Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian
42 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa obyek
penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor
atau ukuran yang berbeda. Obyek penelitian ini adalah proses formulasi kebijakan sekolah dalam mengembangkan budaya mutu pada sekolah
regrouping di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta. 3.
Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di SD
Negeri Ungaran 1 Yogyakarta yang beralamatkan di Jl. Serma Taruna Ramli No.3 Kota Yogyakarta. Alasan peneliti mengambil lokasi ini
karena SD N Ungaran 1 Yogyakarta adalah hasil regrouping dari SD N Ungaran 1, SD N Ungaran 2, dan SD N Ungaran 3 Yogyakarta.
Meskipun merupakan hasil sekolah regrouping namun pada tahun 2015 sekolah ini berhasil memperoleh juara 1 tingkat Nasional dalam lomba
budaya mutu. C.
Informan
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Sugiyono
2014: 298 menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau
situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat place, pelaku actors, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis. Penelitian
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu
43 dan hasil keahliannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi
ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian
kualitatif disebut dengan narasumber, informan, atau partisipan.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Sugiyono 2014: 300 menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan snowbal sampling adalah teknik penentuan informan sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama
menjadi besar. Hal tersebut dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data yang cukup lengkap, maka
peneliti perlu mencari lagi orang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data. Jadi, untuk menentukan informan dimulai saat peneliti mulai
memasuki lapangan dan selama penelitian sedang berlangsung. Awalnya peneliti harus menentukan key informance terlebih dahulu dengan
pertimbangan bahwa key informance tersebut adalah orang yang dianggap paling tahu dan dapat memberikan informasi tentang data yang akan dicari.
Kemudian peneliti akan menetapkan informan lainnya berdasarkan
rekomendasi dari key informance tersebut.
Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan pertama merupakan hal yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat.
Karena penelitian ini mengkaji tentang kebijakan sekolah dalam mengembangkan budaya mutu di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta, maka
peneliti memutuskan informan pertama atau key informance yang paling
44 sesuai dan tepat ialah Kepala Sekolah SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta
yaitu Ibu Dwi Atmi Sutarini. Dari key informance ini selanjutnya diminta untuk memberikan rekomendasi untuk memilih informan-informan
berikutnya, dengan catatan informan-informan tersebut merasakan dan menilai bagaimana budaya mutu dan kebijakan sekolah dalam
mengembangkan budaya mutu pada sekolah regrouping sehingga terjadi sinkronisasi dan validasi data yang didapatkan dari informan pertama.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan berdasarkan dari hasil rekomendasi kepala sekolah sebagai key informance yaitu Kepala Sekolah,
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, guru, pegawai perpustakaan, dan
komite sekolah. D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini
peneliti memilih pendekatan kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono 2009:
225 bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungantriangulasi. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
dokumentasi, dan wawancara.
1. Observasi
Nana Syaodih 2007: 220 menyatakan bahwa metode observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
45 jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Pelaksanaan observasi ini dilakukan untuk memperoleh data berupa kejadian-kejadian atau hal-hal apa saja yang ada dan
ditemui di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta yang berhubungan dengan data yang akan dicari. Agar observasi berjalan dengan lancar
maka peneliti menyiapkan pedoman observasi sebagai alat untuk melakukan observasi. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan
mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan atau aktivitas sekolah yang sedang berjalan di SD
Negeri Ungaran 1 Yogyakarta.
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi
No Aspek yang dikaji
Indikator yang dicari 1.
Kondisi Lingkungan
Sekolah a.
Slogan atau simbol-simbol yang ada di sekolah.
b. Kondisi
fisik sekolah
termasuk sarana
dan prasarana sekolah.
2. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3
kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam in-depth interview. Sulistyo Basuki
2006: 173 menjelaskan bahwa tujuan dari wawancara mendalam adalah untuk mengumpulkan informasi kompleks yang sebagian besar
berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi. Untuk menghindari
46 kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan
untuk menggunakan
alat perekam.
Sebelum dilangsungkan
wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik
penelitian. Peneliti harus memperhatikan cara-cara yang benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti
ganda, taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas. b.
Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya
dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru. c.
Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan acuan waktu dan tempat yang jelas.
d. Pewawancara seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka
pengalaman konkrit si informan. e.
Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau sama sekali tidak menyebutkan alternatif.
f. Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat informan
marah, malu atau canggung, gunakan kata atau kalimat yang dapat memperhalus.
Teknik wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung antara peneliti dengan informan. Dalam proses wawancara dilakukan
tanya jawab untuk saling bertukar informasi dan ide, sehingga dapat diperoleh jawaban yang lengkap sesuai dengan pedoman wawancara
yang sudah dibuat. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah berkaitan dengan
latar belakang dibuatnya kebijakan sekolah dalam mengembagnkan budaya mutu pada sekolah regrouping,
tahap formulasi kebijakan dalam pembuatan kebijakan sekolah dalam
mengembangkan budaya mutu pada sekolah regrouping, dan pihak- pihak yang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
47
Tabel 2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara No.
Aspek yang dikaji
Indikator yang dicari
Informan
1 Alasan Dibuatnya Kebijakan
a. Latar belakang
dilakukannya regrouping
Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta
Guru, pegawai, dan
Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta.
b. Budaya
Mutu sekolah sebelum
diregrouping
c. Latar belakang
pembuatan kebijakan sekolah
dalam mengembangkan
budaya mutu Kepala
Sekolah, Guru, dan Pegawai.
2 Proses Perumusan Kebijakan
a. Peran
masing- masing
pihak yang
terlibat dalam formulasi
kebijakan Dinas
Pendidikan Kota
Yogyakarta, Kepala
Sekolah, Guru, Pegawai, dan
Komite Sekolah
b. Langkah-langkah
perumusan kebijakan
perumusan masalah, agenda
kebijakan, penyusunan
alternatif kebijakan,
penetapan kebijakan
Kepala Sekolah, Guru,
dan Pegawai.
48 3.
Dokumentasi Dokumen menurut Sugiyono, 2009: 240 merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai hasil belajar dan
prestasi siswa serta kebijakan sekolah dalam mengembangkan budaya mutu di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta. Hasil penelitian dari
observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Dokumentasi
No Aspek yang
dikaji Indikator yang dicari
1 Arsip tertulis
a. Buku profil SD Negeri Ungaran I
Yogyakarta pasca regrouping. b.
Visi dan Misi sekolah c.
Aturan-aturan tertulis tentang kebijakan sekolah dalam mengembangkan budaya
mutu 2
Foto a.
Gedung Sekolah di SD Negeri Ungaran I Yogyakarta
b. Sarana dan prasarana sekolah