1. Home
  2. Perekrutan & HR

Aluminium Dapat dipertukarkan Aldd pada Kedalaman 0– 20 cm Aluminium Dapat dipertukarkan Aldd pada Kedalaman

5.1.9.22. Aluminium Dapat dipertukarkan Aldd pada Kedalaman 0– 20 cm

Aldd pada kedalaman 0 – 20 cm memiliki hubungan berbanding lurus dengan Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm dengan koefisien korelasi r sebesar 0,956 Gambar 90a. Hal ini menunjukkan perubahan Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm yang terjadi akan seiring dengan perubahan Aldd pada kedalaman 0 – 20 cm. Hubungan berbanding terbalik terjadi pada hasil uji korelasi antara Aldd pada kedalaman 0 – 20 cm dengan Cmic pada kedalaman 20 cm – 40 cm dengan koefisien korelasi r sebesar -0,819 Gambar 90b. Sehingga Cmic pada kedalaman 20 cm – 40 cm akan berubah secara bertolak belakang dengan perubahan kandungan Aldd pada kedalaman 0 – 20 cm di areal bekas tebangan TPTJ pada jalur antara. y = 6.41x 2 - 149.47x + 667.91 R 2 = 0.6734 100 200 300 400 500 600 1 2 3 4 5 Aldd 0-20cm me100 g C m ic 20c m -4 0c m u g g Observed Poly. Observed y = -0.0224x 2 + 0.7933x + 0.196 R 2 = 0.916 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 1 2 3 4 5 Aldd 0-20cm me100 g A ldd 20 c m -40 c m m e 100 g Observed Poly. Observed r = 0,956 r = -0,819 a b Gambar 90. Grafik korelasi antara aluminium dapat di pertukarkan pada kedalaman 0 – 20 cm dengan sifat kimia dan biologi tanah

5.1.9.23. Aluminium Dapat dipertukarkan Aldd pada Kedalaman

20 cm – 40 cm Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm memiliki hubungan berbanding terbalik dengan Cmic pada kedalaman 20 cm – 40 cm, CmicCOrg pada kedalaman 20 cm – 40 cm dengan koefisien korelasi r sebesar -0,892, -0,757 Gambar 91a, 91b. Sehingga Cmic pada kedalaman 20 cm – 40 cm dan CmicCOrg pada kedalaman 20 cm – 40 cm akan berubah secara bertolak belakang dengan perubahan Aldd pada kedalaman 20 cm – 40 cm di areal bekas tebangan TPTJ pada jalur antara. y = -7.2565x 2 - 146.27x + 670.59 R 2 = 0.7965 100 200 300 400 500 1 2 3 4 Aldd 20cm-40cm me100 g C m ic 2 c m -40 c m u g 600 g Observed Poly. Observed y = -41.327x 2 + 61.504x + 295.02 R 2 = 0.5982 50 100 150 200 250 300 350 400 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Aldd 20cm-40cm me100 g C m ic C O r 450 g 20 c m -40c m Observed Poly. Observed r = -0,892 r =-0,757 a b Gambar 91. Grafik korelasi antara aluminium dapat di pertukarkan pada kedalaman 20 cm – 40 cm dengan sifat biologi tanah

5.1.9.24. Karbon Mikroorganisme Cmic pada Kedalaman 0 – 20 cm

Dokumen yang terkait

Pemanenan Kayu Dalam Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)

0 50 4

Dinamika Permudaan Alam Akibat Pemanenan Kayu Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)

2 90 14

Model Simulasi Kandungan Karbon Akibat Pemanenan Kayu Di Hutan Alam Tropika

1 38 16

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika: studi kasus di areal IUPHHK PT Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah

0 23 187

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Kondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengah

8 55 134

Perlakuan Pembebasan Berdasarkan Hubungan Diameter Batang dan Jarak Pohon Pesaing dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur

0 5 30

Dampak pemanenan kayu dan perlakuan silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) terhadap potensi kandungan karbon dalam vegetasi hutan alam tropika

0 5 100