2.3.2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
Menurut Cooper dalam Rice1992 faktor penyebab stres kerja adalah : a.
Faktor kondisi pekerjaan 1
Lingkungan kerja. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi, dan menurunnya
produktivitas kerja. 2
Overload dibedakan dapat secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan
melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam “tegangan tinggi”. Overload secara kualitatif bila
pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan.
3 Deprivational stres yaitu kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang atau
tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung
unsur sosial kurangnya komunikasi sosial. 4
Pekerjaan beresiko tinggi. Jenis pekerjaan yang berisiko tinggi, atau berbahaya bagi keselamatan, misalnya pekerjaan di pertambangan minyak
lepas pantai, tentara, dan pemadam kebakaran, berpotensi menimbulkan stres kerja karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor stres karena peran
Sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar, khususnya para wanita yang bekerja dikabarkan sebagai pihak yang mengalami stres
lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya, wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Wanita sangat dituntut
perannya harus sebagai ibu rumah tangga yang baik dan benar sehingga banyak wanita karir yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah
dengan tuntutan dari dua sisi yaitu pekerjaan dan ekonomi rumah tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stres.
c. Faktor interpersonal
Hubungan interpersonal di tempat kerja merupakan hal yang sangat penting di tempat kerja. Dukungan dari sesama pekerja, manajemen, keluarga dan teman-teman
diyakini dapat menghambat timbulnya stres. Dengan demikian perlu ada kepedulian pihak manajemen pada karyawannya agar selalu tercipta hubungan yang harmonis.
d. Faktor pengembangan karir
Karyawan biasanya mempunyai berbagai harapan dalam kehidupan karir kerjanya, yang ditujukan pada pencapaian prestasi dan pemenuhan kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri. Apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan karyawan untuk berkarir, misalnya sistem promosi yang tidak jelas, kesempatan
untuk meningkatkan penghasilan tidak ada, karyawan akan merasa kehilangan harapan, tumbuh perasaan ketidakpastian yang dapat menimbulkan perilaku stres.
Universitas Sumatera Utara
e. Faktor struktur organisasi
Struktur organisasi berpotensi menimbulkan stres apabila diberlakukan secara kaku, pihak manajemen kurang mempedulikan inisiatif karyawan, tidak melibatkan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan, dan tidak adanya dukungan bagi kreativitas karyawan.
f. Faktor tampilan rumah-pekerjaan
Ketika pekerjaan berjalan dengan lancar, tekanan yang ada di rumah cenderung bisa dihilangkan. Bagi kebanyakan orang, rumah sebagai tempat untuk
bersantai, mengumpulkan dan membangun kembali kekuatan yang hilang. Tetapi ketika keheningan terganggu, bisa karena pekerjaan atau konflik di rumah, efek dari
stres cenderung meningkat. Menurut Handoko 2012 faktor-faktor yang menyebabkan stres kerja ada dua
kategori yaitu : a.
Di dalam pekerjaan on the job : 1.
Beban kerja yang berlebih. 2.
Tekanan atau desakan waktu. 3.
Kualitas supervisi yang jelek. 4.
Iklim politis yang tidak aman. 5.
Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai. 6.
Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab. 7.
Kemenduaan peran role ambiguity. 8.
Frustasi.
Universitas Sumatera Utara
9. Konflik antar pribadi dan antar kelompok.
10. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan.
11. Berbagai bentuk perubahan.
b. Di luar pekerjaan of the job
1. Kekuatiran finansial
2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak.
3. Masalah-masalah pisik.
4. Masalah-masalah perkawinan misal, perceraian.
5. Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal.
6. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara.
Menurut Hendriket. al. 1994 dalam Triaryati 2003 ada dua faktor penyebab stres kerja yaitu :
a. Wanita pekerja dipengaruhi oleh sumber stres yang biasa dihadapi oleh laki-laki
seperti beban kerja yang berlebihan, overskills atau underutilization skills kebosanan kerja, hubungan dengan pasangan atau anak, dan masalah keuangan.
b. Sumber stres yang kedua bersifat unik dan berasal dari pekerjaan atau di luar
pekerjaan. Yang berasal dari pekerjaan mereka seperti kebosanan, rendahnya tingkat kekuasaan, permimtaan yang tinggi dalam pekerjaan, dan sedikitnya
promosi yang diberikan. Sedangkan yang berasal dari luar pekerjaan seperti kekhawatiran terhadap usia, ketidakpuasan terhadap kehidupan perkawinan, peran
utama dan tanggung jawab wanita dalam mengatur rumah tangga dan keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
Siagian 1995 dalam Triaryati 2003 menyatakan bahwa salah satu sumber stres yang diderita wanita yang bekerja adalah faktor individu dan masalah keluarga
yang berkaitan dengan usaha membina keharmonisan rumah tangga mereka. Hal ini sejalan Namayandeh 2010 menjelaskan bahwa setiap individu yang mempunyai
ragam latar belakang kehidupan pribadi berbeda-beda dapat berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja karyawan karena faktor-faktor dalam kehidupan pribadi
individu tidak dapat lepas dari lingkungan kerja dimana ia bekerja.
2.3.3. Gejala-gejala Stres Kerja