b. Gejala Emosional : pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas,
was-was, kuatir, mimpi-mimpi buruk, murung, mudah marahjengkel, mudah menangis, pikiran bunuh diri, gelisah, pandangan putus asa dan sebagainya.
c. Gejala sosial : makin banyak merokokminummakan. Menarik diri dari pergaulan
sosial, mudah bertengkar, membunuh dan lainnya. Menurut Tarupolo 2002 dalam Junita 2011 gejala-gejala stres kerja dapat
berupa letih dan lelah, kecewa, perasaan tidak berdaya, gangguan tidur, kegelisahan, ketegangan, kecemasan, cepat marah, kehilangan percaya diri, perasaan kesepian atau
keterasingan, makan terlalu sedikit, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi.
2.3.4. Dampak Stres Kerja
Rini 2002 menguraikan dampak dari stres kerja yaitu : a.
Dampak pada perusahaan Jika banyak diantara karyawan di dalam organisasi mengalami stres kerja,
maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Randall Schuller 1980 seperti yang dikutip Rini2002 mengidentifikasi beberapa perilaku negatif
karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi.Menurut peneliti ini stres yang dihadapi karyawan berkolerasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan
ketidakhadiran kerja serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja adalah :
1. Terhambat manajemen maupun operasional kerja.
2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
3. Menurunkan tingkat produktivitas
Universitas Sumatera Utara
4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan.
b. Dampak terhadap individu
Dampak stres kerja bagi individu adalah munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal.
1. Kesehatan
Stres menyebabkan kelenjar hipotalamus melepaskan hormon adrenalin dan kortisol melalui kelenjar adrenal. Hormon-hormon ini menyebabkan reaksi
metabolisme tertentu sehingga tubuh bereaksi untuk menghadapi sebuah situasi yang penuh tekanan dan tantangan. Reaksi ini meliputi peningkatan denyut jantung,
peningkatan tekanan darah, dan peningkatan produksi glukosa untuk meningkatkan pasokan energi serta menonaktifkan sementara sistem kekebalan tubuh dan sistem
pencernaan. 2.
Psikologis Stres yang berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran
yang terus menerus. Menurut istilah psikologi, stres berkepanjangan ini disebut stres kronis. Stres kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan
seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan. Akibatnya orang akan terus- menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan.
3. Interaksi interpersonal
Orang yang sedang stres akan lebih sensitif, oleh karena itu sering terjadi salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau
penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Selain itu, orang stres cenderung
Universitas Sumatera Utara
mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stres yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Akibatnya ia lebih
banyak menarik diri dari lingkungan, tidak lagi mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan, jarang berkumpul dengan sesama, lebih suka menyendiri, mudah
tersinggung, mudah marah, mudah emosi. Tidak heran akibat dari sikapnya ini mereka dijauhkan oleh rekan-rekannya. Respon negatif dari lingkungan ini malah
semakin menambah stres yang diderita karena persepsi yang selama ini ia bayangkan ternyata benar, bahwa ia kurang berharga di mata orang lain, kurang berguna, kurang
disukai, kurang beruntung dan lain sebagainya. Stres kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara karyawan
dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas emosi berpotensi menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu satu dengan yang lain.
2.4. Wanita Bekerja 2.4.1. Pengertian Wanita Bekerja