :25
 
 
 
 
 
 
Artinya: Allah  menyeru  manusia  ke  Darussalam  surga,  dan  menunjuki
orang  yang  dikehendaki-Nya  Kepada  jalan  yang  lurus  islam.
QS.YUNUS :25
19
Wahidin saputra,Buku Ajar Retorika Dakwah Lisan Jakarta:2006,h.28-31
20
ABD.Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: Penerbit dan Pentebar Buku- buku,1997, h.7
21
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h.2
Sedangkan  dakwah  secara  terminology  dapat  kita  lihat  berbahgai pendapat ulama berikut ini tentang pengertian dakwah :
a.  Syeikh Ali Makhfuz, memahami dakwah dalam kitabnya yaitu mendorong atau mengajak manusia kepada kebaikan dan menurut petunjuk tuhan serta
melakukan  Amar  Ma’ruf  Nahi  Mungkar  agar  manusia  mendapatkkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
22
b.  M.  Arifin  menyatakan  bahwa  dakwah  adalah  suatu  kajian  dalam  seruan baik  lisan,  tulisan,  maupun  tingkah  laku  yang  dilakukan  secara  sadar  dan
berencana  untuk  mempengaruhi  orang  lain  agar  timbul  suatu  pengertian, kesadaran,  penghayatan  serta  pengamalan  ajaran  agama  tanpa  adanya
unsure paksaan.
23
c.  Quraish  Shihab  berpendapat  bahwa  dakwah  adalah  seruan  atau  ajakan kepada jalan keinsyapan atau mengubah situasi  yang kurang baik menjadi
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
24
d.  H.N.S  Nasrudin  Latif,  berpendapat  Dakwah  adalah  setiap  usaha  atau aktifitas  dengan  lisan  atau  tulisan  yang  bersifat  menyeru,  mengajak,
memanggil  manusia  lainnya  untuk  beriman  dan  menaati  Allah  SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariah serta akhlak islamiyah.
2. Unsur-Unsur Dakwah
a. Dai
Da’i  secara  bahasa  diambil  dari  bahasa  arab,  yang  berarti  orang yang  mengajak.  Dalam  pengertian  yang  khusus  pengertian  islam,  da’i
22
Syeikh  Ali  Makhfuz,  Hidayatul  Mursyidin,  Terjemahan  Chadijah  Nasution,tt:Usaha Penerbitan Tiga A, 1970h. 17
23
M.Arifin, Psikologi Dakwah suatu pengantar studi,Jakarta:Bumi Aksara,1993, h.6
24
Quraish  Shihab,  Membumikan  Al-Quran  Fungsi  Peran  Wahyu  Dalam  Kehidupan Masyarakat,Bandung: Mizan, 1999cet. Ke,XIX, h.194
adalah orang  yang mengajak  kepada orang  lain baik  secara  langsung atau tidak  langsumg  dengan  kata-kata,  perbuatan  atau  tingkah  laku  kea  rah
kondisi yang baik atau lebih baik menurut ayat Ai-Quran dan sunnah.
25
Setiap  muslim  adalah  da’I  dalam  arti  luas,  karena  setiap  muslim memiliki  kewajiban  menyampaikan  ajaran  islam  kepada  seluruh  umat
manusia  QS  AL-Nahl  [16]:125.  Namun  demikian,  Al-Quran  juga mengisyaratkan bahwa dakwah bisa dilakukan oleh muslim yang memiliki
kemampuan di bidang dakwah.
26
Pada dasarnya  tugas  pokok  seorang  da’I  adalah  meneruskan  tugas Nabi  Muhammad  Saw  yakni  menyampaikan  ajaran-ajaran  Allah  seperti
termuat dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah. Dan keberadaan da’I pun dalam masyarakat luas mempunyai fungsinya. Fungsi Da’I adalah  sebagai
berikut : 1.  Meluruskan  akidah  :  sudah  menjadi  naluri  bahwa  manusia  tidak
lepas dari kesalahan dan  kekeliruan  yang tidak terkecuali terhadap keyakinan dan akidahnya.
2.  Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar : seorang da’I  memberikan  pencerahan  akan  keberadaan  manusia  sebagai
hamba  allah  yang  memiliki  tugas  untuk  mengabdi  atau  beribadah kepada allah dengan aturan-aturannya.
3.  Amar ma’ruf nahi mungkar :  sebagai wujud nyata dari fungsi da’I selalu  memiliki  perhatian  pada  sesame  untuk  bersama-sama
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah,2009,h. 68
26
Wahidin Saputra,
Pengantar Ilmu
Dakwah,Jakarta: PT
Raja Grafindo
Persada,2011,cet-1 h.261