Media Cetak Dua Dimensi

36 c. Praktis, luwes dan bertahan. Media yang digunakan sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. d. Guru terampil dalam menggunakannya. Apapun media yang digunakan guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran. e. Pengelompokan sasaran. Menentukan media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. f. Mutu teknis. Media yang digunakan harus memenuhi syarat teknis tertentu. Media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya diseleksi terlebih dahulu. Dalam memilih media guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan media agar sesuai dengan isi serta tujuan pembelajaran. Pengembangan media menulis Aksara Jawa dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran menulis aksara Jawa.

E. Media Cetak Dua Dimensi

Media cetak menurut Eric Barnow Sudarwan Danim, 1995:7 adalah segala barang yang dicetak yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Media cetak merupakan sebuah media yang menggunakan bahan dasar kertas untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Unsur-unsur utama dalam media cetak adalah tulisan teks, gambar visualisasi atau keduanya. Media cetak dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam menginformasikan sesuatu. 37 Azhar Arsyad 2011:38 mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran media cetak memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut. 1. Siswa dapat maju dan belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing karena materi pelajaran dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Melalui media cetak siswa dapat mengulang materi dan mampu mengikuti urutan pikir secara logis. 3. Perpaduan teks dan gambar akan menambah daya tarik siswa serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan secara verbal dan visual. 4. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena harus memberi respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun. Siswa dapat segera mengetahui jawabannya salah atau benar. 5. Media cetak dapat mengikuti perkembangan jaman. Proses revisi produk lebih ekonomis dan dapat didistribusikan dengan mudah. Terdapat beberapa bentuk media di antaranya yaitu handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wallchart, dan fotogambar. Berikut adalah pengertian dan struktur dari masing-masing media cetak menurut para ahli. 1. Handout. Handout merupakan bahan tertulis yang disiapkan oelh guru untuk memperdalam pengetahuan siswa. Struktur handout sangat sederhana, hanya terdiri dari dua komponen, yaitu judul dan informasi pendukung. 2. Buku. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan yang berasal dari buah pikiran dari pengarang. Struktur buku terdiri dari empat komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. 38 3. Modul. Modul adalah sebuah buku yang ditulis bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Struktur pada modul terdiri atas tujuh komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. 4. Lembar kegiatan siswa. LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Struktur LKS lebih sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku, yaitu terdiri dari enam kompenen yang meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. 5. Brosur. Brosur merupakan bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid. Struktur brosur hanya ada empat komponen yang meliputi judul, materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian. 6. Leaflet. Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat dan berisi ilustrasi yang menarik. Struktur leaflet terdiri dari empat komponen seperti pada brosur, yaitu judul, materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian. 7. Wallchart. Wallchart adalah bahan cetak berupa siklus atau grafik yang menunjukkan posisi tertentu. Struktur wallchart meliputi empat komponen dengan komponen berisi judul yang tercantum pada bahan dan ketiga komponen lainnya materi pokok, informasi pendukung, dan penilaian terdapat pada lembaran kertas yang lain. 39 8. Fotogambar. Struktur foto atau gambar memiliki lima komponen yang hampir mirip dengan wallchart. Komponen yang tercantum pada bahan hanya judul sedangkan empat komponen lainnya kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian terdapat pada lembaran kertas lain. Buku menurut Puwono 2008:1 dapat didefinisikan sebagai kumpulan lembaran kertas empat persegi panjang yang satu sisinya dijilid bersama-sama, bagian depan dan belakang lembar-lembar kertas dilindungi oleh sampul yang terbuat dari bahan yang lebih terhadap gesekan, kelembaban, dan frekuensi pemakaian yang tinggi. Buku ialah suatu karya tulis baik dalam bentuk naskah atau dalam bentuk cetakan yang cukup tebal dan panjang. Menurut Paulo Friere Puwono, 2008:3 buku diibaratkan seperti lentera yang memberi cahaya kehidupan dan membebaskan manusia dan kebutuhan ilmu pengetahuan. Buku juga merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikir dari pengarangnya secara sistematis. Isi buku didapat pengarang melalui berbagai cara, misalnya dari hasil penelitian, pengamatan, aktualisasi pengalaman, atau imajinasi seseorang yang disebut fiksi Andi Prastowo, 2011:166. Buku dapat dikatakan sebagai gudang ilmu, dimana kita akan mendapatkan semua ilmu yang kita butuhkan melalui buku yaitu dengan mempelajari isi buku tersebut. Buku dapat mempengaruhi perilaku masyarakat di dunia. Dalam dunia pendidikan, buku merupakan bagian penting dari kelangsungan pendidikan. Melalui buku manusia mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat. Buku sebagai media penyampai informasi yang 40 dapat disimpan, dan dibawa kemana-mana. Guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku. Ika Lestari 2013:6 mengemukakan bahwa, buku adalah bahan tertulis yang berupa lembaran dan dijilid yang berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum yang berlaku untuk kemudian digunakan oleh siswa. Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku yang digunakan dalam bidang pendidikan sangat beragam. Pusat perbukuan Depdiknas 2004:4 mengelompokkan buku menjadi dua berdasarkan ruang lingkupnya yaitu buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran buku pengayaan, buku referensi, dan buku panduan pendidik. Buku teks pelajaran merupakan buku yang dipakai untuk mempelajari dan mendalami suatu pengetahuan bidang studi yang mengandung penyajian asas-asas tentang subjek tersebut. Buku nonteks pelajaran merupakan buku-buku yang tidak digunakan secara langsung sebagai buku untuk mempelajari salah satu bidang studi. Berikut adalah ciri-ciri buku nonteks pelajaran menurut pusat perbukuan Depdiknas. a. Dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan, namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 41 b. Menyajikan materi untuk memperkaya buku teks pelajaran, atau sebagai informasi tentang ipsteks secara dalam dan luas atau buku panduan bagi pembaca. c. Tidak harus diterbitkan secara berseri berdasarkan tingkatan kelas atau jenjang pendidikan. d. Tidak terkait langsung dengan sebagian atau salah satu Kompetensi namun memiliki keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. e. Materi atau isi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas pembaca. f. Penyajian buku bersifat longgar, kreatif, dan inovatif sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika belajar. Berdasarkan ciri-ciri buku nonteks tersebut maka dapat dinyatakan bahwa buku nonteks pelajaran adalah buku-buku yang berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran. Buku nonteks pelajaran memiliki fungsi sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan inovatif. Prinsip-prinsip pembelajaran tentang materi pokok dari salah satu mata pelajaran dapat dituangkan dalam buku nonteks sebagai upaya pengembangan kualitas pendidikan. Berdasarkan fungsinya sebagai bahan pengayaan, bukunonteks pelajaran dapat memperkaya peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Fungsi sebagai referensi, buku nonteks pelajaran dapat menjadi rujukan dan acuan dalam mendapatkan jawaban atau kejelasan 42 tentang sesuatu hal secara rinci dan komprehensif yang dapat dicari dengan cepat. Fungsi sebagai panduan, buku nonteks pelajaran dapat menjadi tuntunan yang dapat digunakan oleh pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Buku yang dipergunakan dalam proses pembelajaran hendaknya memiliki sifat positif. Buku menurut Masnur Muslich 2010:20 mempunyai syarat positif apabila mengandung hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat memperluas wawasan anak. Apabila buku tersebut berisi informasi aktual, deskriptif, atau naratif yang belum menjadi perhatian anak. 2. Dapat menambah pengetahuan baru. Apabila buku tersebut menjelaskan tentang pengetahuan dan keilmuan sederhana yang belum diketahui anak. 3. Dapat membimbing berpikir konstruktif. Apabila buku tersebut berisi uraian dan penjelasan yang dapat merangsang anak untuk berpikir secara rasional. 4. Dapat mengarahkan kreativitas. Apabila buku berisi tentang petunjuk atau pedoman praktis yang dapat diterapkan oleh anak dalam kehidupan 5. Dapat menumbuhkan sikap moral, sosial, dan agama yang baik. Apabila buku tsb berisi ceerita faktual atau fiksi yang melibatkan tokoh-tokoh idola yang dipakai sebgai cermin atau kehidupan anak. 6. Dapat menuntut ke arah kehidupan mandiri. Apabila buku tersebut berisi cerita tentang solusi atau permasalahan hidup. Andi Prastowo 2011: 167 secara umum membedakan buku menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut. 43 1. Buku sumber, yaitu buku yang dijadikan rujukan, sumber referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu lengkap. 2. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi sebagai bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya. 3. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran. 4. Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun untuk proses pembelajaran, dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Sementara itu, Masnur Muslich 2010:24 membedakan buku menjadi tujuh jenis apabila dilihat dari segi isi dan fungsinya, yaitu sebagai berikut. 1. Buku acuan, yaitu buku yang berisi informasi dasar tentang bidang tertentu. Informasi dasar atau pokok dapat dijadikan referensi oleh guru untuk memahami masalah secara teoritis. 2. Buku pegangan, yaitu buku yang berisi urauan rinci dan teknis tentang bidang tertentu. Buku ini digunakan sebagai pegangan guru untuk memecahkan, menganalisis, dan menyikapi permasalahan yang akan diajarkan kepada siswa. 3. Buku teks atau buku pelajaran, yaitu buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan perkembangan siswa, untuk diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. 44 4. Buku latihan, yaitu buku yang berisi bahan-bahan latihan untuk memperoleh kemampuan dan keterampilan tertentu. Buku ini dipakai oleh siswa secara periodik agar yang bersangkutan memiliki kemahiran dalam bidang tertentu. 5. Buku kerja atau buku kegiatan, yaitu buku yang difungsikan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaan atau hasil tugas yang diberikan guru. Tugas-tugas ini dapat ditulis dibuku kerja tersebut atau secara lepas. 6. Buku catatan, yaitu buku yang difungsikan untuk mencatat informasi atau hal-hal yang diperlukan dalam studinya. Lewat buku catatan siswa dapat mendalami dan memahami kembali dengan cara membaca ulang pada kesempatan lain. 7. Buku bacaan, yaitu buku yang memuat kumpulan bacaan, informasi, atau uraian yang memperluas pengetahuan siswa dibidang tertentu. Buku ini dapat menunjang bidang studi tertentu dalam memberikan wawasan kepada siswa. Buku yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikategorikan sebagai buku latihan karena berisi lebih banyak bahan-bahan untuk melatih kemampuan dan keterampilan menulis aksara Jawa yang disusun sistematis agar dapat digunakan siswa secara periodik. Sesuai dengan pusat perbukuan Depdiknas buku latihan memuat materi yang dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dasar siswa dalam rangka meningkatkan aktivitas praktis dan mandiri. Penyusunan media cetak berupa buku sebagai media pembelajaran harus memperhatikan beberapa ketentuan yang digunakan sebagai pedoman agar didapat buku yang memiliki kualitas yang baik. Beberapa pedoman buku 45 berkualitas baik seperti yang dikemukakan oleh Andi Prastowo 2010:73, adalah sebagai berikut. 1. Judul atau materi yang disajikan sesuai kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai siswa serta dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Susunan tampilannya harus jelas dan menarik. 3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami siswa dan menggunakan kata atau kalimat yang jelas dan tidak terlalu panjang. 4. Mampu menguji pemahaman siswa. 5. Tampilan huruf yang tidak terlalu kecil dan enak dibaca serta urutan teks yang terstruktur dan mudah dibaca. 6. Pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja sesuai dengan tujuan intruksional. Selain memperhatikan ketentuan pedoman pembuatan buku berkualitas baik tersebut dalam menyusun buku latihan harus memperhatikan tahapan-tahapan penulisan sebagai berikut, yaitu: 1 menyiapkan konsep dasar tulisan; 2 memperhatikan proses kreatif; 3 menetapkan aspek yang akan dikembangkan; dan 4 menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pengguna. Apabila dalam menyusun buku memperhatikan ketentuan serta tahapan-tahapan tersebut tentu akan dihasilkan buku yang layak digunakan dan memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media yang akan dikembangkan merupakan buku yang memuat lebih banyak latihan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa, khususnya dalam menulis aksara Jawa pada mata pelajaran bahasa Jawa dan disusun sistematis agar 46 dapat digunakan siswa secara periodik. Buku yang dikembangkan ini dapat disebut sebagai buku latihan. Melalui buku latihan siswa akan lebih mudah berlatih menulis aksara Jawa. Penyusunan buku latihan yang digunakan juga dengan memperhatikan ketentuan yang digunakan sebagai pedoman serta kriteria kualitas buku latihan yang baik. Sehingga menghasilkan buku latihan Ayo Gladhen Nyerat Aksara Jawa yang layak digunakan oleh siswa serta mampu meningkatkan keterampilan menulis aksara Jawa siswa.

F. Pengembangan Buku Latihan Ayo Gladhen Nyerat Aksara Jawa