1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang paling penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Bahasa sebagai sarana memberi dan
menerima pesan dari orang lain baik secara lisan maupun tulisan. Indonesia memiliki ribuan bahasa. Bahasa yang berlaku di Indonesia terdiri dari tiga macam
yaitu bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa nasional yang digunakan adalah Bahasa Indonesia, sementara itu bahasa daerah digunakan
sesuai dengan masing-masing daerah di Indonesia. Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang dipergunakan oleh masyarakat suku Jawa yang tinggal di
Pulau Jawa khususnya di Propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bahasa Jawa memiliki peranan penting dalam kebudayaan masyarakat Jawa sehingga diperlukan suatu upaya pelestarian agar Bahasa Jawa tidak mengalami
kemunduran seperti dilupakan atau punah. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjadikan muatan lokal sebagai salah satu mata
pelajaran wajib di jenjang sekolah dasar dan menengah. Hal tersebut telah diatur pemerintah dalam UU No 20 tahun 2003 Sisdiknas Pasal 37. Kompetensi dalam
muatan lokal dapat berupa bahasa daerah, adat istiadat, kesenian daerah, dan hal- hal lainnya yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah masing-masing.
Mata pelajaran bahasa Jawa adalah muatan lokal yang dipilih oleh wilayah Provinsi DIY.
2
Kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran Bahasa, Sastra, dan budaya Jawa kelas I s.d VI di SDMI mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran Bahasa, sastra, dan budaya Jawa yang telah disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum. Mata pelajaran Bahasa Jawa memuat empat aspek
keterampilan yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam aspek membaca meliputi keterampilan membaca sastra dan keterampilan membaca
aksara Jawa sedangkan dalam aspek menulis meliputi keterampilan menulis huruf latin dan keterampilan menulis aksara Jawa.
Aksara Jawa di SD diajarkan mulai di bangku kelas IV sejak semester 1. Sesuai dengan kompetensi dasar kelas IV siswa diajarkan untuk menulis kata dan
kalimat beraksara Jawa Nglegena. Aksara legena berupa 20 huruf dasar dalam aksara Jawa yang bersifat silabik suku kataan yaitu: ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa,
wa, la, ma, ga, ba, tha, nga. Setelah siswa mampu menulis kata dan kalimat dalam aksara legena siswa dapat menuliskan kata dan kalimat beraksara Jawa
yang menggunakan sandhangan swara dan panyigeg. Aksara Jawa memiliki huruf yang berbeda dengan huruf latin sehingga seringkali siswa kesulitan
membaca dan menulis aksara Jawa. Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 108 menyatakan bahwa kegiatan menulis bagi anak lebih sulit daripada kegiatan membaca.
Kesulitan ini menjadikan minat belajar aksara Jawa menjadi rendah. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari aksara Jawa tidak banyak dipergunakan.
Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tujuan utama seorang guru. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan
menggunakan metode dan strategi yang tepat sehingga membantu siswa dalam
3
menguasai aksara Jawa. Selain itu, keberhasilan juga ditentukan oleh kemauan berlatih siswa secara bertahap dan terus-menerus. Menulis merupakan suatu
keterampilan bahasa yang digunakan untuk komunikasi tidak langsung dan didapatkan sejak lahir namun keterampilan ini memerlukan latihan dan praktik
agar menjadi terampil. Begitu juga dalam menulis kata atau kalimat menggunakan huruf Jawa perlu dilakukan secara bertahap dan latihan terus-menerus agar
menjadi mahir, sehingga membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Penggunaan media pembelajaran yang inovatif juga tentunya akan membantu dalam
ketercapaian tujuan dari pembelajaran aksara Jawa. Menurut Wina Sanjaya 2011:209 penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat. Di dalam pembelajaran keterampilan menulis aksara Jawa penggunaan media yang tepat
dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa dapat menguasai kemampuan tersebut.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di kelas IV SD N Adisucipto 1 pada pembelajaran Bahasa Jawa materi Aksara Jawa, dapat
diperoleh data bahwa materi aksara Jawa merupakan materi yang belum dikuasai siswa dengan baik. Menurut guru hanya sebagian kecil siswa di kelas yang
mampu membaca dan menulis aksara Jawa dengan baik, bahkan ada beberapa siswa yang belum bisa menulis aksara Jawa. Beberapa siswa yang belum mampu
menulis aksara Jawa berasal dari luar Jawa dan di daerah asal mereka tidak mempelajari bahasa Jawa. Pengamatan yang dilakukan dilapangan juga
menunjukkan bahwa pembelajaran aksara Jawa hanya berjalan satu arah atau
4
berpusat pada guru. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru tentang aksara Jawa. Guru menuliskan aksara Jawa dengan membuat tabel aksara Jawa
yaitu, tabel yang berisi susunan 20 huruf aksara legena. Siswa menyalin tabel aksara Jawa tersebut ke dalam buku catatan. Guru memberikan tugas kepada
siswa untuk berlatih menulis dengan menyalin kata berhuruf latin ke dalam aksara Jawa. Selain itu guru juga meminta siswa membuat kartu aksara Jawa namun
menurut guru media tersebut belum memberikan hasil optimal dalam meningkatkan kemampuan belajar aksara Jawa.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan bapak Muhammad Ridho, S.Pd. selaku wali kelas 4A dan ibu Fitri selaku wali kelas 4B diketahui sebagian
besar siswa kelas 4 tidak menguasai materi aksara Jawa dengan baik. Siswa mengalami kesulitan dalam menulis aksara Jawa sehingga banyak siswa yang
salah dalam menjawab soal menulis aksara Jawa. Nilai keterampilan menulis siswa juga masih belum memenuhi standar ketuntasan minimal. Menurut siswa
aksara Jawa memiliki bentuk yang hampir sama antar setiap huruf aksara Jawa sehingga mereka sering keliru dalam menulis huruf aksara Jawa. Siswa juga
mengalami kebingungan saat menulis aksara Jawa menggunakan sandhangan swara dan sandhangan panyigeg wanda. Siswa juga kurang rapi dalam menulis
aksara Jawa sehingga tulisan aksara Jawa mereka susah dibaca. Buku yang dikhususkan untuk materi aksara Jawa jumlahnya sangat
terbatas. Buku yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran aksara Jawa biasanya hanya buku teks, LKS, dan Pepak Basa Jawa. Materi aksara Jawa
dalam buku teks dan LKS tersebut disajikan dengan tabel aksara Jawa yaitu
5
berupa tabel yang berisi kedua puluh huruf aksara legena. Terdapat juga soal-soal latihan untuk menulis aksara Jawa berupa menyalin kata dan kalimat dari huruf
latin ke huruf aksara jawa serta sebaliknya. Tampilan pada kedua buku tersebut juga kurang menarik dan tidak bervariasi. Buku pegangan siswa yang lain yaitu
buku pepak basa Jawa yang menampilkan materi aksara Jawa berupa tabel-tabel aksara Jawa legena, sandhangan, pasangan dan angka-angka Jawa. Materi dan
latihan soal dalam buku pegangan sangat terbatas. Seharusnya ada buku yang dikhususkan untuk belajar menulis aksara Jawa mengingat buku latihan menulis
huruf latin dan huruf asing banyak ditemukan di toko-toko, sedangkan buku latihan menulis aksara Jawa sangat jarang ditemukan. Mata pelajaran bahasa Jawa
di sekolah juga hanya diberikan waktu dua jam dalam seminggu dan materi yang diberikan tidak hanya aksara Jawa tetapi banyak materi yang lainnya. Waktu
belajar aksara Jawa sangat kurang sehingga siswa dapat belajar tidak hanya di sekolah tetapi dapat mempelajari sendiri di rumah. Kegiatan belajar di luar
sekolah membutuhkan buku yang mudah dipahami dan dipelajari oleh siswa. Buku tersebut juga harus dapat membantu guru dan peserta didik dalam kegiatan
belajar mengajar. Materi ajar dalam buku hendaknya bersifat memandu siswa dan disajikan secara rinci dari pengenalan aksara Jawa sampai latihan-latihan menulis
aksara Jawa. Keterbatasan media yang digunakan serta penggunaan metode yang kurang
variatif memberikan dampak bagi motivasi dan prestasi belajar bahasa Jawa siswa kelas IV khususnya pada materi aksara Jawa. Oleh karena itu, diperlukan suatu
bentuk inovasi dalam pembelajaran aksara Jawa di SD. Inovasi dilakukan dengan
6
pengembangan buku latihan. Buku latihan merupakan salah satu bentuk media cetak yang berisi latihan-latihan guna meningkatkan kemampuan atau
keterampilan penggunanya dan digunakan secara periodik. Menurut Azhar Arsyad 2011:38 media cetak seperti buku memiliki beberapa kelebihan diantaranya
yaitu siswa dapat belajar sesuai kemampuannya masing-masing dan dapat mengulang materi secara mandiri. Buku latihan memberikan siswa keleluasan
berlatih secara mandiri dalam meningkatkan keterampilan siswa. Penggunaan buku latihan sangat fleksibel dan dapat digunakan dimana saja dan kapanpun.
Berdasarkan uraian diatas dan permasalahan yang ada, maka peneliti bermaksud untuk mengembangkan media yang layak digunakan dalam
pembelajaran aksara Jawa. Pengembangan buku latihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis aksara Jawa yang disesuaikan dengan
kurikulum, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan karakteristik siswa. Peneliti mengembangkan produk dari buku latihan menulis huruf alfabet dan arab
dengan metode menebalkan titik-titik sehingga membentuk huruf atau aksara. Buku yang dikembangkan dengan judul Ayo Gladhen Nyerat Aksara Jawa untuk
siswa SD kelas IV ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan siswa dalam menulis aksara Jawa. Oleh karena itu, penelitian yang
dilakukan berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Buku Latihan Ayo Gladhen Nyerat Aksara Jawa
untuk Kelas IV SD N Adisucipto 1”
B. Identifikasi Masalah