Pengertian Kebijakan Sekolah Kebijakan Sekolah

13 secara potensial bermacam-macam latar belakang dan diperlukan kemampuan untuk memberikan kontribusi. Secara khusus, pembuatan kebijakan adalah sebagai suatu elemen penting dalam hubungan sekolah dengan masyarakat yang dilayaninya. Duke dan Canady Syafaruddin, 2008: 118 berpendapat bahwa: “The policies have the potential to affecting teaching and learning. It is our belief that an understanding of local school policy, therefore is essential for those concered about increasing school effectiveness and student achievement, particularly for school administrators and board members.” Maksud dari kalimat di atas adalah kebijakan sekolah memiliki potensi untuk mempengaruhi proses belajar mengajar. Kebijakan baru yang dibuat oleh sekolah dibuat sebagai jawaban akan kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan warga sekolah. Dibuatnya kebijakan sekolah sangatlah penting untuk dapat memajukan kualitas dan mutu sekolah tersebut. Selanjutnya Poerwanto 2008: 129 mengatakan bahwa kebijakan organisasi adalah rumusan yang mencakup ide-ide, standar dan pola, merupakan berfikir sistem system thinking dari orang atau organisasi dalam upaya mencapai tujuan-tujuan yang didasari oleh pengelolaan pengetahuan. Berpikir sistem adalah pemikiran bahwa kegiatan organisasi tidak berdiri sendiri, tetapi berada pada suatu lingkungan yang elemen-elemennya saling mengait dan membentuk sebuah sistem. 14 Dari pendapat di atas penulis memahami bahwa yang dimaksud dengan kebijakan sekolah adalah seperangkat aturan yang telah dipertimbangkan, dibuat oleh sekolah, diputuskan secara bersama-sama, dan harus dipatuhi serta dijalankan oleh seluruh personel sekolah sebagai upaya memperbaiki mutu pendidikan di sekolah dengan tetap mengacu pada kebijakan pendidikan nasional. Kebijakan sekolah merupakan jawaban dari kebutuhan-kebutuhan sekolah yang urgent untuk segera mendapatkan solusi sebagai jawabannya. Kebijakan yang diambil terlebih dahulu harus melalui proses yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para pembuat kebijakan. Visi dan misi sekolah merupakan acuan sekolah dalam membuat suatu kebijakan sehingga visi dan misi sekolah harus termuat dalam kebijakan yang diambil oleh sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah. Selanjutnya kebijakan yang telah diputuskan dijadikan sebagai pedoman sekolah untuk membuat strategi-strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Langkah-Langkah Formulasi Kebijakan

Dalam sebuah kebijakan terdapat proses-proses yang harus dilalui oleh para pembuat kebijakan. Proses-proses tersebut menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan sebuah kebijakan. Sejalan dengan pernyataan tersebut H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho 2012: 140 menyatakan bahwa kebijakan pendidikan merupakan 15 keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk suatu kurun waktu tertentu. Oleh sebab itu proses kebijakan pendidikan idealnya harus melalui proses dan tahap-tahap tertentu dengan tetap bertumpu pada visi dan misi sekolah. Tahapan proses kebijakan menurut Widodo 2007: 43 secara teknis dibedakan dalam tiga tahapan, yaitu formulasi kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Tahapan proses kebijakan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah tahap formulasi atau perumusan kebijakan. Tahap formulasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting untuk menentukan tahapan berikutnya pada proses kebijakan publik. Apabila proses formulasi kebijakan tidak dilakukan secara tepat dan komprehensif, maka hasil kebijakan yang formulasi kebijakan pun tidak akan bisa mencapai tataran optimal. Dengan demikian kebijakan itu akan sulit diimplementasikan, bahkan bisa jadi tidak bisa diimplementasikan. Hal ini senada dengan pemikiran Wibawa 1994: 2 yang menyatakan bahwa formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai dilakukan. Disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-