II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemanenan Kayu
Menurut Suparto 1999, pemanenan kayu merupakan serangkaian kegiatan kehutanan yang mengubah pohon dan biomassa lainnya menjadi bentuk yang
dapat dipindahkan ke lokasi lainnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat.
Ilmu dan teknologi dibidang pemanenan kayu hingga saat ini telah mengalami berbagai perkembangan, hal ini sebagai konsekuensi perubahan
pendekatan manajemen hutan dari prinsip kelestarian hasil kepada prinsip pembangunan hutan lestari. Menurut Elias 2002, arah perkembangan pemanenan
kayu tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengertian pemanenan kayu mengalami perluasan yang lebih menekankan
pada perencanaan sebelum pemanenan, supervisi teknik dan pencegahan kerusakan lebih lanjut.
2. Usaha memperpendek rantai tahapan pemanenan kayu. 3. Menerapkan sistem pemanenan kayu sesuai dengan klasifikasi fungsional
lapangan dibidang kehutanan pengembangan expert system. 4. Mengintegrasikan pengolahan kayu primer kedalam tahapan pemanenan kayu.
5. Penciptaan peralatan pemanenan kayu dengan perhatian ditekankan pada keunggulan produktivitas tinggi, keunggulan biaya, menekan kerusakan
lingkungan dan keselamatan kerja. Menurut Budiaman 2003, komponen utama pemanenan kayu pada
umumnya terdiri dari 5 kegiatan, yaitu penebangan pohon, pembagian batang, penyaradan, pemuatan dan pengangkutan. Selain itu pada tahapan tertentu,
misalnya penebangan terdapat kegiatan tambahan yaitu pemotongan ujung dan pangkal kayu serta pemotongan cabang.
Dalam melaksanakan kegiatan penebangan PT. Sari Bumi Kusuma telah menerapkan metode Reduced Impact Logging RIL dalam skala operasionalnya,
dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kerusakan tanah dan tegakan tinggal akibat penebangan dan penyaradan.
RIL sering juga disebut RITH Reduced Impact Timber Harvesting adalah suatu teknik pemanenan kayu yang direncanakan secara intensif, dalam
pelaksanaan operasinya menggunakan teknik pelaksanaan dan peralatan yang tepat serta diawasi secara intensif untuk meminimalkan kerusakan terhadap
tegakan tinggal dan tanah Elias 2002. Menurut Klasen 1998 di acu dalam Tinambunan 1999, pengertian
pemanenan hutan berwawasan lingkungan atau RIL secara luas mencakup semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meminimalkan dampak negatif dari
pengelolaan hutan dan pengeluaran hasil hutan. Dengan pengertian tersebut maka RIL meliputi perbaikan perencanaan jalan, konstruksi jalan, perencanaan
pemanenan dan semua kegiatan dalam rangka pengeluaran kayu dari hutan. Tujuan implementasi RIL adalah untuk meminimalkan pengaruh negatif
terhadap lingkungan erosi, sedimentasi dan pengeruhan air sungai, meningkatkan efisiensi pemanenan penekanan terhadap volume limbah
pemanenan, biaya pemanenan dan peningkatan kualitas produksi kayu, menciptakan ruang tumbuh yang optimal dalam tegakan memaksimalkan
pertumbuhan pohon dan hasil hutan non kayu, meningkatkan pendapatan, kesehatan dan keselamatan kerja pekerja dan masyarakat dan menciptakan
prasyaratkondisi pengelolaan hutan alam lestari Elias 2002.
2.2. Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur