Biomassa Serasah Segar Uji Korelasi pada Jalur Tanam

rasio CN pada hutan primer dan areal TPTJ menunjukkan hasil tidak berbeda nyata. Rasio CN pada areal TPTJ dan hutan primer berkisar antara 10,255 – 64,5. Data memberikan indikasi, bahwa hutan primer dan areal TPTJ sangat kurang akan N. Hal ini dijelaskan Supardi 1983, bahwa jumlah karbon yang masuk dalam tanah sebagai bahan organik segar sangat banyak sedangkan jumlah nitrogen relatif sedikit. Sehingga menghasilkan rasio CN yang tinggi.

5.1.7. Rasio C

mic C organik Rasio C mic C organik juga merupakan salah satu indikator yang sensitif dalam memonitor status bahan organik tanah, selain C organik . Rasio C mic C organik menunjukkan ketersediaan substrat organik untuk metabolisme mikroorganisme. Semakin tinggi rasio C mic C organik , substrat segar akan lebih tersedia jika dibandingkan dengan rasio rasio C mic C organik yang lebih rendah. Pada penelitian ini rasio C mic C organik diseluruh plot penelitian berkisar antara 0,7239 – 3,5093. Rasio C mic C organik terendah pada areal bekas tebangan 4 tahun pada kedalaman 0 cm – 20 cm untuk jalur tanam, sedangkan Rasio C mic C organik tertinggi pada areal bekas tebangan 0 tahun pada kedalaman 0 – 20 cm untuk jalur tanam Tabel 18. Respon berbeda nyata untuk rasio C mic C organik di areal TPTJ hanya ditunjukkan pada berbeda nyata untuk areal bekas tebangan 3 tahun pada kedalaman 20 cm – 40 cm untuk jalur tanam dan 0,3 dan 4 tahun pada kedalaman 20 cm – 40 cm untuk jalur antara jika dibandingkan dengan hutan primer pada kedalaman 20 cm – 40 cm.

5.1.8. Uji Korelasi pada Jalur Tanam

Uji korelasi sangat penting dilakukan agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh diantara variabel yang di ujikan. Berikut akan dijabarkan hasil uji korelasi diantara variabel yang dikaji pada jalur tanam beserta grafiknya.

5.1.8.1. Biomassa Serasah Segar

Biomassa serasah segar memiliki hubungan berbanding lurus dengan biomassa serasah hancur, cadangan karbon dalam serasah segar, cadangan karbon dalam serasah hancur, porositas tanah pada kedalaman 0 – 20 cm dan Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm dengan masing- masing koefisien korelasi r sebesar 0,734, 1,000, 0,734, 0,771, 0,891 Gambar 43a, 43b, 43c, 43e, 43g . Hal ini menunjukkan bahwa perubahan biomassa serasah hancur, porositas tanah pada kedalaman 0 – 20 cm dan Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm seiring dengan perubahan biomassa serasah segar. Hubungan berbanding terbalik terjadi pada hasil uji korelasi antara biomassa serasah segar dengan bobot isi tanah pada kedalaman 0 – 20 cm, pH 0 – 20 cm, CmicCorg 0 – 20 cm dengan koefisien korelasi r sebesar -0,764, -0,714, -0,712 Gambar 43d, 43f, 43h. Sehingga perubahan bobot isi tanah pada kedalaman 0 – 20 cm, pH pada kedalaman 0 – 20 cm, CmicCorg pada kedalaman 0 – 20 cm yang terjadi akan bertolak belakang dengan perubahan biomassa serasah segar di areal bekas tebangan TPTJ pada jalur tanam. y = -0.1263x 2 + 1.5856x - 3.1548 R 2 = 0.8095 0. 1. 2. 5 1 5 2 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biomassa Serasah Segar tonha B iom a ss a S e ra sa h H a nc ur ton ha Observed Poly. Observed y = -0.0003x 2 + 0.5065x - 0.0268 R 2 = 1 0. 1. 2. 3. 4. 5 1 5 2 5 3 5 4 5 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C Se ra sa h Se to n C h a Biomassa Serasah Segar tonha g ar Observed Poly. Observed r = 0,734 r = 1,000 a b y = 0.0138x 2 - 0.2605x + 2.2381 R 2 = 0.8693 0. 0. 0. 0. 1. 2 4 6 8 1 2 1.4 1.6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bo b o t I si -2 c m Biomassa Serasah Segar tonha g c m 3 Observed Poly. Observed y = -0.4592x 2 + 9.0525x + 17.92 R 2 = 0.8668 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biomassa Serasah Segar tonha P o ro si ta s 0 -2 c m Observed Poly. Observed y = -0.1486x 2 + 2.2822x - 6.0968 R 2 = 0.6212 0. 1. 2. Al 5 1 5 2 5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biomassa Serasah Segar tonha dd 2 0c m- 4 0c m m e 1 00 g Observed Poly. Observed y = -8.7682x 2 + 85.817x - 39.032 R 2 = 0.1578 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biomassa Serasah Segar tonha Cm ic CO r g -20c m c m Observed Poly. Observed y = -0.0626x 2 + 0.7872x - 1.5622 R 2 = 0.8029 2 4 6 8 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C S e ra sa h H a n c ur 1. 0. 0. 0. 0. ton C ha Observed Biomassa Serasah Segar tonha Poly. Observed y = 0.0036x 2 - 0.1283x + 5.1872 R 2 = 0.4002 4.2 4. 4. 4. 4. 4. 4. 3 4 5 6 7 8 4.9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biomassa Serasah Segar tonha p H 0- 20c m Observed Poly. Observed c d r = -0,714 r = 0,771 r = 0,734 r = -0,764 e f r =-0,712 r = 0,891 g h Gambar 43. Grafik korelasi antara biomassa serasah segar dengan biomassa, cadangan karbon, sifat fisik, kimia dan biologi tanah

5.1.8.2. Biomassa Serasah Hancur