46 d.
Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
e. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Menurut Wayne La fave di dalam penegakan hukum diskresi
sangat penting karena:
57
a. Tidak ada perundang-undangan yang sedemikian lengkapnya, sehingga
dapat mengatur semua perilaku manusia; b.
Adanya kelambatan-kelambatan untuk menyesuaikan perundang- undangan dengan perkembangan-perkembangan di dalam masyarakat,
sehingga menimbulkan ketidakpastian; c.
Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan sebagaimana yang dikehendaki oleh pembentuk undang-undang;
d. Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan secara
khusus.
7. Teori Sistem Hukum
Hukum harus dipandang sebagai suatu sistem norma, dimana hukum itusendiri merupakan subsistem dari sebuah sistem besar yang dinamakan
masyarakat. Sistem hukum adalah suatu kesatuan peraturan-peraturan hukun yang terdiri atas bagian-bagian hukum yang mempunyai kaitan interaksi
satu sama lain, yang tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana berfungsi untuk mencapai tujuan. Keseluruhan peraturan hukum dalam setiap
masyarakat merupakan suatu sistem hukum.Seluruh peraturan-peraturan hukum dalam suatu Negara dapat dikatakan sebagai satu sistem hukum,
seperti sistem hukum Indonesia.Dalam sistem hukum Indonesia terdapat berbagai macam bidang hukum yang masing-masing mempunyai sistem
sendiri-sendiri, sehingga ada sistem hukum perdata, sistem hukum pidana, sistem hukum Tata Negara dan sebagainya. Kemudian dalam sisitem hukum
57
Wayne LaFave, 1964.The Decision To Take a Suspect Into Custo, Boston: Little, Brown and Company, hlm, 14.
commit to user
47 perdata barat misalnya, terdapat lagi sistem hukum orang, sistem hukum
benda, sistem hukum perikatan dan sistem hukum pembuktian. Dengan demikian dalam suatu negara terdapat tingkatan-tingkatan sistem huku.
Keseluruhan peraturan hukum positif di Indonesia adalah merupakan sistem hukum. Hukum perdata, hukum pidana dan hukum tata Negara adalah sistem
hukum, tetapi juga sekaligus sebagai sub-sub sistem nasional.
58
Paul dan Dias dalam Esmi Warassih mengajukan 5 syarat yang harus dipenuhi untuk mengefektifkan sistem hukum, yaitu:
1. Mudah tidaknya makna aturan–aturan hukum itu untuk ditangkap dan
dipahami. 2.
Luas tidaknya kalangan di dalam masyarakat yang mengetahui isi aturan
–aturan hukum yang bersangkutan. 3.
Efisien dan efektif tidaknya mobilisasi aturan-aturan hukum. 4.
Adanya mekanisme penyelesaian sengketa yang tidak hanya mudah dijangkau dan dimasuki oleh setiap warga masyarakat, melainkan juga
harus cukup efektif dalam menyelesaikan sengketa –sengketa.
5. Adanya anggapan dan pengakuan yang merata di kalangan warga
masyarakat bahwa aturan –aturan dan pranata–pranata hukum itu
memang sesungguhnya berdaya kemampuan yang efektif
59
. Agar hukum tersebut bisa bekerja dengan baik maka menurut
Lawrence M Friedman ada 3 tiga unsur yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sistem hukum tersebut, yaitu
60
: 1.
Struktur Hukum Legal Structur Yaitu bagian-bagian yang bergerak didalam suatu mekanisme
sistem atau fasilitas yang ada dan disiapkan dalam sistem, misalnya
58
Wasis Priyanto, Sistem Hukum Nasional Indonesia Dalam Pengaruh Sistem Hukum yang Ada Didunia,http:oasis-pecintailmu.blogspot.com200912sistem-hukum-nasional-indonesia-
dalam.html?m=1, 23 Juni 2015, 15.52.
59
Paul Dias dalam Esmi Warrasih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologi, Suryandaru Utama,Semarang,2005, hlm.105.
60
Lawrence M Friedman dalam Ontje Salman, Teori Hukum, Refika Aditama, Bandung, 2007. hlm.153
commit to user
48 kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Struktur hukum dapat juga
diartikan sebagai pola yang memperlihatkan tentang bagaimana hukum itu dijalankan menurut ketentuan-ketentuan formalnya. Strukur ini
memperlihatkan bagaimana pengadilan, pembuatan hukum dan lain-lain badan serta proses hukum itu berjalan dan dijalankan. Jadi struktur
hukum ini menyangkut aparat yang melaksanakan hukum. 2.
Subtansi Hukum Legal Subtance Yaitu hasil aktual yang diterbitkan oleh sistem hukum,
misalnya putusan hakim dan Undang-undang. Subtansi hukum adalah peraturan-peraturan yang dipakai oleh para pelaku hukum pada waktu
melakukan perbuatan-perbuatan serta hubungan-hubungan hukum. Jadi materi hukum yang menyangkut perangkat Undang-undang.
Menurut Esmi Warasih, substansi hukum dijelaskan sebagai berikut:
Substansi hukum adalah aturan, norma dan pola perilaku yang nyata manusia yang berada dalam sistem hukum itu. Substansi juga berarti
produk yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam sistem hukum itu, mencakup keputusan yang mereka keluarkan, aturan baru yang
mereka susun. Substasi juga mencakup living law hukum yang hidup, dan bukan hanya aturan yang ada dalam kitab undang-undang atau law
in books. Komponen substantif yaitu sebagai output dari sistem hukum yang berupa peraturan-peraturan, keputusan-keputusan yang digunakan
baik oleh pihak yang mengatur maupun yang diatur.
61
3. Budaya Hukum Legal Culture
Yaitu sikap publik atau nilai-nilai, komitmen moral dan kesadaran yang mendorong bekerjanya sistem hukum atau keseluruhan
faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat. Budaya hukum
juga dapat diartikan sebagai sikap masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum yang mereka yakini.
61
Esmi Warasih, op.cit, hlm. 105
commit to user
49 Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan sistem yasng utuh
dan mengikat sistem hukum secara keseluruhan yang ada di masyarakat. Seseorang menggunakan atau tidak mengunakan hukum, dan patuh atau
tidak patuh terhadap hukum sangat tergantung pada kultur hukumnya.
62
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Melalui
penegakan hukum inilah, hukum itu menjadi kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu
kepastian hukum Rechtssicherheit, kemanfaatan zweckmassigkeit, dan keadilan gerechtigkeit.
63
Salah satu ciri yang menonjol dari hukum pada masyarakat modern adalah penggunaannya secara sadar oleh masyarakatnya. Disini hukum
tidak hanya dipakai untuk mengukuhkan pola-pola kebiasaan dan tingkah laku yang terdapat dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengarahkan
kepada tujuan-tujuan yang dikehendaki, menghapuskan kebiasaan yang dipandangnya tidak sesuai lagi, menciptakan pola-pola kelakukan baru dan
sebagainya. Inilah yang disebut sebagai pandangan modern tentang hukum itu yang menjurus kepada penggunaan hukum sebagai suatu instrumen.
64
Gustav Radbruch mengemukakan adanya tiga nilai dasar yang ingin dikejar dan perlu mendapat perhatian serius dari para pelaksana hukum,
yakni nilai keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan. Terutama nilai dasar kemanfaatan ini akan mengarahkan hukum pada pertimbangan
kebutuhan masyarakat pada suatu saat tertentu, sehingga hukum itu benar- benar mempunyai peranan yang nyata bagi masyarakatnya.
Paul dan Dias dalam Esmi Wirasih
65
mengajukan 5 lima syarat yang harus dipenuhi untuk mengefektifkan sistem hukum, yaitu:
62
Ibid, hlm.82
63
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2010, hlm 207
64
Satjipto Raharjo, Op.Cit., Hal 206.
65
Ibid Hal 105-106
commit to user
50 1
Mudah tidaknya makna aturan-aturan hukum itu untuk ditangkap dan dipahami.
2 Luas tidaknya kalangan di dalam masyarakat yang mengetahui isi
aturan-aturan hukum yang bersangkutan. 3
Efisien dan efektif tidaknya mobilitas aturan hukum. 4
Adanya mekanisme penyelesaian sengketa yang tidak hanya mudah dijangkau dan dimasuki oleh setiap warga masyarakat, melainkan juga
harus cukup efektif dalam menyelesaikan sengketa. 5
Adanya anggapan dan pengakuan yang merata di kalangan warga masyarakat bahwa aturan-aturan dan pranata hukum itu memang
sesungguhnya berdaya kemampuan yang efektif.
7. Penelitian yang Relevan