IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan waktu
Penelitian lapangan dilaksanakan di areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Propinsi Kalimantan Tengah. Areal penelitian merupakan areal hutan yang
dikelola dengan sistem silvikultur TPTJ dari berbagai areal bekas tebangan dan hutan primer sebagai pembanding. Pengambilan contoh serasah dan akar serta
contoh tanah dilaksanakan pada bulan Febuari 2007. Analisis biomassa serasah, akar dan tanah dilakukan pada bulan Febuari sampai Maret 2007 di Laboratorium
Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan, sedangkan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
4.2. Bahan dan Alat
Bahan penelitian sebagai obyek penelitian adalah contoh tanah dari berbagai kedalaman tanah 0 - 20 cm dan 20 – 40 cm, serasah dan akar pohon pada hutan
alam tropika yang berada di areal bekas tebangan 0 2 bulan, 2, 3, 4 tahun dengan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur dan hutan primer sebagai
pembanding. Alat penelitian yang digunakan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu alat
pengambilan data di lapangan dan alat analisis kandungan hara di laboratorium. Alat pengambilan data di lapangan terdiri dari : kompas, tali tambang, timbangan,
golok, chainsaw, pita meter, kantong plastik, kertas label dan alat tulis. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah adalah : skop, tabung
kuningan atau besi, kantong plastik, kertas label, pita meter, spidol berwarna permanen dan karung.
Bahan dan alat yang diperlukan dalam analisis di laboratorium adalah K
2
Cr
2
O
7
1 N, H
2
SO
4
pekat, aquades dan alat yang digunakan adalah timbangan, labu ukur, pipet, spektrofotometer dan pH meter.
4.3. Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Dalam menganalisis kandungan karbon di dalam tanah di hutan primer dan areal bekas tebangan 0, 2, 3, 4 tahun TPTJ, masing-masing dibuat plot
pengamatan pada setiap petak contoh penelitian PCP. Pengukuran
dan pengamatan dilakukan pada jalur tanam dan jalur antara, dalam setiap petak contoh dalam areal bekas tebangan 0, 2, 3, 4 tahun. Pengambilan contoh tanah
dilakukan pada setiap plot pengamatan dengan kedalaman 0 – 20 cm dan 20 – 40 cm dari permukaan tanah. Contoh tanah yang diambil adalah contoh
tanah untuk analisis sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Contoh tanah untuk analisis sifat fisik diambil sebanyak dua titik pada setiap plot pengamatan
sehingga jumlah keseluruhan adalah 2 titik x 2 ulangan x 2 jalur x 2 kedalaman x 5 petak contoh pengamatan = 80 contoh tanah, sedangkan contoh tanah untuk
analisis sifat kimia dan biologi tanah pada setiap plot pengamatan sebanyak 5 titik per jalur yang merupakan gabungan dari beberapa titik pengambilan. Dengan
demikian jumlah contoh tanah komposit adalah 2 jalur x 2 ulangan x 2 kedalaman x 5 petak contoh pengamatan = 40 contoh tanah. Sehingga jumlah keseluruhan
contoh tanah untuk analisis sifat fisik, kimia dan biologi tanah untuk seluruh petak contoh pengamatan PCP adalah 80 + 40 = 120 contoh tanah.
Gambar 6 – 10 memperlihatkan kondisi tegakan lokasi PCP, sedangkan desain PCP pada tiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 11 – 17.
Gambar 6. Keadaan tegakan hutan Primer
a b Gambar 7. Jalur antara a dan jalur tanam b untuk areal bekas tebangan 0
tahun
a b Gambar 8. Jalur antara a dan jalur tanam b untuk areal bekas tebangan 2
tahun
a b Gambar 9. Jalur antara a dan jalur tanam b untuk areal bekas tebangan 3
tahun
a b Gambar 10. Jalur antara a dan jalur tanam b untuk areal bekas tebangan 4
tahun
100 m
25 m
25 m 100 m
Keterangan : = Plot pengamatan untuk pengambilan contoh tanah,
serasah dan akar 5m x 40m Gambar
11. Desain petak contoh penelitian PCP, plot pengamatan
di lapangan pada hutan primer.
Keterangan :
40 m 5 m
= Titik pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat kimia, biologi tanah, serasah dan akar
= Titik pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat fisik tanah Gambar 12. Desain plot pengamatan contoh tanah untuk analisis sifat fisik,
kimia, biologi tanah, serasah dan akar pada setiap plot pengamatan di hutan primer.
Keterangan : = Plot pengamatan untuk pengambilan contoh tanah,
serasah dan akar 5m x 40m
22 m 100 m
25 m 3 m lebar jalur bersih atau jalur tanam
100 m
3 m = Jalur tanam dalam TPTJ
22 m = Jalur antara dalam TPTJ
Gambar 13. Desain petak contoh penelitian PCP, plot pengamatan di lapangan pada lokasi bekas tebangan 0 tahun.
Keterangan : = Plot pengamatan untuk pengambilan contoh tanah,
serasah dan akar 5m x 40m
21 m 100 m
25 m 4 m lebar jalur bersih atau jalur tanam
100 m
4 m = Jalur tanam dalam TPTJ
21 m = Jalur antara dalam TPTJ
Gambar 14. Desain petak contoh penelitian PCP, plot pengamatan di lapangan pada lokasi bekas tebangan 2 tahun.
Keterangan : = Plot pengamatan untuk pengambilan contoh tanah,
serasah dan akar 5m x 40m
19 m 100 m
25 m 6 m lebar jalur bersih atau jalur tanam
100 m
6 m = Jalur tanam dalam TPTJ
19 m = Jalur antara dalam TPTJ
Gambar 15. Desain petak contoh penelitian PCP, plot pengamatan di lapangan pada lokasi bekas tebangan 3 tahun
Keterangan : = Plot pengamatan untuk pengambilan contoh tanah,
serasah dan akar 5m x 40m
15 m 100 m
25 m 10 m lebar jalur bersih atau jalur tanam
100 m
10 m = Jalur tanam dalam TPTJ
15 m = Jalur antara dalam TPTJ
Gambar 16. Desain petak contoh penelitian PCP, plot pengamatan di lapangan pada lokasi bekas tebangan 4 tahun.
Keterangan : = Titik pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat
kimia, biologi tanah, serasah dan akar
a b
40 m 5 m
= Titik pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat fisik tanah
a = Jalur tanam dalam TPTJ b = Jalur antara dalam TPTJ
Gambar 17. Desain plot pengamatan contoh tanah untuk analisis sifat fisik, kimia, biologi tanah, serasah dan akar pada setiap plot pengamatan
pada areal bekas tebangan 0, 2, 3, 4 tahun.
4.4. Batasan Variabel yang Diamati