11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian    Mengenai  Pembelajaran  IPS  Materi  “Mengenal  Jenis-jenis
Pekerjaan”
1. Pembelajaran IPS di SD
Sebelum masuk pada kajian pembelajaran IPS materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”, terlebih dahulu dikaji pembelajaran IPS secara umum. Istilah IPS di
luar  negeri  seperti  Amerika  sering  dikaitkan  dengan  social  studies.  Organisasi National  Council  for  the  Social  Studies  NCSS  dalam  Ellis  1977:  2,
menyepakati bahwa, social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to
promote  civic  competence.  Within  school  program,  social  studies  provides coordinated,  systematic  study  drawing  upon  such  disciplines  as
anthropology,
archaeology, economics,
geography, history,
law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as
appropriate content from humanities, mathematics, and natural sciences. Menurut  NSCS,  IPS  merupakan  pembelajaran  terintegrasi  dari  ilmu-ilmu  sosial
dan  humaniora  untuk  mengembangkan  kompetensi  kewarganegaraan.  Dalam program sekolah, IPS menyediakan koordinasi, studi yang sistematis atas berbagai
disiplin  ilmu  seperti  antropologi,  arkeologi,  ekonomi,  geografi,  sejarah,  hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi,serta konten yang sesuai dari
humaniora, matematika, dan ilmu- ilmu alam”.  NSCS menekankan pembelajaran
IPS pada pengembangan kompetensi kewarganegaraan dengan harapan anak akan memiliki kecenderungan untuk berpastisipasi aktif dalam urusan publik.
IPS  merupakan  integrasi  dari  berbagai  cabang  ilmu-ilmu  sosial,  seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya Trianto, 2010:
12 171.  Diperkuat  oleh  pendapat
Siska  2016:  7  mengemukakan  bahwa,  “IPS sebagai  program  pendidikan  atau  bidang  studi  dalam  kurikulum  sekolah  yang
mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat serta hubungan atau interaksi antara  manusia  dengan  lingkungannya  fisik  dan  sosia
l”.    Untuk  isimateri  IPS merupakan bagian dari konsep-konsep ilmu-ilmu  sosial  yang disesuaikan tingkat
pertumbuhan dan usia siswa. Dari  beberapa  pendapat  ahli  dapat  dimaknai    bahwa,  IPS  merupakan  ilmu
yang  mengkaji  kehidupan  manusia  dalam  masyarakat  melalui  integrasi  dari berbagai  ilmu-ilmu  sosial.  Dalam  mengkaji  realitas  atau  fenomena  sosial,  IPS
menganalisis  dari  berbagai  macam  ilmu-ilmu  sosial  seperti  sosiologi,  sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Suatu  mata  pelajaran  pasti  memiliki  objek  kajian.  Objek  kajian  IPS merupakan  manusia.  Sependapat  dengan  pernyataan  tersebut  Ellis  1977:  2,
mengatakan bahwa, “social studies should provide learners with a knowledge of
human systems in the areas of geography, economics, government, and culture”. Hal  tersebut  berarti  IPS  harus  mengarahkan  siswa  kepada  pengetahuan  tentang
sistem  manusia  dalam  geografi,  ekonomi,  pemerintahan,  dan  budaya.  Selain mengkaji  manusia,  disiplin  ilmu-ilmu  sosial  melihat  kejadian  yang  terjadi  pada
manusia dari prespektif yang berbeda Sapriya, 2009: 22.   Setiap disiplin ilmu- ilmu sosial memiliki konsep, generalisasi, dan teori yang berbeda sehingga dapat
memberikan  kontribusi  dalam  penyusunan  desain  ataupun  proses  pembelajaran IPS di sekolah dasar dan menengah.
13 Lebih lanjut NSCS dalam Ellis 1977: 2, mengatakan bahwa,
“The primary purpose  of  social  studies  is  to  help  young  people  develop  the  abilility  to  make
informed  and  reasoned  decisions  for  the  public  good  as  citizens  of  a  culturally diverse,  democratic  society  in  an  independent  world”.Tujuan  utama  IPS  adalah
untuk  membantu  kaum  muda  yaitu  siswa  mengembangkan  kemampuan  dalam membuat  keputusan  disertai  alasan  untuk  kepentingan  publik  sebagai  warga
negara  dari  masyarakat  yang  memiliki  beraneka  ragam  budaya  dan  komunitas yang demokratis di dunia yang saling ketergantungan.
Tujuan program-program pembelajaran IPS di sekolah yaitu  membiasakan siswa agar menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah  sosial, serta
mampu  membuat  analisis  kritis,  selanjutnya  mampu  mengambil  tindakan  yang tepat  Awan  Mutakin  dalam  Trianto,  2010:  177.  Siswa  menjadi  terbiasa
memandang  persoalanmasalah  dari  berbagai  konsep  ilmu  sosial  sehingga  dapat menemukan solusi yang tepat.
Hal  tersebut  sesuai  dengan  tujuan  yang  ada  pada  Peraturan  Menteri Pendidikan  Nasional  Permendiknas  Tahun  2006  Nomor  24  Pasal  12  tentang
Standar  Kompetensi  Mata  Pelajaran  IPS  SD  adalah  agar  siswa  memiliki kemampuan sebagai berikut:
a mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; b memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis,  rasa  ingin  tahu,  inkuiri,  memecahkan  masalah,  dan  keterampilan dalam  kehidupan  sosial;  c  memiliki  komitmen  dan  kesadaran  terhadap
nilai-nilai  sosial  dan  kemanusiaan;  dan  d  memiliki  kemampuan berkomunikasi,  bekerjasama  dan  berkompetisi  dalam  masyarakat  yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
14 Dari  pendapat  di  atas  dapat  dimaknai  bahwa,  tujuan  mata  pelajaran  IPS
yaitu  mengembangkan  siswa  secara  keseluruhan  baik  secara  pengetahuan,  sikap, dan keterampilan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bahan persiapan siswa agar
dapat  menganalisis  persoalan  secara  kritis  dan  menyelesaikan  masalah  sosial  di kehidupan  masyarakat  global.  Masyarakat  global  merupakan  masyarakat  yang
selalu mengalami perubahan setiap saat.  IPS menjadikan siswa tanggap terhadap perubahan  dan  terampil  dalam  mencari  penyelesaian  masalah  diri  maupun
menyelesaikan masalah sosial. IPS  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang  wajib  didapatkan  siswa
mulai  pada  jenjang  SD.  Melalui  muatan  materi  ilmu-ilmu  sosial  yang  ada  pada mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis,  dan  bertanggung  jawab,  serta  warga  negara  dunia  yang  cinta  damai. Mata  pelajaran  IPS  memberikan  bekal  pengetahuan,  sikap,  dan  keterampilan
dalam  kehidupan  sehari-hari  khususnya  dalam  rangka  persiapan  untuk menghadapi  kehidupan  sosial  yang  terus  berubah.  Alasan  penting  mempelajari
IPS  pada  jenjang  pendidikan  dasar  dan  menengah  yang  lainnya,  yaitu:  a  agar siswa  dapat  mensistematisasikan  isi  pembelajaran  yang  dimiliki  menjadi  lebih
bermakna; b agar siswa dapat lebih tanggap dan mampu menyelesaikan berbagai masalah  sosial  secara  rasional  dan  bertanggung  jawab;  c  agar  siswa  dapat
menjunjung  rasa  toleransi  dan  persaudaraan  di  lingkungannya  dengan  sesama manusia Hidayati, 2002: 16.
Dari  uraian-uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan  di  SD merupakan  dasar  bagi  pendidikan  siswa  di  jenjang  selanjutnya  maupun  sebagai
15 anggota  masyarakat.  Alasannya  karena  IPS  berupaya  memberikan  siswa  bekal
berupa  pengetahuan,  sikap,  dan  keterampilan  untuk  dapat  menghadapi  keadaan sosial  dari  berbagai  disiplin  ilmu  sosial  secara  rasional  dan  bertanggung  jawab.
Siswa pun akan terbiasa berpikir kritis dan peka terhadap masalah yang dihadapi dirinya masyarakat sekitarnya maupun masyarakat luas.
2. Pembelajaran IPS Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”
Pemerintah  membuat  kurikulum  sebagai  dasar  pengajaran  bagi  pelaksana pendidikan. Kurikulum IPS diatur dalam Lampiran Permendiknas RI Tahun 2006
Nomor  22  tentang  Standar  Isi  untuk  Satuan  Pendidikan  Dasar  dan  Menengah, Standar  Kompetensi  SK  dan  Kompetensi  Dasar  KD  khususnya  untuk  materi
“Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan” adalah sebagai berikut. Tabel 1. SK dan KD IPS Kelas III Semester 2
Materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.  Memahami  jenis  pekerjaan  dan penggunaan uang.
2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan “Mengenal  Jenis-jenis  Pekerjaan”  merupakan  salah  satu  materi  pada
kurikulum  IPS  di  SD  kelas  III  semester  2.  Dalam  kehidupannya  manusia membutuhkan  pekerjaan  guna  memenuhi  kebutuhan  hidup.  Manusia  yang
memiliki  keinginan  hidup  mandiri  pasti  akan  melakukan  suatu  pekerjaan. Pekerjaan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk tujuan
tertentu  yang  dilakukan  dengan  cara  yang  baik  dan  benar.  Tujuan  dari memperoleh  pekerjaan  bermacam-macam  seperti:  a  mendapat  imbalan  berupa
uang;  b  mengembangkan  kemampuan,  keterampilan,  maupun  potensi  diri;  dan
16 c  mengerjakan  pekerjaan  untuk  kepentingan  bersama  tidak  untuk  mendapat
imbalan, contohnya ibu rumah tangga. Pekerjaan  manusia  berdasarkan  hasilnya  dapat  dibedakan  menjadi  dua
macam,  yaitu  pekerjaan  yang  menghasilkan  barang  dan  pekerjaan  yang menghasilkan  jasa.  Barang  merupakan  istilah  yang  menunjuk  pada  benda  umum
selain manusia. Jadi pekerjaan  yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang menghasilkan  barang  yang  dapat  digunakan  untuk  kebutuhan  hidup  seperti
makanan,  minuman,  perabotan,  dll.    Pekerjaan  yang  menghasilkan  barang  dapat dilihat  langsung  hasilnya.  Pekerjaan  yang  menghasilkan  barang  dapat  berupa
barang  mentah  setengah  jadi,  atau  barang  jadi.  Contoh  pekerjaan  yang menghasilkan barang diantaranya adalah peternak, pengrajin, petani, dan nelayan.
Jasa  adalah    perbuatan  yang  memberikan  segala  sesuatu  yang  diperlukan  orang lain.  Jadi  pekerjaan  yang  menghasilkan  jasa  adalah  pekerjaan  yang  memberikan
segala sesuatu berupa layanan atau bantuan yang diperlukan orang lain, misalnya layanan  kesehatan,  pendidikan  dan  transportasi.  Contoh  pekerjaan  yang
mengutamakan jasa  yaitu: karyawanpegawai, TNI, pustakawan, penjahit, tukang ojek, tenaga medis, dan guru.
Dalam  mengajarkan  konsep  membedakan  pekerjaan  yang  menghasilkan barang  dan  pekerjaan  yang  menghasilkan  jasa  dibutuhkan  suatu  media.  Dari
media yang dibuat penelitian pengembangan terkait materi “Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan”  dapat  dipandang  dari  berbagai  disiplin  ilmu-ilmu  sosial,  seperti:
ekonomi,  geografi,  sosiologi,  antropologi  dll.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  40 contoh  jenis  pekerjaan  yang  ada  pada  media.  Di  masyarakat  terdapat  berbagai
17 macam  jenis  pekerjaan,  media  Kartu  Pekerjaan  diharapkan  dapat  layak  karena
menyajikan pekerjaan-pekerjaan yang baik dijadikan  contoh bagi anak-anak. Media  yang  dibuat  menyediakan  40  contoh  pekerjaan,  siswa  belum  tentu
mengenal  contoh  berbagai  jenis-jenis  pekerjaan,  dapat  membedakan  menjadi pekerjaan  yang  menghasilkan  barang  dan  jasa  dan  menghargai  berbagai
pekerjaan. Pekerjaan  yang menghasilkan barang  yaitu:  peternak, petani, nelayan, pembatik,  tukang  kayu,  pengrajin  gerabah,  koki,  penulis,  programmer,  pelukis,
dan  pengusaha.  Pekerjaan  yang  menghasilkan  jasa  yaitu:  guru,  dokter,  penjahit, tukang  ojek,  pemadam  kebakaran,  polisi,  petugas  kebersihan,  sopir,  montir,
pedagang,  apoteker,  tukang  pangkas  rambut,  perias,  arsitek,  fotografer, koreografer, tukang ojek online, atlet, pedagang online, wartawan, polisi, perawat,
pilot,  pemandu  wisata,  pramugari,  dalang,  penyanyi,  hakim,  dan  pramuniaga. Suatu  materi  selain  sesuai  dengan  kehidupan  sehari-hari  siswa  menurut  Setyani
2016:  48  juga  harus  benar  ditinjau  dari  aspek  keilmuan.  Melalui  penggunaan media yang dikembangkan ini, siswa diharapkan  lebih memahami, mudah dalam
membedakan  konsep  pekerjaan  yang  benar  melalui  contoh  jenis  pekerjaan  dan menghargai  berbagai  pekerjaan  yang  ada  di  sekitarnya  dan  dapat  menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan jenis-jenis pekerjaan.
B. Kajian Mengenai Media Kartu Pekerjaan Sebagai Media Pembelajaran