Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA
37 baik budaya, karakteristik, maupun kualitas sekolah. Hal ini terjadi karena
masing-masing sekolah membawa ciri khasnya masing-masing. Jika perbedaan-perbedaan tersebut tidak disatukan maka bukan tidak mungkin
kualitas sekolah justru akan menurun pasca regrouping. Padahal tujuan dilakukannya regrouping sendiri adalah untuk memeratakan kualitas
pendidikan di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, maka sekolah
harus bisa mengatur ulang kembali dan membuat strategi baru untuk pengelolaan sekolah pasca regrouping agar mutu atau kualitas sekolah
dapat terus diperbaiki dan ditingkatkan. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat atau memformulasikan kebijakan sekolah yang
berorientasi pada pengembangan budaya mutu sekolah. Oleh sebab itu perlu adanya perencanaan yang matang khususnya dalam tahap formulasi
kebijakan sekolah agar nantinya kebijakan sekolah yang dibuat dapat menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh sekolah. Proses
formulasi kebijakan sekolah hendaknya melibatkan pihak-pihak yang dianggap penting dan berkemampuan untuk membuat kebijakan. Proses
formulasi kebijakan itu sendiri berlangsung dalam 4 tahapan secara umun yaitu perumusan masalah, penetapan agenda kebijakan, pemilihan
alternatif kebijakan, dan penetapan kebijakan. Sesuai dengan penjelasan di atas maka dapat dibuat kerangkan berfikir sebagai berikut:
38 Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir